Chereads / Aku, Kamu & Mimpi / Chapter 6 - 5. Merepotkan

Chapter 6 - 5. Merepotkan

"Tidak ada sesuatu yang salah padamu. Hanya aku yang selalu salah menilai mu."

-Algi Revalgi-

*****

Kim berjalan menyusuri koridor. Banyak sekali siswa yang menatapnya aneh. Jelas saja aneh. Biasanya mereka melihat Kim sedang berdiri dibawah tiang bendera atau sedang membersihkan toilet.

Sejarah baru yang Kim catat selama dia sekolah disini. Kim mulai risih mendapat tatapan begitu dari setiap siswa yang berpapasan dengannya. Tatapan sinis yang selalu mereka tunjukan. Kim mulai mempercepat langkahnya dan...

Bruukk...

Kim menabrak seseorang didepan nya. Kim hanya kaget saja dan reflek membantunya memungut buku yang berserakan karena ia tabrak.

"Maaf, gue gak sengaja." Ujar Kim tanpa menatap seseorang didepan nya.

Kim sibuk membantunya membereskan buku yang berserakan. Sedangkan pemiliknya hanya diam menatap Kim saja. Merasa diperhatikan sedari tadi, Kim segera memberaskannya dan mulai berdiri. Kim tidak menyadarinya, ternyata Algi yang dia tabrak.

"Sejak kapan loe ada disini?" Tanya Kim yang memang tidak tau kalau yang dia tabrak itu Algi.

"Justru gue yang harusnya nanya sama loe, sejak kapan loe berangkat pagi?" Algi malah berbalik tanya.

"Dari beberapa menit yang lalu." Jawab Kim santai. "Dan loe, ngapain masih disitu?" Tambah Kim.

Algi mulai celingukan. Melirik sana-sini.

"Nih bocah ngapain coba, tengok kanan tengok kiri? Nggak waras." Batin Kim.

"Sorry gue gak ada waktu buat ngeladenin loe. Jadi makasih loh udah nabrak gue sepagi ini." Timpal Algi dan pergi begitu saja meninggalkan Kim yang sudah mencak-mencak kesal.

"Awas loe! Liat aja nanti." Gerutu Kim dan pergi menuju kelas.

*****

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring nya. Membuat isi setiap kelas bersorak sorai. Kim dengan santai nya berjalan ke arah kantin,tidak sengaja melihat Ando sedang mengobrol dengan seseorang. Dari kejauhan Kim memperhatikan mereka berdua.

"Itu bukannya Algi ya? Kok dia akrab banget sama Ando?" Celoteh Kim entah untuk siapa dia berbicara.

"Ah bodo amat, emang gue mak nya Ando ngelarang-ngelarang dia buat temenan sama tuh casanova!" Ujar Kim dan masuk kedalam kantin.

Sesampainya didalam sana, Kim melihat Trias sedang duduk sendiri sambil memakan semangkuk bakso. Kim menghampirinya dan duduk disebelah nya.

"Tumben loe ke kantin pas jam istirahat, biasanya pas bel masuk." Oceh Trias disela makannya.

"Bosen gue didalem mulu." Ujar Kim.

"Eh mau kemana loe?" Tanya Trias yang memang tiba-tiba Kim ngeloyor begitu saja.

"Mau beli minum dulu, gue haus." Balas Kim dan pergi membeli minum.

Trias melanjutkan makannya. Saat hendak menengok meja sebelah, langsung saja Trias keselek bakso. Dia terus terbatuk-batuk, sambil terus memukul-mukul dadanya. Kim yang baru saja membayar minumannya langsung berlari ke meja Trias disana. Membantunya dengan memberinya minum.

"Kenapa sih loe sampe gini? Makanya kalo makan jangan sambil ngayal!" Celetuk Kim.

Pletakk...

Sebuah pukulan tepat mengenai dahinya. Hingga Kim meringis kesakitan sambil terus mengusap dahinya.

"Sakit ogeb!" Pekik Kim.

"Makanya kalo ngatain jangan sembarangan." Tempas Trias sambil terkekeh geli melihat ekspresi Kim.

"Gila loe, jidat gue sampe merah gini." Trias hanya bisa cekikikan melihat Kim yang begitu dramatis menanggapinya.

Tiba-tiba seseorang datang tanpa diundang dan duduk didepan Kim. Kim yang mengenal merasa aneh dengan sikapnya, yang sejak tadi pagi begitu manis padanya, hingga ingin sekali Kim menampol nya.

"Hai!" Sapanya ramah.

"Siapa dia?" Bisik Trias yang memang tidak mengenalnya.

Kim yang masih meminum susu coklat kemasannya tidak perduli dengan kehadiran seseorang didepan nya. Hingga sebuah tangan kekar meraih susu kemasannya dan meminumnya. Trias terbelalak melihat kejadian itu. Kim masih belum bereaksi apapun. Sedangkan Trias masih ternganga melihatnya.

"Kim, dia secara tidak langsung nyuri first kiss loe." Bisik Trias lagi.

Sedangkan Kim tidak memperdulikan itu. Dia hanya menatap lekat pria didepan nya itu.

"Ngapain loe disini? Gak ada kursi lain?" Kim mulai menampakkan sifat dinginnya.

Sementara Ando hanya membalas dengan seringai kuda.

"Hehehe, kayaknya nggak ada." Jawab Ando sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Pergi loe sana! Ganggu mulu dari pagi!" Usir Kim menunjukkan raut kekesalannya pada Ando.

"Loe ngusir gue nih? Jahat amat loe sama gue." Ando terlihat kecewa mendengar ucapan Kim barusan.

Trias yang dia sendiri tidak tahu menahu hanya bisa menatap bingung dua orang ini. Ingin rasanya dia bertanya, tapi bingung bagaimana menanyakannya.

"Bodo amat!" Tegas Kim sambil melipat tangannya didada.

"Seinget gue amat udah nggak bodoh deh Kim." Celetuk Trias mengundang kekehan dari Ando.

"Kenalin gue Ando October Tarigan. Sahabat Kim dari kecil." Ucap Ando sambil mengulurkan tangannya pada Trias tiba-tiba.

"Trias Setiadi." Balas Trias sambil mengulum senyum dan membalas uluran tangan Ando.

"Gue cabut duluan Tri." Tempas Kim dan pergi begitu saja meninggalkan Trias dan Ando disana.

*****

Kim berjalan dengan mood yang sedang tidak bagus. Saat hendak memasuki pintu kelasnya, terdengar dari pengeras suara bahwa namanya dipanggil.

"Panggilan untuk Kimberly Leona, harap segera menuju ruang kepala sekolah sekarang!!! Sekali lagi panggilan untuk Kimberly Loena, harap segera menuju ruang kepala sekolah sekarang!!! Terimakasih!!!"

Kim mendecak sebal, kenapa disaat seperti ini dia harus dipanggil ke ruangan kepala sekolah.

"Iya gue denger kali pak, gak usah treak-treak kali. Bapak pikir gue budek." Gerutu Kim sepanjang jalan layaknya orang gila.

*****

Tok tok tok....

Kim mengetuk pintu ruang kepsek. Walau sebrutal-brutal nya Kim, dia juga masih mempunyai sikap sopan santun pada orang yang lebih tua darinya.

"Kim, ayo masuk." Sahut Pak Agus yang dibalas anggukan oleh Kim. "Silahkan duduk." Tambahnya.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Kim langsung tanpa babibu lagi.

Tiba-tiba seseorang masuk dan duduk disamping Kim. Algi. Ngapain dia kesini? Seingat Kim hanya dia yang disuruh menghadap ke kepsek. Kenapa Algi ikut kesini?

"Nah kebetulan kalian berdua ada disini, jadi langsung saja. Algi kamu akan bekerjasama dengan Kimberly."

"APA!!" Teriaknya bersamaan. Kaget dengan pernyataan pak Agus tadi.

"Pak kenapa harus dia? Nggak ada yang lain?" Tawar Algi.

"Kimberly kan yang menduduki peringkat 1 paralel, jadi kamu harus bekerjasama dengan dia."

"Pak kenapa harus saya? Trias juga peringkat 2 paralel, kenapa nggak dia aja? Kan kalo sama saya jauh pak peningkatannya." Sanggah Kim.

"Tidak, Trias sudah bapak tunjuk untuk mengikuti program yang lain. Dan bapak lihat kamu Kim, nilai matematika kamu jauh lebih bagus dari Trias dan Algi. Jadi bapak percaya bahwa kamu bisa menyesuaikan dengan pola berpikir Algi, walaupun kamu terbilang bukan murid teladan." Jelas pak Agus panjang lebar, sampai Kim muak mendengarnya.

"Merepotkan banget sih loe!" Gerutu Kim pada Algi.

"Siapa juga yang mau kerja bareng loe! Gue sih ogah!" Timpal Algi sambil bergidik ngeri.

"Sudah kalian jangan ribut disini. Silahkan kalian kembali ke kelas." Tegas pak Agus.

*****

Akhirnya bisa repost part ini, makasih loh yang udah mau baca dan selalu dukung aku...

VOTE & COMMENT selalu aku tunggu...

Salam

enihnindi