Chereads / kok gini? / Chapter 31 - part 30) sok dewasa

Chapter 31 - part 30) sok dewasa

Ini sudah terhitung tiga hari sejak rosi mengurung diri nya di kamar . semuanya terasa dingin. Keseharian nya hanya melamun di atas ranjang nya dengan keadaan yang pasti jika sekali lihat pun orang-orang tahu jika rosi ini 'sakit'.

Lingkaran hitam di bawah matanya membuktikan rosi sulit tidur. Bibir dan wajah pucat nya jelas mengatakan jika dia mengabaikan diri nya sendiri akhir-akhir ini. Terakhir sorot matanya kosong, pupil coklat tua nya seolah-olah menceritakan nya yang sendiri, lemah, sedih dan kekusutan seisi hatinya. Hanya isi kepalanya yang begerak seolah menjelajah waktu.

Heummm…kali ini gue buktiin sekali lagi mana yang katanya orang-orang bilang kalo ada yang pikirannya kosong melamun gini gampang dirasukin?

Kemarin, uncle udah meriksa gue setiap pagi dan sore, hihhh!. Memang semenyeramkan dan semenyedihkan itulah gue rosi Roseanne. Cewek yang katanya itu setengah asik setengah dingin. Yaa kelihatanya begitu bukan? Sepertinya kata banyak orang.

"kenyataan nya gue Cuma cewek gila. Yang Cuma karena ditinggalin mati sama cowok bisa sampe se-gak waras ini. Ya, Semurah itu gue"

"tapi apa iya? Kalo dia masih hidup gue gak akan dibilang cewek murahan? Karena nyatanya dia hidup pun gue bakal dianggep sok mahal karena bisa-bisanya gue nyakitin dia yang sesempurna itu. Sok-sok an selalu nolak dia yang setiap hari bikin gue tertawa, merasa dimengerti, merasa dilindungi dan merasa dipercaya. sebenernya masih banyak yang gak bisa gue rinci. Karena dia itu bener-bener jadi matahari, bulan, dan bintang . mungkin ini lebay tapi dia itu malam, pagi dan sore nya gue juga"

"andai cowok brengsek itu gak ngebunuh dia. Pasti---pasti! dia bakal tetep bareng gue. Tetep bikin gue tertawa lepas meski dia punya banyak beban. Meski dia selalu tertekan. Meski dia----dia gak sekuat yang di pikirkan banyak orang . "

"padahal gue udah bilang stop buat baik sama gue yang selalu nyakitin dia, stop buat tetep jadi cowok sok kuat, stop jadi pelindung gue yang harusnya dia yang gue lindungin, stop buat terlihat sok kuat"

Tapi dengan senyuman lebar dia selalu ngomong gini ke gue.

"gue itu cowok, kata papa sebagai cowok gue harus kuat, gue harus bisa membanggakan, harus berani mengorbankan diri sendiri dan yang terakhir papa bilang kalo gue gak boleh nangis sedikitpun seberapa sakit nya itu".

Yaa, itu yang dia bilang ke gue.

Kenapa ayahnya selalu menekan nya jadi cowok yang berlebihan palsu seperti itu?. Andai saat itu gue dah lebih dewasa gue pasti bakal lindungin deka dari keluarga yang bak neraka itu.

Keluarga yang tak pernah menyambut deka jika deka pulang tanpa membawa hal kebanggaan, rumah yang bahkan gak bisa gue sebut rumah meski deka menyangkal nya. Keluarga yang gak menerima deka apa adanya yang selalu memaksa deka menjadi manusia sempurna. Meski di dunia ini tak ada yang Namanya sempurna kecuali sang pencipta.

Apa cowok kayak deka itu bukan manusia?, kenapa dia harus terlihat kuat meski enggak, kenapa dia harus menahan tangisnya meski sakit, kenapa dia harus mengorbanin diri sendiri demi orang? Yang bahkan orang itu sama sekali gak berterima kasih kayak gue misalnya ?

Kenapa dia harus sebaik itu?... dia sudah sukses bikin semua orang menyesal karena pernah menyianyiakan nya. Menyesal karena mengabaikan, menyesal karena pernah menyakiti meski dia bilang gak ada satupun hal di dunia ini yang nyakitin dia.

Tapi semua orang juga tahu, bahwa sebegitu banyaknya orang yang membuatnya jatuh meski ia segera berusaha bangkit lagi. Meski ia sebegitu keras nya menghapus bekas ataupun luka saat ia terjatuh.

DIA HARUSNYA GAK SEKUAT ITU!, DIA CUMA BOCAH UMUR EMPAT BELAS TAHUN. GAK SEHARUSNYA DIA SEDEWASA, SEKUAT, DAN SESABAR ITU!!!...

"ann kamu juga sok-sokan kuat lohh! . Kita ini ternyata satu spesies ya hahaha!, ya gak ann? Kita selalu menutupi wajah asli dengan puluhan topeng. Yang bikin orang lain hanya bisa melihat kita sekali pandang dan menyimpulkan. Gue punya alasan untuk topeng itu begitupun semua orang. ya kan?,���

dia bilang gitu pas kami berdua lagi kerja kelompok. Dan hal itu bikin gue sama sekali gak focus dengan tugas matematika yang harus diselesaikan. Tubuh dan otak gue tak bergerak, seolah waktu dihentikan meski hati gue terus saja diporak-porandakan.

"tapi deka, topeng yang lo pake itu hampir menyatu dengan wajah asli lo. Lo itu----lo-----lo...terlalu pandai menggunakan topeng, lo terlalu hebat buat semua orang percaya kalo lo baik-baik aja kalo lo bahagia" gue memberanikan menatap langsung deka lekat-lekat, dari banyak sisi mungkin kami terlihat akan berciuman.

"ehhhh!, ngapain kalian. Awas lo ya! Deka berani-berani nya lo mau molosin adek cewek gue!" tiba-tiba kepala gue didorong menjauh oleh bang Chandra dari belakang. Oh ya ini sebenernya kerja kelompok gue dan mark. Tapi deka yang udah sma bantuin gue dan mark.

"sipppp!, lah bang molosin ann mah nanti aja kalo gue dah sukses dah dewasa kalo sekarang mah gue belum bisa apa-apa" ucap deka jenaka.

Setelah tak lama Chandra pergi deka mendekatkan dirinya dengan rosi. "tapi---ann gue selalu bahagia kok, gue juga baik-baik aja. Gue kan matahari, bulan dan bintang nya lo….hahahah….udah ih jangan merona gitu pipinya tar gue ikutan baper gimana?"

Yaa begitulah deka, cowok pintar, baik, cowok yang walau usianya beda jauh dari gue tapi dia bisa mengimbangi gue. Cowok jenaka yang selalu bikin gue ketawa walau gue dulu pada awalnya selalu menampik dia.

Yang tanpa sadar dahulu dia yang satu-satunya bisa membuat gue hampir seluruhnya menghilangkan sifat dingin dan gak pedulian gue. dia yang bisa membuat gue melihat dunia dengan senyum juga tawa terbaik meski hanya sementara juga jika topeng nya itulah yang tertawa. Karena sejujurnya dia sedang menahan sakit di dalam jantung nya ketika ia tertawa berlebihan.

"gue itu dah biasa. Sakit gini mah gak papa kali. Udah sejak lahir juga jadi mau sesakit apapun juga gue harus senyum bukan?...apalagi sekarang gue bahagia lebbbihhh dari hari-hari biasanya"

Gue berusaha mengenyahkan perkataan nya tetang kesakitannya. " emang lo bahagia kenapa?"

Deka merangkul pundak rosi " nih ya, ann…gue itu tiap hari bahagia gue semakin nambah. Apalagi kan setiap liat lo gue bangga akan diri sendiri. Karena….

"karena apa dek?"

"karena…yaa karena gue dah berhasil bikin lo yang seorang Rosi Roseanne cewek dingin, irit bicara tapi kalo sekalinya bicara bikin nyelekit, rosi roseanne yang bisa gue taklukan hahaha"

"akhh----akkhhh----sakit ann !" tiba-tiba saja deka mendapatkan cubitan dari rosi dipinggang nya.

"yaa, abisnya lo sih aneh-aneh mulu." Ucap rosi.

Semua orang mengatakan kisah nya dan deka saat itu tertalu lebay, berlebihan, teralu cringe, kisah cinta anak kecil memang membuat bulu kuduk berdiri.

Untung saja rosi sudah kebal, karena kisah nya dahulu tak mudah dan tak sepele. Jika kalian menjadi rosi mungkin kalian tak akan memandang rendah rosi karena kalian akan merasakan apa yang dirasakan rosi saat itu. Sakit, bahagia, semua itu tak kekal. Silih berganti menghampiri hatinya. Hidup akan terasa bak permen nano-nao, kadang asam, kadang manis, kdang tawar, kadang asin, ataupun sela-sela pahit yang akan dirasakan.

Dan rosi saat itu masih berusia tiga belas tahun dengan psikologis berusia tujuh belas tahun. Yaa usia psikologisnya memang sebegitu dewasa nya seperti yang diberitahu mark pada kisah nya. Rosi kecil sangatlah dewasa. Itulah kenyataan nya. Walau banyak yang sulit tuk percaya tapi sekali lagi ditegaskan itulah kenyataan nya. Rosi tak sekanak-kanakan yang terlihat selama ini. Hidupnya begitu rumit.

Aku harap kalian yang membaca ini jadi tahu pandangan dan kisah orang lain. Sehingga kalian dapat lebih menghargai posisi orang lain di sekitar kalian. Mungkin kalian memang tak mengalami hal yang dialami rosi tapi disini kita mungkin diberi kesempatan ikut merasakan sedikit dari hidup seperti rosi, manusia bertopeng hebat lainnya. Salah satu gadis fantasi bertopeng yang ikut hidup diantara kalian semua. Ia hidup karena harapan, keinginan, juga gambaran. Hargai lah hidupnya dengan itu kalian juga bisa ikut menghargai hidup orang-orang di sekitar kalian dari hal-hal kecil lainnya.