Chereads / HONEST / Chapter 15 - Part 15

Chapter 15 - Part 15

"Di sini…" Aku menunjuk ke salah satu gedung tempat aku menginap bersama dengan teman-teman sekantorku.

"Ouhh di sini," jawab Bayu singkat.

Aku kemudian turun dari mobilnya, begitu juga dengan dia.

"Boleh aku mampir?" tanyanya tiba-tiba.

"Mampir? Buat apa?" Aku menyipitkan mataku, penasaran dengan jawabannya.

"Enggak, siapa tau kan tempatnya gak layak, jadi kamu bisa pindah ke tempatku."

"Hellehh… apaan.. Nyaman kok, bagus juga. Lagian kamu gak bisa masuk, aku punya teman sekamar," ucapku tegas.

"Oh iya, temanmu yang tadi?"

"Iya, aku sekamar sama Debo."

"Ohhh, okedehh kalau aku gak diijinin masuk," ucapnya sedikit cemberut lalu masuk ke mobilnya kembali.

"Iyaaa… Dah.. Hati-hati," ucapku santai, tidak mau ambil pusing. Terlalu mendadak hari ini aku dapat serangan bertubi-tubi dari Bayu, bisa-bisa jantungku berhenti.

Aku harus bisa menatanya dengan benar.

"Dah.. semangat kerjanya," ucapnya dan dia pun pergi.

Aku tersenyum.

Saat aku sudah menaruh tasku dan bersiap-siap untuk mandi, hpku berbunyi, ada panggilan dari Bayu.

"Ada apa Akang Bayu? Bukannya kita baru ketemu?"

"Iya nih Teh, Akang langsung kangen lagi."

"Hahh… secepat itu. Dasar… Udah ahh, aku mau mandi dulu, mau langsung tidur biar besok bisa bangun cepat."

"Iya deh… good night!"

"Night…"

***

Akhir-akhir ini, aku dan tim dari kantor sibuk dengan persiapan projek ini, kami bahkan sering begadang dan tidur di kantor.

Sejujurnya aku merasa sangat lelah seperti ini setiap hari, namun sesekali lelahku terasa hilang saat Bayu menanyakan kabarku.

Aku pernah berpikir, apakah hubungan kami ini benar dan bisa dilanjutin? Aku masih berpikir tentang bagaimana tanggapan orang tuanya, apalagi ibunya.

Seingatku, dia bilang kalau ibunya sampai pingsan karena Bayu menolak pertunangan itu, dan Bayu menyetujui pertunangan itu. Terus, kenapa bisa ibunya baik-baik saja sedangkan pertunangan itu ternyata tidak jadi?

Apakah ibunya membenci Bayu? Atau akankah ibunya akan membenci setiap wanita yang nantinya akan menikah dengan Bayu?

Aahh, aku tidak tau, aku hanya mau merasakan kebahagiaan ini saja, walau mungkin sebentar.

"Sha… Sha…" lamunanku buyar karena seseorang memanggilku.

"Eh iya, maaf.." Aku melihat ke arah suara itu, Debo memanggilku.

"Ada paket buatmu, sepertinya makanan," ucap Debo dan memberikan kotak itu kepadaku.

"Dari siapa?" tanyaku.

"Ada tertulis di sana…"

Aku kemudian melihat ada tulisan nama Bayu di sana, yaa.. siapa lagi kalau bukan dia, gumamku.

"Apaan tuh isinya?" tanya Debo yang masih berada di sampingku.

Aku kemudian membuka, dan betul isinya adalah makanan, dan itu adalah chocolate cake, makanan yang paling aku hindarin karena akhir-akhir ini berat badanku naik, mungkin karena stres.

"Hmmm…" Aku menghela napasku. Aku memang curhat ke dia kalau berat badanku naik, ehh malah di kasi ini lagi.

Tiba-tiba hpku berbunyi, siapa lagi kalau bukan Bayu.

"Udah sampai cakenya?" ucapnya.

"Udahhh, makasih ya buat makanan yang bikin aku tambah gemuk ini," ucapku pasrah.

"Eh.. gak papa Sha, aku cari di internet itu, kalau coklat itu bagus untuk menghilangkan stres, kamu kan bilang kalau kamu lagi stres akhir-akhir ini, jadi yahhh…"

"Tapi itu bikin gemuk Bay…" bantahku.

"Hahaha… gak papalah yang penting jangan stres, itu paling bahaya. Aku cari di internet katanya bisa menyebabkan gagal jantung," ucapnya lagi. Sepertinya dia melakukan riset dulu deh.

"Kamu ya, seberapa banyak yang kamu cari dan memutuskan untuk beli cake ini?"

"Aku? Tidak banyak… hanya.."

"Oke cukup.. cukup…"

"Hahaha.. dimakan ya cake nya," ucap Bayu.

"Iya iya…."

"Okedehh, bye.."