Huftttt….
Helaan nafas terhembuskan dari seorang mark, ia menatap sendu ke arah kakaknya yang langsung berlari menuju kamarnya begitu motornya sampai di gerbang besar depan rumahnya dan membanting keras pintu kamar dengan berbagai stiker tempel karakter itu.
Mark mengambil sepasang sepatu rosi yang belum sempat kakaknya simpan itu ke rak khusus alas kaki. Mark melangkahkan kaki nya ke dapur dan membuka kulkas empat pintu itu lalu mengambil sebuah kaleng soda dan meminumnya. Mark ingin membantu rosi dengan masalah kakak nya itu, tapi mark tahu ia tak bisa membantu apa-apa. rosi butuh waktu sendiri. Dan mark mengerti itu
Mark tiba-tiba teringat sesuatu.
Krekkkkk... mark meremas keleng soda yang sudah habis diminumnya.
Cihhh…juna kooreldi…seberani itu ya? Lo nyebut nama si bangsat itu!!!.
Mark berjalan penuh emosi menghampiri motornya yang terparkir di taman depan rumahnya. Apa yang akan dilakukan mark? Mark akan membuat perhitungan dengan juna. Berani-beraninya cowok itu mengucapkan hal yang dapat membuat kakak kesayangan nya menangis.
Sementara rosi,
Tubuh kecilnya beringsut di bawah kasur. Kedua kaki nya tak sangup untuk dibawa melangkah lebih jauh lagi.
Hiks…hikksssss…hiksssss…
"de…deka maafin aku …"
Hati rosi yang sudah susah -susah disatukan kembali kini rasanya akan menjadi kepingan-kepingan lagi.
Mengapa sebegitu sulit nya rosi melepaskan perasaan nya dari deka? Apa dosa pada kehidupan sebelumnya sangat banyak? Rosi positif dahulu Ia menjadi dayang berbisa yang meracuni permaisuri kesayangan kaisar kemudian merebut posisi menjadi permasuri.
Dan balasannya di kehidupannya sekarang rosi merasakan déjà vu yang begitu menyiksa ini. Tak semua kenangan yang ingin diulang menyenangkan bukan? Hukuman déjà vu kenangan buruk akan menjadi hukuman yang sangat cocok untuk penjahat. Dapat menyerang akal juga fisik.
Gue menarik-narik rambut tak berarahan. Menunduk dalam-dalam pada lipatan kaki yang terus bergetar.
Air mata terus saja turun deras, gue pastiin kalo mata gue bengkak gue gak akan mau berangkat ke sekolah. Asli beneran. Apalagi orang-otrang yang hobinya gosiipin hidup orang mulu.
Gue gak mau dibilangin gak bisa move on dari orang yang udah mati. Gu gak mau ada siapapun lagi yang ungkit-ungkit mereka, GUE GAK MAU!!!!
Tiba-tiba rosi melihat banyak kejadian masa lalu yang seolah-olah ditayangkan kembali di depannya matanya.
"gue panggil lo anne aja ya? atau anna aja? biar tar gue yang jadi christoff nya gimana hahaha…tar migo yang jadi olaf nya hahaha"
"apaan sih lo? anak baru gaje amat. Sana jauh-jauh lo"
"lo kalo jadi pacar gue insyaallah lo bisa hidup hedon. Dah makanya terima gue jadi pacar sekaligus suami lo nanti gimana mau?"
"dih, apaan sih lebay lo! Jijik tauk dengernya"
"yaudah cepet!, mau jadi pacar gue gak?"
"dih maksa, iya gue mau"
"gimana seblak buatan gue enak kan? Kalah lo mah !, yaudah tar pas gede gue jadi chef aja gimana?"
"wleeeee…huh! makanya cepet ngerjainnya ini gue dah mau selesai loh!"
"kita masih smp gak boleh cium-ciuman tahan aja oke!, takutnya kalo gue bukan suami lo nanti. Gue gak bisa tanggung jawab buat ngembaliin first kiss lo. Biar first kiss lo jadi bonus buat suami lo"
"dih siapa juga yang mau ciuman sama lo sih dekaaaa!"
"ARGHHHHH…HIKSSS…HIKSSS…BERENTI DEKA!!!" rosi tambah mengencangkan tarikan pada rambutnya. Entah sudah berapa banyak helai rambutnya yang tercabut.
"gak kok ann, ini gue nya yang emang cari masalah bukan migo"
"terus aja belain kembaran lo yang gak tau diri itu"
"ann, gue seharusnya gak ada. kalo hidup gue cuma jadi masalah buat migo aja ya?, gue rasa mama dan ayah dah keterlaluan banget sama migo. Padahal vas bunga itu gue yang buat pecah bukan migo"
"pliss stop deh deka! Jangan lo bela-belain migo adek lo yang idiot itu!!! Adek lo itu Cuma bisa bikin onar dimana-mana. Dia yang harusnya kena kanker bukan lo"
"STOP!...STOP!...BERENTIII DEKAA!...BERENTI HIKS…HIKS…." rosi beteriak terisak-isak memohon agar semua potongan masa lalu itu berhenti memutari kepalanya.
kaset rusak yang mengeluarkan tape rekaman suara decitan yang terus berulang-uang dalam jangka pemutaran yang panjang.
"cih! mending lo sama gue aja. Apa yang lo mau sih dari si deka? Penyakitan gitu lo mau"
"BANGSAT!!, YANG NYUSAHIN ITU LO. LO GAK ADA GUNA NYA SAMA SEKALI. LO KAN YANG BIKIN DEKA JADI PENYAKITAN KAYAK YANG LO BILANG? HUH BAJINGAN LO!"
"ann, berenti!!!, gue gak suka cewek yang sedikit-dikit main kasar gini!"
"ohh yaudah urusin aja migo, adek lo yang idiot ini"
Seluruh potongan-potongan itu terus saja membayanginya. Rosi sungguh tak kuat. Ia bangkit tertatih mendekati sebuah cermin full body yang berada di sudut kamarnya.
PRAK....PRAKKKKK...���SREKKKKK….
Tubuh gemetar nya terjatuh begitu saja. Rosi menatap cermin nya yang udah retak dimana-mana akibat pukulan tangan kanan dan kiri nya.
Buku-buku tangannya sedari tadi mengeluarkan darah segar. Pecahan cermin dirasa menggores pipi kanannya.
Hiks…...hiks…...hiks…. rosi terisak-isak. Ia meringkuk tak berdaya. Baru sekarang dirasanya tangan nya seolah-olah hancur. Pipinya tersa terkoyak sesuatu benda tajam seiringan dengan kepalanya yang terus bergetar menahan isakan yang semakin membuat rasa sakit itu menjadi-jadi.
Familiar dengan adegan ini?
Bukan kah ini adegan yang biasanya banyak dilakukan oleh orang dengan umur yang jauh dewasa dari rosi?...
Banyak orang melupakan bahwa kami, bukan lah remaja yang suka melebih-lebih kan suatu masalah atau gampang membawa-bawa perasaan.
Tapi kebanyakan orang lebih lupa lagi akan . Orang seusia rosi yang kadang merasa hal yang dilakukannya tadi itu masih kurang untuk mengalihkan rasa sakit pada hatinya.
Rosi melakukan hal tadi bukan karena putus dengan pacarnya, tidak…
Tapi lebih tragis dari itu, pada usia nya yang begitu muda dia merasakan sakit yang begitu dalam.
Semua ini salah migo, si idiot brengsek itu yang membuat deka menyerah. Dan membuatnya harus pergi begitu saja.
"ann, jangan pernah benci sama migo yaa!. Kalo lo benci migo gue gak bakal suka"
"sekalipun lo tau dia sering ngelukain gue. Tapi gue percaya kalo dia sebenernya baik kok, dan lagi gue itu udah hidup bahagia jadi lo jangan khawatirin gue lagi. Gue dah cukup. kalo lo sayang banget sama gue tar ruang di hati gue kepenuhan gimana?, tar kalo meledak gimana?"
Suara lirih seseorang itu masih bisa masuk pada gendang telinganya dan membuat otaknya harus merekan suara itu. Entahlah ini hanyalah halusinasi atau bukan.
Lama-kelamaan rosi meraskan kedua kelopak matanya yang mulai memberat. Tak lama sepasang kelopak mata itu benar-benar tertutup rapat.
Menyisakan rosi yang terbaring lemah tak sadarkan diri. Seisi kamarnya yang berantakan, pecahan kaca yang menyebar di mana-mana. Dan jangan lupakan bau anyir dari kedua belah tangan rosi yang terus saja mengeluarkan darah.