Nathan menatap seseorang di hadapannya yang terus merecoki dengan kata-kata yang sarat akan kecemasan. Lengan yang terus mendekat lancang itu seperti tak ada menyerahnya walau berkali-kali pun Nathan menepis.
Di luar ruangan dengan udara malam yang baru membuatnya merasakan kedinginan, meski begitu Nathan tak ingin terlihat lemah, lengannya masih dalam posisi di masing-masing tubuh.
Membalas tatapan pria bertubuh raksasa itu dengan sangat tajam, rahangnya mengetat dengan hembusan napas yang di keluarkan tak santai. Nathan ingin memberitahukan dengan ekspresinya macam ini, jika ia sedang tak bisa menerima kehadiran pria itu hanya untuk sekedar percakapan basa-basi. Nathan bukan orang yang supel dan menerima baik semua orang. Nathan itu memang suka pilih-pilih kawan.
"Katakan pada ku, siapa yang membuat wajah mu jadi lebam seperti ini!" ucap Max dengan suaranya yang terlihat sangat khawatir. Nada tegas pun masih tak bisa sekali pun di hilangkan.