"Hufh... Sial! Memikirkan kejadian kemarin membuatku hilang muka jika harus bertemu dengannya lagi," umpat Nathan sembari menatap pantulan dirinya di depan kaca. Rambut berantakannya di sunggar ke belakang menampilkan urat di dahi yang seketika muncul karena gertakan gigi. Ekspresinya jelas menunjukkan frustasi parah. Ia tak pernah menyangka jika hanya dengan sepenggal pernyataan cinta sudah begitu memporak-porandakan kedamaian hatinya.
Nathan memang sudah menjalin kasih dengan Rian, tapi karena fakta itu juga tak bisa membuatnya mengakui penyimpangan seksual penuh yang dialami. Nathan hanya suka Rian dan menjadi sebuah kebetulan jika hatinya terpaku pada sosok pria.
Egonya memang begitu tinggi, Max yang dengan berani bertingkah kelewatan sudah seperti merendahkan harga dirinya.