Kulihat seorang laki-laki yang tidak asing sedang berdiri di depanku, sepertinya aku mengenal orang itu.
Aku semakin merasakan senang, namun badanku lemah hingga aku terjatuh ke lengan orang itu.
"Kamu siapa?" Kulihat wajah orang itu namun dengan tatapan lemah. Akupun tertidur.
***
Aku terbangun. Kepalaku terasa sakit dan aku belum sepenuhnya sadar.
Kurasakan kehangatan seperti pelukan melingkar di badanku. Kulihat lebih jelas dan kutemukan tepat di depanku kaus berwarna putih yang membalut tubuhnya itu.
Seseorang memelukku. Astaga, siapa ini?
Aku panik dan mencoba untuk tenang. Dia memelukku erat dan tidak ada celah untukku melarikan diri.
Aku kemudian memeriksa bajuku.
Untunglah, baju dan celana masih utuh persis dengan apa yang kupakai kemarin.
Syukurlah, tapi ini siapa? Aku bertanya-tanya dalam hati dan dengan hati-hati ku coba untuk melihat ke atas, mencoba melihat wajah orang itu.
"Bay…," ucapku panik dan spontan badanku bergerak.
"Hei, morning!" ucapnya terkejut namun masih setengah sadar dari tidurnya. Dia mengusap matanya dan melihatku. Dia tersenyum manis padaku.
Aku menarik napas dalam-dalam, jantungku berdetak cepat saat dia tersenyum padaku.
Aku kemudian langsung duduk dan pelukannya lepas.
"Gimana aku bisa di sini? Dan kamu?" ucapku menunjuk ke dia, suaraku agak meninggi.
Dia kemudian memperbaiki bantalnya dan bersandar ke tempat tidur. Sekarang dia menatapku namun kedua tangannya dilipat di depan dadanya, seakan dia tidak terima dengan semua yang kuucapkan.
Aku kemudian menggigit bibirku dan tidak mengucapkan apa-apa lagi. Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dan siapa yang salah di sini.
Bayu tetap tidak menjawabku dan hanya menatapku.
Aku melihat sekelilingku, benar… ini di kamar hotel soalnya ada tulisan Suit Room disana, dan yang membuat aku semakin yakin, ada selembar brosur tentang layanan kamar di atas meja samping tempat tidur.
"Bay…," ucapku lagi semakin panik.
"Kamu mau tau tentang semalam?" tanya Bayu santai.
Aku mengangguk namun aku masih ragu. Aku takut mendengar hal yang tidak ingin ku dengar. Tapi paling tidak, pakaianku semuanya masih utuh, begitu juga dengan Bayu.
"Last night, you were drunk!"
Aku melepaskan napas panjangku lalu menggigit bibirku.
Tuh kan benar, aku mabuk. Sejenak aku kesal dengan diriku sendiri.
"Dan aku membawamu ke sini," lanjut Bayu.
"Kenapa kamu gak anter aku pulang?"
"…." Dia tidak menjawab.
Aku menatapnya penasaran. Harusnya dia mengantarku pulang.
"Aku tidak mau kamu pulang," ucap Bayu. Dia mengatakan semua itu dengan lembut dan menatap ke selimutnya.
Aku hanya bisa menghela napas dengan ucapannya itu. Sangat jujur ya…
Kemudian dia memegang tanganku dan mengelusnya.
"Kamu gak mau lebih lama lagi di sini?" ucapnya dan sekarang dia menatapku lembut, penuh dengan harapan.
Aku tidak tega melihat wajahnya yang begitu memelas dan dia masih tetap mengelus tanganku.
"Bay… Aku harus balik ke Indo, aku harus kerja dan..." tiba-tiba aku teringat, hari ini kan waktunya balik ke Indo.
"Jam berapa sekarang?" tanyaku panik. Kulihat pergelangan tanganku, jam tanganku hilang.
"Jam ku dimana? Jam berapa sekarang?" tanyaku lagi dan kulihat di sekitar mencari jam dinding.
"Jam 12 siang!" ucapku panik. Aku terlambat penerbangan balik ke Indo.
Aku langsung berdiri dan mencari-cari tasku. Kucari hpku di dalam tas dan akhirnya aku menemukannya.
Sialnya, hpku mati. Kulihat layarnya yang pecah dan basah.
Aku kemudian melihat ke arah Bayu. Aku panik.
"Hpku kenapa Bay?" tanyaku masih tidak bisa tenang.
Bayu menggaruk keningnya dan enggan untuk berbicara.
"Kamu menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya lalu memasukkannya ke bath tub," ucap Bayu.
"Bath tub?" Aku semakin gila.
"Iya…"
"Kenapa aku bisa ke kamar mandi?" tanyaku.
"Aku membawamu ke kamar mandi dan menggosok gigimu sebelum tidur," ucap Bayu.
Aku menggelengkan kepalaku dan entah siapa yang harus aku salain, tapi aku betul-betul gak mau lagi mabuk. Gak mau.
Aku pasrah dan duduk di tempat tidur. Aku tidak hapal nomornya Debo, tidak ada satupun orang kantor. Semuanya hanya tersimpan di hpku ini. Terus kamar hotel gimana? Barang-barangku gimana? Seingatku pagi ini kami sudah harus check out, dan sekarang sudah siang. Aku harus bagaimana? Aku sudah tertinggal di sini, mereka semua sudah balik ke Indo.
Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Kurebahkan badanku di tempat tidur dan pasrah. Aku menaruh lenganku di atas mataku yang tertutup. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa.
"Hei.. Sudahlah, pasti ada jalan keluar," ucap Bayu tiba-tiba.
Dia kemudian memindahkan lenganku dari atas mataku itu dan sekarang aku dapat melihat wajahnya jelas tepat di depanku.
Dia tersenyum.
Sebenarnya aku sangat bersyukur, orang yang berada bersamaku saat ini adalah Bayu. Kalau orang asing gimana? Mungkin aku sudah… Ahhh memikirkannya saja aku tidak mau. Aku harus berterima kasih sama Bayu karena sudah menolongku dari mabuk sialan itu.
Aku kemudian tersenyum padanya dan menyentuh pipinya.
"Makasih Bay," ucapku tanpa kusadari posisi kami sekarang sangat dekat.
Aku panik dan kelopak mataku berkedip cepat, begitu juga dengan Bayu yang juga panik.
Bayu langsung menghindar, begitu juga denganku. Aku langsung duduk dan panik. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu.
"Ya udah, sekarang kita ke hotel kamu dulu, kita tanya barang-barang kamu gimana, terus kita ke tempat memperbaiki hp. Oke deal?" ucap Bayu.
Aku mengangguk dan setuju. "Oke…"