Seorang perempuan dengan gaun hitam terlihat berjalan di sebuah lorong panjang dengan pencahayaan temaram. Gaun itu berlengan panjang yang melekat menutupi tubuh nya dari leher hingga pinggang lalu rok gaun itu mengembang dan menjuntai ke bawah hingga ujung gaun itu menyapu lantai ketika wanita itu berjalan menyusuri lorong dengan pelan.
Tangan perempuan itu menyusuri tembok ketika ia berjalan, jemari nya terlihat panjang dengan kuku – kuku dicat berwarna merah darah. Rambut nya yang panjang terlihat bergerak seiring gerakan nya sambil bersenandung.
Hush, little Baby, don't say a word,
Mama's gonna buy you a Mockingbird.
And if that mockingbird don't sing,
Mama's gonna buy you a diamond ring.
And if that diamond ring turns brass,
Mama's gonna buy you a looking glass
And if that looking glass gets broke
Mama's gonna buy you a winter cloak
And if that winter cloak's too cold
Mama'a gonna buy you a pile of gold
And if that gold was stolen too
Mama's gonna go to jail for you
So hush little baby dont's say a word
Mama's gonna kill for you
The whole
Damn
World
Dia bersenandung sebuah lagu pengantar tidur. Suara nya terdengar mengalun lambat dan menakutkan. Aura menakutkan terasa tiap kali perempuan itu bersenandung tapi wajah nya menyunggingkan senyum. Senyum yang sanggup menyeret seseorang dari mimpi indah ke dalam mimpi buruk yang mengerikan.
Perempuan itu memasuki sebuah kamar. Di kamar itu terlihat banyak boneka berjejer. Dia berjalan pelan mengitari ruangan itu. Tanpa ia sadari sepasang mata kecil berwarna hijau jernih mengawasi nya dengan sorot ketakutan di mata nya. Sepasang mata itu terlihat bersembunyi di sebuah sudut yang gelap. Mata nya melirik tangan kecil nya yang memeluk sebuah boneka kelinci kecil berwarna putih yang sudah usang dan sudah memudar warna putih nya.
Mata hijau itu mengawasi ketika gaun hitam perempuan itu berjalan melewati tempat persembunyian nya. Tubuh nya bergetar ketakutan. Itu adalah mata seorang anak kecil berusia sekitar 8 tahun. Jantung nya sudah berdetak kencang didera ketakutan ia akan tertangkap perempuan itu.
"Baby, where are you? Ayo bermain bersama mama". Perempuan itu berkata lembut. Tapi suara itu bagai lonceng kematian bagi si anak yang sedang bersembunyi tersebut.
Anak itu makin mengetatkan pelukan nya pada boneka kelinci kecil itu. Hingga tiba-tiba perempuan itu bergerak menurunkan tubuh nya dan berjongkok di samping ranjang. Dan tiba – tiba ......
"Gotcha!" Perempuan itu menyeringai menyeramkan ketika ia melihat anak yang ia cari sedang terpojok di bawah ranjang yang gelap.
"Aaaaaaaahhhhhh!!!!!". Anastasia berteriak dengan jantung yang berdetak kencang dan dada naik turun mengatur napas. Ia seperti berlari dengan kencang tanpa henti. Tangan nya mencengkram erat selimut yang menutupi tubuh nya. Keringat dingin sebesar biji jagung menetes satu persatu dari tubuh nya terutama kening nya. Napas anastasia memburu. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk hati nya bersamaan. Sakit tapi tak berdarah.
Mimpi itu lagi.
Ana memaksakan diri nya duduk bersandar pada kepala ranjang. Tangan nya bergerak menopang tubuh nya yang selalu terasa lemas setiap kali ia mimpi buruk. Mimpi yang sama berulang kali selama ini. Dia melihat sisi nakas sebelah kanan nya. Biasa nya ia menyimpan segelas besar air di nakas sebelum tidur. Kebiasaan nya jika sedang mimpi buruk pasti membuat nya haus. Tapi ia ingat ini bukan kamar nya di panti asuhan. Akhirnya Ana menyibakkan selimut dari tubuh nya.
Ana haus dan harus minum. Itu berarti ia harus keluar kamar dan pergi ke dapur. Dengan terpaksa ana berjalan keluar kamar. Dia menuangkan air dari dispenser ke gelas yang ia dapat dari lemari kitchen set. Ia menenggak nya pelan. Ana melihat sekeliling dapur. Dia biasa nya akan kesulitan tidur bila sudah bermimpi buruk seperti itu. Ketika di panti asuhan, ana akan mengalihkan rasa tertekan dari mimpi buruk itu dengan membuat kue di dapur. Tapi ini bukan panti asuhan. Dan ini juga bukan dapur nya. Apakah lelaki bernama Akira itu akan menginjinkan nya menggunakan dapur nya? Lelaki itu bahkan tidak ada di rumah.
Meletakkan gelas minum di atas kitchen island, ana mengedarkan pandangan nya ke sekeliling dapur. Sesuatu tiba-tiba muncul di kepala nya. Ia tahu setelah ini Akira pasti akan marah besar. Tapi Ana benar-benar tidak ingin tidur kembali. Dan ia harus memasak kue. Karena hanya itu obat yang ia tahu. Baking and baking seperti yang Tristan ajarkan pada nya dulu tiap kali ia bermimpi buruk.
Ah... ia jadi merindukan Tristan.
*****
Dapur di rumah ini begitu mewah di mata polos Anastasia. Dia mencoba membuka – buka isi kulkas dan lemari penyimpanan di kitchen set tersebut. Dapur dengan design futuristik ini memiliki peralatan lengkap dan bahan – bahan makanan yang cukup lengkap. Ana kira seorang bujangan yang tinggal sendirian seperti Akira akan bersikap masa bodoh dengan dapur dan bisa dipastikan dapur hanya hiasan saja karena isi nya sudah pasti kosong. Ternyata Ana salah. Perempuan itu hanya tidak tahu saja kalau Akira adalah seorang koki untuk diri nya sendiri. Dengan dapur seindah ini dan peralatan memasak selengkap ini juga bahan makanan yang sangat lengkap ini, semua itu pasti bisa membuat Ana menghasilkan banyak kue – kue dari resep – resep kue yang ia modifikasi sesuai selera nya.
Mata Anastasia berbinar ketika ia menemukan telur, gula dan lemon. Ia mengambil semua bahan itu dan menaruh nya di meja dapur. Dia mengingat – ingat sebentar seperti nya ada satu bahan yang kurang. Ah ia baru ingat, ia butuh vanila extract. Dan Ana mencari kembali di dalam kulkas, syukur lah Akira memiliki vanila extract yang tinggal sedikit tapi seperti nya itu cukup. Melihat semua bahan – bahan itu ia jajarkan diatas meja dapur. Ana jadi bersemangat. Ia akan membuat kue meringue kisses.
Dengan tersenyum ana mulai membuka – buka lemari di kitchen set yang tidak ia ketahui isi nya. Dia mencari barang – barang yang ia butuhkan untuk membuat kue kecil dan cantik itu. Tanpa ia duga ia malah menemukan beberapa botol kecil pewarna makanan dengan berbagai warna. Ana tersenyum semakin lebar. Ia salut pada Akira yang memiliki perlengkapan memasak selengkap ini. Apa orang itu memiliki koki di rumah nya? Mungkin koki itu pulang dan pergi setiap hari.
Dasar orang kaya! Makan saja harus panggil privat chef. Cibir Ana dalam hati.
Ana mulai dengan memecahkan telur dan memisahkan antara putih telur dan kuning telur nya. Ia hanya memakai putih telur nya. Ia menjerang air terlebih dahulu dengan panci kecil. Karena nanti ia harus mengocok telur dan gula bersamaan diatas panci yang berisi air panas. Setelah kocokan telur dan gula itu mulai kaku ia menambahkan vanila extract dan perasan jeruk lemon. Setelah adonan kaku sempurna, ana membagi nya ke dalam mangkuk – mangkuk kecil untuk diberi pewarna makanan. Kemudian ia mengatur semua meringue itu ke dalam plastik piping bag yang sudah diberi spuit di ujung nya.
Ana mempersiapkan baking tray sambil memanaskan oven, dia mulai mencetak meringue kisses buatan nya diatas baking tray. Ana tersenyum ketika melihat kue meringue kisses buatan nya selesai ia panggang. Kue kecil yang cantik itu berwarna seperti pelangi maka nya ia menyebutnya rainbow meringue kisses. Bentuk nya dari atas jatuhan butir – butir hujan tapi dasar nya berbentuk seperti bintang berwarna pelangi.
*****
Akira memarkir mobil nya di parkiran apartment mewah nya. Ia menghela napas sejenak. Memikirkan apa yang terjadi di club bersama Sergio dan Hugo membuat kepala nya terasa berat. Dia memijit pangkal hidung nya. Memikirkan perubahan hidup nya yang drastis dan tindakan impulsif nya menikahi wanita yang belum ia cari tahu latar belakang nya, benar – benar seperti bukan diri nya saja.
Akira melirik sekilas jam tangan di pergelangan tangan kiri nya. Waktu menunjukan sudah pukul 2 pagi. Perempuan itu pasti sudah tidur. Dia keluar dari mobil lalu mulai menaiki lift yang terhubung langsung dengan unit apartemen nya. Ketika ia berdiri di depan pintu unit apartemen nya, terdengar suara dari balik pintu kamar nya. Akira yang terbiasa siaga, mulai membuka pintu tanpa suara. Dia melangkah hati – hati ke dalam rumah tanpa suara. Ketika ia sudah berada di dalam ternyata suara – suara itu berasal dari dapur rumah nya.
Akira berdiri di sudut yang cukup gelap sehingga Ana tidak akan menyadari keberadaan nya. Lampu di rumah ini tidak semuanya perempuan itu nyalakan. Hanya bagian dapur yang terlihat terang benderang. Dari tempat ia berdiri, Akira bisa melihat aktivitas Anastasia yang sedang mencuci barang – barang yang seperti nya ia gunakan untuk membuat sesuatu.
Perempuan itu mencuci piring sambil bersenandung, entah lagu apa yang ia senandungkan, Akira tidak tahu. Akira masih berdiri dalam diam. Dia memperhatikan setiap detail gerakan anastasia. Perempuan itu terlihat menaruh hasil cucian nya agar tetes – tetes air dari sisa hasil mencuci piring itu turun dengan sendiri nya karena pengaruh gravitasi bumi dan memang sudah sifat bawaan air yang mengikuti daerah yang lebih rendah, maka tetes – tetes air itu akan kembali ke lubang saluran pembuangan dengan sendiri nya.
Perempuan itu juga ternyata sedikit jorok, ia mengelap tangan nya yang basah ke baju tidur yang ia pakai. Akira jijik sekaligus geli melihat nya. Tiba – tiba bunyi oven terdengar. Oven itu berdenting nyaring. Dan Anastasia terlihat tersenyum lebar. Ia mengeluarkan bakin tray dari dalam oven yang panas itu dengan menggunakan sarung tangan masak.
Bau harum yang manis menyapa indra penciuman Akira. Seperti nya perempuan itu sedang membuat kue. Akira tergelitik untuk mendekat. Dari jarak pandang nya Akira bisa melihat kue itu berbentuk kecil – kecil dan terlihat bergradasi warna seperti pelangi. Wangi kue ini entah mengapa menggugah rasa penasaran Akira untuk merasakan rasa lezat dari kue kecil tersebut. Dia melihat Anastasia mengambil satu kue yang sudah mulai mendingin itu dan mulai mencicipi nya.
"Kau ternyata pintar memasak?"
*****
Anastasia senang sekali hasil masakan nya berhasil dengan sempurna. Setelah mendinginkan kue meringue kisses nya, Ana mengambil satu untuk ia cicipi. Kue kecil itu terlihat cantik dengan warna – warna pelangi nya yang lembut. Dari atas terlihat seperti tetes air hujan yang jatuh, lalu ana mengangkat nya dan melihat dasar kue itu justru berbentuk bintang. Ana mengambil satu butir kue dan menggigit setengah nya ketika tiba-tiba sebuah suara yang berat dan dalam terdengar di belakang nya.
"Kau ternyata pintar memasak?". Suara itu digaungkan dengan datar dan biasa. Tapi karena terkejut, anastasia tersentak dan tanpa sengaja malah menggigit ujung lidah nya terlalu keras.
"Aah!" Dia spontan menutup mulut nya yang terluka.
"Ma.. maafkan aku tanpa ... tanpa ijin memakai dapur anda, pak". Ucap Anastasia gugup sambil meringis.
Dengan gerakan cepat bahkan tanpa Anastasia sadari, Akira sudah berjalan tanpa suara dan berdiri tepat di samping nya.
"Tunggu sebentar, Anastasia". Jemari Akira mencengkram lengan anastasia yang bergeming di tempat nya karena terlalu terkejut.
"Hah?" Ucap nya pelan dan ragu. Anastasia menoleh, memandangi jari kokoh yang mencengkram lengan nya dan merasa ngeri. Dia tahu bahwa dia salah. Dia sudah menduga bahwa dia akan segera dihukum setelah ini. Ketakutan mulai merayapi hati nya.
"Buka mulut mu. Aku ingin melihat luka mu". Ucap Akira lembut hampir seperti bisikan.
"Aku tidak apa – apa. Ini hanya luka kecil". Anastasia menjawab cepat. Dia merasa tidak nyaman dengan keintiman yang dipaksakan itu. Apakah lelaki ini tidak sadar kalau posisi mereka saat ini begitu dekat. Akira berdiri disamping nya lengan kiri lelaki itu bahkan masih mencengkram lembut lengan nya. Tangan kanan Akira bahkan bergerak ingin meraih dagu Anastasia, tapi perempuan itu sengaja mengalihkan pandangan nya. Menolak dengan halus bantuan Akira pada nya.
Sayang nya Akira tidak menerima penolakan. Mata nya menyorot tajam ketika dilihat nya Anastasia justru mengalihkan perhatian. Melihat itu bibir Akira mengeluarkan perintah tak terbantahkan.
"Buka mulut mu, Anastasia. Atau kau lebih suka aku buka paksa dengan menggunakan bibir ku? Aku tidak keberatan melakukan nya". Ucap Akira dengan nada mengancam dan sedikit mengejek di kalimat nya.
Wajah Anastasia memucat mendengar ancaman mengerikan itu. Dan mau tidak mau dengan enggan Anastasia membuka mulut nya perlahan.
Mata Akira menatap lidah anastasia dalam. Di ujung lidah itu terlihat memerah akibat gigi yang terlalu keras menggigit. Mungkin setelah ini akan menjadi sariawan karena peradangan yang biasa terjadi akibat tubuh yang berusaha memberi sinyal pada otak.
"Rasa nya pasti sakit". Bisik Akira lembut dengan nada yang tidak pernah di dengar oleh Anastasia sebelum nya. Diri nya tidak menyangka bahwa Akira Toda yang dilihat nya selama ini yang biasa nya selalu terlihat dingin dan kaku bahkan bersikap kasar dan pemaksa ternyata mampu mengeluarkan suara selembut itu.
Sekali lagi Anastasia menggelengkan kepala untuk memberikan jawaban sekaligus berusaha mengusir perasaan aneh yang mulai merayapi hati nya akibat sikap lembut Akira yang tiba-tiba.
"Sudah tidak sakit lagi". Anastasia mengatupkan bibir nya ketika tiba-tiba akira menundukkan kepala seolah memperhatikan lekat bibir nya yang merah muda. Anastasia yang merasa tidak nyaman dengan kedekatan tubuh mereka, menarik kepala nya perlahan.
Akira melihat gesture penolakan secara halus dari Anastasia. Akira menatap Anastasia dengan mata hitam nya yang segelap malam sebelum dia menegakkan kembali tubuh nya. Anastasia menatap kue kecil berwarna pelangi itu yang tampak begitu menggoda dan nikmat. Seolah kue kecil itu menggoda siapapun yang melihat nya untuk mencicipi dan menikmati rasa nya.
Aroma kue yang sudah matang itu menguar sangat harum memenuhi dapur. Perpaduan antara gurihnya putih telur dan manis nya gula serta harum nya vanila ketika dipanggang ditambah kesegaran dari aroma lemon yang berbaur dengan cantik nya warna – warni dari pewarna makanan. Membuat kue kecil rainbow meringue kisses ini sangat menggoda.
"A...apa kau mau?" Anastasia menawari Akira dengan gugup.
Dengan penuh rasa ingin tahu, jemari Akira bergerak mengambil satu buah kue yang sudah dipindahkan Ana ke piring kecil dan kemudian menyuapkan ke dalam mulut nya. Rasanya tidak begitu manis tetapi terasa pas di lidah nya. Perpaduan gurihnya telur dan manis nya gula itu langsung melumer di dalam mulut nya. Kue kecil itu terasa nikmat belum lagi ada jejak lemon yang segar dan wangi nya vanila. Hal itu meninggalkan rasa menyenangkan seluruh rongga mulut nya.
Anastasia memperhatikan Akira yang sedang mencicipi kue itu dengan harap – harap cemas. Ekspresi wajah Akira yang datar tidak menunjukkan riak apapun sama sekali membuat nya sedikit cemas, apakah kue nya ini enak dan layak dimakan? Atau justru tidak sesuai selera Akira sehingga ia akan dimaki nanti karena menggunakan dapur nya tanpa ijin?
"Apa nama kue ini?" Tanya Akira tiba-tiba tanpa mengubah ekspresi kaku di wajah nya.
"Hah?" Anastasia sedikit tidak menduga Akira akan bertanya spontan seperti itu.
"Meringue Kisses". Ucap Ana
Tiba – tiba Akira bergerak meletakkan kedua tangan nya di meja dapur. Dia memerangkap Anastasia di antara tubuh nya dan meja dapur. Anastasia yang tidak sadar posisi nya telah dikurung oleh tangan kekar Akira, membelalakkan mata melihat Akira menurunkan tubuh nya hingga wajah mereka sejajar.
"Jadi apa kau sedang mencoba meminta ciuman dari ku? Meringue kisses?" Ucap Akira lambat – lambat dengan suara nyaris berbisik.
Anastasia melebarkan mata nya. Sekuat tenaga ia mendorong dada Akira. Beruntung lelaki itu melonggarkan kungkungan nya.
"Dasar mesum!!!" Teriak anastasia dan perempuan itu lari terbirit – birit meninggalkan Akira yang terkekeh pelan.
"She's cute".