Chereads / Hujan Yang Dirindukan / Chapter 2 - Awal 1

Chapter 2 - Awal 1

TRING!!! Bel istirahat pun berbunyi.

𝘈𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭 𝘫𝘶𝘨𝘢, 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.

Tiba-tiba..

"YO WASAP MA BRO!! MUKA KENAPA NI? NEKUK AMAT KAYAK KORAN, " Kata Adnan mengagetkan gua.

"Nan, besok-besok itu mulut lakban aja dah. Lu sekalinya ngomong nyakitinnya bukan cuma kuping, tapi jantung ikutan kaget, " Kata gua.

"Mas Bro, kita tuh harus ceria. Gua gak mau sedih-sedih kayak lu gini, " Kata Adnan.

"Lagian, lu kenapa si mukanya ditekuk gitu? " Lanjutnya.

"Mana saya tau, saya kan ikan, " Kata gua seraya meninggalkan Adnan.

"Yeh! Ga asik lu mas bro! " Teriak Adnan.

Gua berjalan menuju kantin. Laper banget rasanya. Dari kejauhan gua ngeliat ada rame-rame. Jiwa 𝘬𝘦𝘱𝘰 gua bergejolak. Pas gua samperin, gua baru inget. Ini kan kantin, ya pastilah rame.

Gua memesan bakso Bang Jono. Ini bakso terkenal enak dan murah. Ngenyangin lah pokoknya. Tiba-tiba gua mendengar ghibahan 2 anak perempuan.

"Lu tau ga, katanya ada anak sekolah kita yang ikut trek motor kalo malem, " Kata seorang siswi.

"Wah iya tuh, gua tau. Katanya ada beberapa orang yang sempet ketangkep sama polisi karena mereka ngetrek gitu, " Sahut temannya.

"Jangan sampe deh kita kenal sama orang kayak gitu, " Kata Siswi tersebut.

"Mang ngutang dulu ya, " Lanjutnya.

𝘒𝘰𝘬 𝘨𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘪𝘯𝘥𝘪𝘳 𝘺𝘢? 𝘈𝘩 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘶𝘢 𝘨𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘦𝘱, 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯𝘬𝘶.

Setelah pesan bakso selesai, gua langsung cari tempat duduk yang kosong.

"Permisi Mba Dina, saya numpang duduk ya, " Kata gua seraya duduk.

"Y." Kata Dina.

"Berdosa banget kamu Dina, " Kata gua.

"Kalo sampe berita lu main trek ketahuan sekolah gimana dit? " Tanya Dina pelan.

"Ya gak gimana-gimana. Emangnya kenapa? " Tanya gua heran.

"Gua gak paham ya apa yang dipikiran lu. Kalo sampe ketahuan sama temen-temen doang sih 𝘪𝘵'𝘴 𝘰𝘬. Tapi kalo ketahuan sekolah dan polisi, lu bukan cuma ditangkep tapi bisa-bisa lu di DO (Drop Out) dit, " Kata Dina.

"Gua tau resiko itu. Udahlah sekarang juga masih aman. Lu tenang aja, " Kata gua menenangkan Dina.

"Dari awal emang gua gak pernah suka lu balapan gini dit, " Kata Dina seraya meninggalkan gua.

𝘎𝘶𝘢 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘬𝘩𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘭𝘶 𝘋𝘪𝘯, 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯𝘬𝘶.

1 Jam berlalu~

2 Jam berlalu~

TRING!! TRING!! TRING!!!! Bel pulang pun berbunyi.

Gua langsung menuju parkiran, dan menaiki motor. Tapi seperti biasa, gua gak langsung pulang. Gua harus kerja di 𝘊𝘰𝘧𝘧𝘦 𝘚𝘩𝘰𝘱 yang gak jauh dari sekolah. Ketika gua sampai, hujan langsung turun begitu deras.

𝘈𝘩𝘩.. 𝘈𝘥𝘦𝘮 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘩, 𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘳𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘳𝘶𝘱 𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘩𝘢𝘴 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯.

Gua pun langsung bergegas ganti baju.

"Ah sial, hujan lagi. Gimana gua mau kesana, " Kata seorang bapak-bapak.

"Pak, hujan itu anugerah loh dari Tuhan. Tuhan tuh tau, kita manusia jarang siram tanaman. Makanya Tuhan turunin hujan biar mereka terawat juga. Mereka kan juga makhluk hidup pak, " Kata gua.

"Mas, saya juga tau ini anugerah. Tapi sekarang saya ada janji dengan 𝘤𝘭𝘪𝘦𝘯𝘵 saya. Dia akan 𝘪𝘯𝘷𝘦𝘴𝘵 besar-besaran mas ke perusahaan saya, " Kata bapak itu.

"Pasti Tuhan lagi ngasih petunjuk buat bapak, melalui hujan ini, " Kata gua.

𝘛𝘌𝘕𝘎 𝘛𝘖𝘕𝘎 𝘛𝘐𝘕𝘎!

Gua liat bapak itu mengangkat telpon. Gua denger-denger itu kocak juga nada dering telponnya.

"Hah? Jadi isu itu benar? syukurlah kita gak kejebak, " Kata bapak tersebut.

Dia sepertinya antara lega dan kecewa terlihat dari raut wajahnya dan sambil ngusap-ngusap jidatnya. Bentar.. Itu teori gua tau dari mana ya?

Bapak itu pun menghampiri gua lagi dan berkata,

"Mas benar, Tuhan punya rencana sendiri untuk memberi petunjuk ke hambanya. Ternyata dia memang penipu. Sebelumnya saya memang pernah mendengar isu tentang dia menipu sebuah perusahaan. Tapi saya orangnya gak begitu percaya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk bekerja sama dengan dia, yang seharusnya hari ini adalah tanda tangan kontraknya. Saya gak nyangka kalau isu itu benar, " Kata bapak tersebut.

"Bersyukurlah pak, artinya Tuhan masih sayang sama bapak, " Kata gua.

"Mas udah lama kerja disini? Ah, kenalin saya Pak Riswan, " Kata Pak Riswan.

"Saya Rama pak. Saya bekerja disini sudah dari 2 tahun yang lalu, " Kata gua.

"(Pak Riswan mengecek jam) Sepertinya saya harus kembali. Hujan juga mulai reda. Terimakasih mas, ini kartu nama saya tolong disimpan. Kalo ada keperluan bilang saya. Assalamu'alaikum, " Kata Pak Riswan.

"Waalaikumsalam, Hati-hati di jalan pak, " Kata gua.

LINE!

bangz: Gimana tawaran gua buat trek hari minggu?

Ra.Dit: Gua gak tau bang, gua masih ragu.

bangz: Apalagi yang lu raguin? Lu udah masuk tim kita, seharusnya lu bertanggung jawab juga sama tim ini.

Ra.Dit: Maaf bang, nanti gua kabarin lagi.

bangz: Gua tunggu sampai hari Jum'at.

Ra.Dit: Iya bang.

-----------------------------------------

Gua masih ragu, apa gua harus ambil job ini? Sedangkan kalo gua ambil, Dina pasti bakal marah sama gua. Gua harus gimana.. Gua juga butuh uang itu.

"Woi! Ngelamun aja lu, " Kata Adnan.

Yap, Adnan kerja disini juga.

"Kenapa dari setiap sudut kota ini, gua harus ketemu manusia macam lu? " Tanya gua kesal.

"Bang Rama, selama kita masih satu kota, kita pasti akan bertemu, " Kata Adnan.

"Kata-kata yang menjijikan bung, " Kata gua meninggalkan Adnan.

Kalo di coffe shop ini, gua jadi inget pertama kali gua ketemu dan kenal Dina disini. Kami ga bertemu di sekolah. Tapi di coffe shop ini. Rasanya pengen 𝘛𝘩𝘳𝘰𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬 dah. Nanti akan gua ceritakan bagaimana gua dan Dina bisa kenalan sampai akhir gua jadi sahabat deketnya dia.

"SELAMAT DATANG DI COFFE SHOP KAMI! LET'S TRY! " Ucap kami semua saat seorang wanita masuk ke toko ini.

"𝘈𝘮𝘦𝘳𝘪𝘤𝘢𝘯𝘰 Satu, " Kata dia.

"Baik. Mau duduk di meja sebelah mana? " Tanya gua.

"21" kata dia.

"Oke, mohon ditunggu ya kak, " Kata gua ramah.

Gua pun langsung menyiapkan minuman tersebut. Setelah selesai gua langsung mengantarkan ke meja 21.

"Ini kak pesanannya, " Kata gua.

"Terimakasih, " Kata dia.

"Sama-sama Kak, " Kata gua seraya pergi.

Gua perhatiin cewek itu cuek banget dah, kayaknya itu cewek anak kuliahan yang dateng ke cafe beli minum satu tapi minta password Wi-Fi. Soalnya dia bawa-bawa laptop. Mungkin dia mau nugas kali ya, batinku sambil memperhatikan dia.

(gua membersihkan meja).

"Ada perlu apa tadi anda melihat saya? " Tanya seseorang. Gua pun menoleh.

"Saya? " Tanya gua.

"Iya anda. Anda kalau bekerja, ya bekerja saja. Ga perlu mengamati pelanggan, " Ucapnya sinis.

Rupanya cewek kuliahan yang tadi toh..

"Maaf kak, saya tidak bermaksud mengamati, " Kata gua.

"Lain kali, matanya dijaga mas, " Kata dia seraya meninggalkan toko.

𝘎𝘪𝘭𝘢𝘢𝘢.. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘨𝘶𝘢 𝘭𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯, 𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘨𝘶𝘢.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, yang artinya gua harus balik ke rumah. Gua bergegas ganti baju dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, gua langsung masuk ke kamar. Kayaknya papa lagi gak ada di rumah.

Tiba-tiba...

PRANG!!!