Chereads / HONEST / Chapter 17 - Part 17

Chapter 17 - Part 17

Hari yang menegangkan adalah hari ini, setelah kami presentasi di depan para investor, sekarang saatnya menunggu respon mereka.

Aku dapat merasakan ketegangan di tim ku.

Tuhan, kumohon. Semoga mereka menerima. Amin

Aku berdoa sejenak sebelum mendengar keputusan mereka.

"Right… I am in," Seorang investor setuju dengan proyek kami, tinggal yang lain.

"Me too.."

"I think no problem.."

"Agree.."

Akhirnya, semua investor setuju dengan proyek ini. Hal ini sangat membahagiakan hingga membuatku ingin berteriak, namun tidak bisa. Kami harus professional.

"Okey.. Thank you ladies and gentleman.."

***

"Baiklah, karena proyek kita ini telah diterima, hal ini sangat membanggakan perusahaan. Terima kasih buat perjuangan kalian semua, dan untuk merayakan hari ini, kita akan mengadakan pesta. Saya berharap kalian semua datang, sekalian untuk mempererat tim kita juga." Koordinator kami sangat bangga menyampaikan hal itu.

"Baiklah, ayo kita berangkat!" lanjutnya.

Kami pun pergi. Sebenarnya aku tidak tahu kami kemana, tapi kebahagiaan ini rasanya tidak mau berlalu begitu saja.

Kami pun berhenti. Craft Pride. Itulah nama yang tertulis tepat di depanku sekarang.

Kami pun masuk dan suasananya sangat meriah, begitu banyak orang.

"Ini….. Ini Bar?" tanyaku pada Debo.

"Yups.. you right baby.. let's go…" Debo menarik lenganku.

"Deb.. Deb… bentar, ini apa gak papa? Ini tempat untuk orang mabuk," ucapku.

"Hahh.. Shalom, kamu itu bukan anak yang berusia 17 tahun kan? It's okay.." Debo mencoba meyakinkanku.

"Tuh mereka udah menuggu," unjuk Debo ke salah satu meja. Teman-temanku yang lain sudah berkumpul di sana. Mereka terlihat sangat senang.

Kulihat di atas meja sudah tersedia makanan dan minuman, dapat kutebak kalau itu pasti minuman keras.

Aku mengajak Debo agar duduk di kursi paling pinggir, sebenarnya aku berencana untuk kabur dari sini secepatnya.

"Oke, karena ini adalah hari terakhir kita dan besok pagi akan balik ke Indo, mari kita bersulang untuk kemenangan hari ini," ucap koordinator kami. Sepertinya dia sudah sedikit mabuk.

Debo kemudian langsung mengambil dua gelas dari atas meja dan memberikan satu gelasnya kepadaku.

Aku menggelengkan kepalaku dan mencoba menghindari alkohol itu.

"Ayolah Sha, sekali saja," ucap Debo dengan penuh harapan.

"Gak…" ucapku dan menutup rapat mulutku.

"Aku mau ke kamar mandi dulu," ucapku. Aku berdiri dan langsung pergi.

Di kamar mandi, aku mencoba untuk selama mungkin untuk menghindari sesi minum itu.

Pokoknya aku gak mau minum alkohol.

Setelah sekitar 15 menit berlalu, aku memutuskan untuk kembali ke tempat tadi, dan benar… Kulihat mereka semua udah berantakan. Sepertinya mereka sudah mabuk.

Aku kembali duduk di samping Debo, dan Debo juga sudah mabuk, entah apa yang keluar dari mulutnya, kata-katanya tidak jelas.

"Aku lapar.." Aku kemudian mengambil makanan yang ada di meja dan melahapnya. Aku memang belum makan malam.

Setelah beberapa makanan telah mengisi perutku, aku merasakan sesuatu di tenggorokanku. Aku haus.

Mampuslah… Ada gak ya air mineral dijual di sini?

Aku kemudian berdiri dan bertanya kepada bartender di sana.

"Excuse me, I wanna mineral water, please!" ucapku kepadanya, namun sesaat dia bingung dengan apa maksudku.

"Mineral water… have you?" tanyaku lagi.

Bartender itu kemudian tersenyum dan pergi meninggalkanku. Aku merasa putus asa. Aku haus banget.

Tanpa ku sadari, bartender yang tadi sudah ada di sampingku dan membawa gelas berisi air bening.

"Ohh thank God," ucapku. Syukurlah dia mengerti maksudku.

Dia kemudian menaruh di meja dan langsung pergi.

"Thank you," ucapku padanya.

Aku langsung mengambil gelas itu dan hendak meminumnya, namun terhenti saat seseorang berbicara kepadaku.

"Aku sarankan untuk jangan meminumnya." Orang itu sangat dekat dan yang lebih terkejutnya, orang itu menggunakan Bahasa Indo.

Aku melihat ke arah suara itu.

"Bay?"

Dia hanya tersenyum. Aku tidak jadi meminum minuman itu dan kuletakkan kembali di atas meja.

"Kamu ngapain di sini?" tanyaku keheranan.

"…." Dia tidak menjawab dan hanya tersenyum.

"Kamu…. Kamu ngikutin aku?" tanyaku lagi.

"Gak, aku lagi bareng teman-teman aku ke sini," ucapnya santai.

Aku hanya mengangguk dan kembali mengambil minuman itu dari atas meja.

"Jangan….," ucap Bayu dan merebut gelas itu dari tanganku.

"Aku haus banget Bay," ucapku bingung dengan perilakunya. Aku betul-betul pengen minum.

"Oke sebentar, aku cari minuman dulu di luar," ucap Bayu langsung pergi.

Dia kenapa sih? Emang kenapa dengan minuman ini? Sepertinya aku gak salah minta minuman, jelas-jelas aku bilang mineral water.

Aku kemudian menahan agar tidak meminumnya dan menunggu Bayu datang.

Kugerakkan kakiku dan melihat ke arah Bayu pergi tadi, namun belum muncul.

Kulihat jam tanganku, sudah sekitar 5 menit dia pergi namun belum kembali lagi.

Aku haus banget…

Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, kepalaku sudah mulai pusing, mungkin karena aku sudah mulai dehidrasi.

Ahh bodo amat, aku mau minum. Dengan tidak memikirkan apa-apa lagi selain minum, aku langsung meneguk segelas air di depanku itu sampai habis.

"Ahh leganya...," ucapku. Air ini sangat manis dan dapat menghilangkan rasa hausku.

Namun ada sesuatu yang aneh kurasakan lagi, minuman ini selain manis, dia juga membuat pikiranku senang. Aku merasa semakin senang. Aku tidak tahu kenapa, aku mau minuman seperti itu lagi.