Chereads / HONEST / Chapter 13 - Part 13

Chapter 13 - Part 13

"Excuse me, I wanna two Cola de Mono dan three Saril, please.."

Aku diminta tolong oleh rekan-rekanku yang lain untuk membelikan minuman sebelum rapat dimulai. Yah, karena memang aku yang paling muda.

Lalu aku membayar minuman itu, tepat sebelum aku menerima uang kembalian, seseorang menepuk bahuku.

"Shalom…" Aku terkejut, begitu juga dengan orang itu. Dia bahkan sangat terkejut hingga menutup mulutnya yang terbuka lebar.

"Kamu ngapain di sini?" tanyanya.

Sebenarnya aku lebih terkejut, apakah ini semua? Sungguh kebetulan yang langka.

"Eh.. aku di sini sedang.." Aku melihat ke wanita yang sudah dari tadi menyodorkan uang kembalianku.

"Sorry.. Thank you," ucapku lalu mengambil minuman yang ku pesan itu.

Kami berdua pun memutuskan untuk keluar dari café itu.

"Kamu…" Orang itu berhenti dan tidak melanjutkan kalimatnya, mungkin orang itu masih tidak percaya aku ada di hadapannya.

"Iya ini aku," ucapku sudah mulai tenang dan bisa menjawab dengan santai.

"Aku sedang kerja di sini. Kamu ngapain di sini?" lanjutku.

"Aku? Aku juga kerja di sini. Aku nerusin perusahaan ayah aku di sini."

"Ohhh…" Aku mengangguk dan tidak tahu harus bilang apa lagi.

"Wahhhh… kebetulan ini sungguh.. aku tidak menyangka.." ucap orang itu kepadaku.

"Terus kamu udah berapa lama di sini?" tanyanya.

"Mmm aku baru nyampe kemarin, jadi yahh masih baru lah," ucapku.

"Ooo, sampe kapan di sini?"

"Dua minggu, ya dua minggu aja," balasku.

Dia mengangguk dan masih tetap melihatku.

Karena tidak tahu lagi harus berkata apa dan aku juga tidak tahu bagaimana mengakhiri percakapan ini, aku memutuskan untuk melihat sekitarku.

"Kamu apa kabar?" Dia lanjut bertanya.

"Aku? Aku baik-baik saja," ucapku santai namun tidak bisa kupungkiri kalau detak jantungku semakin kencang.

"Oh syukurlah," ucapnya. Telihat di wajahnya perasaan lega.

"Kamu mau balik? Mau aku anterin?" lanjutnya.

"Eh gak usah gpp kok," ucapku. Aku hanya tidak mau berhutang budi padanya, apalagi di negeri orang.

"Kalau gitu aku duluan ya," ucapku langsung pergi dari hadapannya.

Tiba-tiba hpku berbunyi. Debo nelfon.

"Sha, kamu dimana? Cepeten, pihak sininya udah datang lebih cepat."

Aku panik setengah mati, ini pertemuan pertama perusahaan kami dan gak sopan banget aku terlambat.

Aku langsung menoleh ke belakang, beruntungnya dia masih di sana.

"Kamu bisa ngebut gak?" tanyaku ragu.

"…"

"Please…" Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku tidak mau terlambat dan memalukan perusahaan kami.

Akhirnya dia luluh dan membawaku mendekati mobilnya.

Kami pun pergi, dan yahh benar, dia benar-benar ngebut. Aku merasa seperti melayang sejenak tapi pikiranku hanya terfokus pada pertemuan perusahaan ini, aku sama sekali tidak peduli lagi dengan keselamatan sekarang, begitu juga dengan dia, mungkin.

Akhirnya kami sampai.

"Bye, thank you.." ucapku langsung berlari ke tempat pertemuan perusahaan kami itu.

Untung saja aku sampai tepat waktu, mereka belum mulai.

"Ouhh thank God.." ucapku lega.

"Cepat juga kamu sampainya Sha," ucap Debo.

"Iya, untung tadi aku ketemu teman jadi bisa nebeng dia dan ngebut."

"Iya syukurlah kamu tepat waktu, tadi kamu udah dicariin sama coordinator kita."

"Oh iya, aku ketemu dia dulu deh."

***

Setelah selesai presentasi dan berbincang tentang projek kerja sama ini, akhirnya kedua belah pihak setuju untuk meluncurkan rencana ini.

Aku dapat melihat kalau mereka semua sangat puas dengan presentasi yang telah kami siapkan.

"Okay, when we get start it?"

"Today…"

"Alright.."

Kami pun memulai projek ini. Masing-masing mendapat bagian termasuk aku. Bersyukur banget bisa ikut proyek ini.

Setelah bekerja sampai pukul lima sore, coordinator kami pun mengijinkan kami untuk kembali ke penginapan. Walaupun berkerja di sini sangat menyenangkan namun tidak bisa dipungkiri kalau hal itu juga sangan melelahkan.

Aku dan Debo berjalan berdua hendak menuju penginapan kami. Aku senang, aku semakin dekat dengan Debo.

Langkah kami tiba-tiba terhenti saat seseorang memanggil namaku.

Aku terdiam mendengar suara itu, suara yang tidak asing ku dengar.

"Hei.. udah selesai kerjanya?" Ya benar, dia adalah orang yang tadi pagi ngobrol dengan ku.

"…." Aku tidak menjawab apa-apa. Aku hanya melihatnya dan tidak tahu harus berkata apa. Sekarang dia berdiri tepat di depanku dan tersenyum padaku.

Omaigattt…