Chereads / Right Hand's Lover / Chapter 13 - Part 13. Annoying Man

Chapter 13 - Part 13. Annoying Man

"Jadi ini yang kau lakukan ketika aku tidak ada di rumah? Berkeliaran mencari pekerjaan?". Akira sengaja membawa Ana ke ruang kerja pribadi nya di lantai atas restaurant ini. Terlihat papan nama terbuat dari kayu jati dengan ukiran nama dari tinta emas di atas meja yang bertuliskan nama Akira Toda, The Owner and CEO of Chain restaurant of Toda.

Akira memang memiliki beberapa restoran berkonsep Asia terutama tanah kelahirannya, Jepang. Tapi dia juga memiliki beberapa restoran yang berkonsep fine dinning ala barat. Dan dari sekian banyak restoran yang dimiliki nya ternyata Anastasia melamar disini.

"Aku membutuhkan uang untuk hidup, pak". Ucap Anastasia sedikit menggerutu. Akira menaikkan alis nya, tangan nya terlipat di depan dada.

"Kau bisa meminta nya dari ku". Ucap akira datar. Entah kenapa Ana merasa kata – kata datar Akira itu sedikit menggores harga diri nya.

"Aku tidak membutuhkan uang mu, pak. Aku masih bisa mencari nya sendiri dengan bekerja. Lagi pula disini mereka menjanjikan gaji yang besar". Ucap nya dengan dagu terangkat. Sikap nya ini sedikit menantang Akira. Dan tanpa Ana duga sebuah seringaian muncul di wajah datar Akira. Sorot mata Akira yang tajam menatapnya seolah mengejek nya.

"Aaahh... Kau adalah wanita mandiri, merdeka dan bisa menghidupi diri sendiri. Begitu bukan?". Akira berkata begitu sambil bergerak mendekati Anastasia. Auranya mengintimidasi hingga Anastasia tanpa sadar melangkah mundur menghindari kedekatan yang dipaksakan Akira pada nya.

Kaki ana tanpa sadar mundur selangkah demi selangkah hingga punggung nya menabrak tembok tepat di belakang punggung nya. Akira berdiri menjulang di hadapannya. Anastasia mendongak dan menelan ludah karena gugup.

"Boleh aku tahu untuk apa kau membutuhkan banyak uang? Apa kau ada masalah yang membutuhkan banyak uang?". Tanya Akira. Lelaki itu menaruh kedua tangannya ke dalam saku celana nya ketika berkata di depan ana. Dia harus sedikit menunduk karena tinggi anastasia yang hanya setinggi dagu nya.

Ana berdehem untuk menetralkan kegugupannya. Dia hanya tidak menyangka Akira menunjukkan sedikit kepedulian dengan bertanya seperti itu. Mungkin dia sebetulnya orang yang baik hanya penampilan dan aura yang ditampilkannya saja yang membuatnya terlihat sedikit menyeramkan.

"A..aku ingin menabung untuk pergi ke suatu tempat. Di luar negeri". Ucap anastasia. Dia sendiri juga bingung bila ditanya untuk apa. Untuk saat ini hanya untuk bertahan hidup, tentu saja. Tapi ana juga berharap gaji nya disini bisa ia tabung untuk membeli tiket pesawat ke Australia. Dia harus menemui Tristan, bukan?

"Kau ingin traveling keliling dunia seperti para selebgram itu?" Tanya Akira dengan alis terangkat.

"Bukan! Aku hanya ingin ke Australia". Anastasia menutup mulut nya. Terkejut karena dia spontan membocorkan niat nya di hadapan Akira pula.

"Untuk apa kau ke Australia. Memang kau punya keluarga disana?". Akira bertanya sambil menatap mata Anastasia.

"Aku tidak punya keluarga!" Ana spontan meninggikan suara nya. "Tapi aku harus kesana". Ucap nya pelan dengan nada yang lebih kecil seperti bergumam. Akira yang terlatih mendengar suara sekecil apapun jelas mendengar suara pelan anastasia barusan. Dan setelah mengucapkan hal itu tiba-tiba pipi anastasia merona. Warna merah muda tiba-tiba menjalari wajah nya. Gadis itu memalingkan wajah nya seolah malu ditatap seintens itu.

"Pasti lelaki itu kekasihmu". Ucap akira spontan

"Tristan bukan kekasih ku!". Jawab Anastasia. Dia tidak sadar meninggikan suara lagi. Ana refleks menutup mulut nya karena keceplosan. Anastasia tidak tahu apakah wajah nya sudah seperti kepiting rebus sekarang karena tebakan Akira tadi benar dan jawaban spontannya benar-benar membuat nya malu.

"Oh jadi nama nya Tristan". Akira berdecak dengan nada prihatin. "Kau pasti korban janji palsu".

"Itu bukan urusan mu, pak. Aku ingin kesana juga karena ingin sekolah culinary di Le Cordon Bleu Australia. Maka nya aku melamar kerja disini agar aku ada pengalaman bekerja di dapur dan belajar dari pastry chef disini". Ucap Anastasia dengan lantang.

"Kau sungguh percaya diri sekali". Ucapan Akira itu terdengar lebih seperti ejekan dibandingkan pujian.

"Bagaimana pun....."Akira tiba-tiba menggerakkan kedua telapak tangannya, menempel ke tembok di belakang kepala Ana. Anastasia tanpa perlawanan sudah terperangkap diantara tubuh kokoh Akira dan tembok dibelakangnya. Anastasia refleks menahan napas nya ketika wajah akira sedikit menunduk hingga sejajar dengan wajah nya.

"Mengingat kau masih istri kontrak ku. Baiklah. Ku putuskan menerima mu saja". Akira menegakkan kembali tubuh nya. Membebaskan anastasia dari penjara kedua tangannya.

Anastasia mendongak tidak percaya. "Anda menerima saya bekerja, pak?"

Akira mengangguk dengan senyum tipis tersungging di wajahnya. Ana sudah duga mungkin Akira memang laki-laki yang baik. Bahkan senyum tipis nya tiba-tiba terlihat sangat tampan dimata nya. Eh? Ana buru-buru menggelengkan kepala. Tidak. Tristan lebih tampan. Dia tidak boleh goyah.

"Sekarang ikut dengan ku. Kita ke dapur". Akira lalu bergerak membuka pintu tepat disamping tubuh anastasia. Dia keluar terlebih dahulu tanpa menunggu Ana, seolah tahu anastasia pasti akan mengikuti nya.

Ana jelas mengikuti nya berjalan dengan wajah berseri-seri. "Aku masih tidak menyangka anda menerima ku sebagai junior pastry chef tanpa perlu aku demo cooking dan sebagainya. Terima kasih banyak, pak". Ucap Anastasia tepat ketika Akira membuka pintu dapur.

"Jangan dulu terburu-buru berterima kasih pada ku. Lagi pula aku menerima mu bekerja disini bukan sebagai junior pastry chef". Ucap Akira misterius.

Akira masuk ke dapur diikuti Anastasia dengan wajah bingung di belakangnya. Semua orang terkejut karena pemilik restoran tempat mereka bekerja tiba-tiba masuk ke dapur tempat mereka bekerja. Spontan mereka semua menghentikkan kegiatan mereka.

"Aku akan memperkenalkan karyawan baru di dapur ini. Ini Anastasia. Dia akan bekerja mulai besok sebagai dishwasher". Akira tersenyum.

Anastasia mendengar suara terkesiap samar dari beberapa orang di ruangan ini. Tapi dia mengabaikan hal itu. Otak nya sedang memfokuskan diri pada kata yang baru saja Akira sebut.

Dishwasher .... dishwasher ... diswasher..... itu kan pekerjaan sebagai ...

"TUKANG CUCI PIRING???!!!". Ana hampir berteriak di depan muka Akira. Ia sungguh merasa dipermainkan! Ana menatap Akira dengan marah. Lelaki ini benar – benar menyebalkan. Rasanya ingin ia bunuh detik ini juga. Tadi dia melambungkan harapan Ana setinggi langit tapi sekarang dia menjatuhkannya lagi ke bumi. Brengsek! Maki ana dalam hati.

"Apa yang salah dengan menjadi dishwasher. Semua chef hebat di dunia pernah bekerja sebagai dishwasher". Ucap Akira datar. Tiba-tiba Akira melirik pastry chef yang berdiri tidak jauh dari nya.

"Chef. Apakah selama masa belajar anda pernah menjadi dishwasher?" Tanya nya tiba-tiba.

Pastry chef yang ditanya tiba-tiba itu menjawab dengan gugup. "I.....iya, tuan". Akira melirik Ana sekilas yang masih memasang muka marah. Dia menaikkan alis seolah berkata. Tuh apa aku bilang.

Akira lalu melirik head chef yang berdiri di ujung dan bertanya hal yang sama. Dan head chef yang mencari muka itu menjawab dengan lebih panjang. "Tentu saja tuan. Semua chef dunia bahkan pernah mengalami bekerja sebagai dishwasher". Ucap nya dengan bangga.

"Tidak ada yang salah dengan pekerjaan itu. Kau juga akan mendapat gaji bulan seperti yang lain. Lagi pula itu halal". Ucap Akira dengan tenang.

Anastasia sudah mengepalkan kedua tangannya menahan marah dan kesal. "Tapi aku melamar kesini sebagai junior pastry chef bukan tukang cuci piring". Bentak nya tanpa sadar. Semua orang tiba-tiba terdiam mendengar nya berani bicara seperti itu pada bos mereka. Mereka semua menatap horor pada Anastasia yang berani membentak Tuan Akira seperti itu.

Akira memang jarang berinteraksi dengan para pekerjanya. Tapi bukan berarti mereka tidak tahu siapa itu Akira Toda. Wajah nya boleh saja tampan dan rupawan. Dia juga sangat mapan. Tapi aura mengintimidasi selalu terpancar dari tubuh akira. Seolah tanpa dia berkata pun orang lain bisa menduga bahwa dia lelaki berbahaya. Tapi lihat lah gadis bertubuh mungil dan kurus itu dengan tampang polos nya berani membentak orang seperti Akira. Benar – benar cari mati.

Tiba-tiba anastasia tersadar, semua orang memandangnya dengan pandangan aneh. Seperti dia baru saja melakukan kesalahan besar. Tapi ia tidak tahu.

"Well....." Akira melipat tangan di depan dada dan menghadap ke anastasia sepenuhnya. "Kalau kau tidak mau tidak ma......."

"Jam berapa besok aku harus masuk kerja". Potong Anastasia cepat. Kesabarannya sudah habis. Dia tidak ingin meledak disini. Terutama tidak ketika pandangan orang-orang pada nya seperti menghakimi. Seolah dia sedang melakukan kesalahan besar yang ia tidak ketahui.

"Jam 7. Besok pagi". Ucap Akira

"Baik". Jawab Ana. "Boleh aku pergi sekarang?" Tanya nya lagi. Dia berusaha berbicara dengan tenang dan datar tanpa emosi. Tapi Akira tahu perempuan ini sedang berusaha menahan emosi nya, kedua tangannya bahkan mengepal erat. Sudut bibir Akira terangkat sedikit, bila orang tidak benar – benar memperhatikan nya tidak akan ada yang tahu bahwa Akira sedang menahan geli melihat tingkah perempuan di depan nya ini.

"Boleh. Tapi setelah kau menandatangani kontrak kerja dengan bagian HRD". Ucap Akira datar. Anastasia langsung melangkah menuju pintu keluar dan tidak menggubrisnya.

"Ruang HRD di ujung kanan. Jangan salah masuk ruangan".

"Tidak akan!" Bentak Ana tanpa menoleh.

Hanya membuat hati kesal dan cepat kena serangan jantung meladeni laki-laki menyebalkan seperti Akira. Iya bagi ana, ia harus menarik kembali kata-kata nya yang berpikir Akira itu orang baik hati yang mau membantu nya. Kenyataan nya orang itu orang gila yang menyebalkan. Iiihhh ana kesal!