"Lepaskan dia!"
"Dia milikku sekarang!"
Di balik kericuhan dengan dua kelompok yang saling serang. Wanita yang satu-satunya terjebak dalam posisi di perebutkan.
Wanita yang seperti sangat ketakutan dengan air matanya yang meleleh turun dan membasahi pipi.
Dua kubu yang saling serang itu pun seolah menjadi latar belakang. Pandangan Nathan terfokus pada satu sosok yang dengan pasti di kenalnya itu.
Melangkah kakinya cepat sebagai penyelamat, Nathan pun mendekat pada titik permasalahan dan menantang sok jagoan. "Lepaskan dia!" sentak Nathan memerintah kedua pria yang mencekal masing-masing lengan wanita itu.
Kedua pria yang seperti berperan sebagai pemimpin dari masing-masing kelompok itu pun sontak saja menyasar tatap pada Nathan.
Ya, situasi yang harusnya di hindari Nathan saat ini. Walau kedua orang pemimpin itu nampak pengecut dengan saling rebut seperti bocah, tak bisa lantas membuatnya tutup mata dengan banyaknya anak buah penurut itu.