Chereads / Aku, Kamu & Mimpi / Chapter 5 - 4. Serius?

Chapter 5 - 4. Serius?

Sebelum lanjut baca, VOTE & COMMENT dulu dong tentang ceritanya...

Happy reading... :*

*****

Kim hanya terbengong-bengong. Tidak bisa mengekspresikan rasa terkejutnya kali ini. Apa ini mimpi? Tidak. Kim merasa habis disengat aliran listrik yang begitu kuat. Tidak bisa melakukan apapun.

"Hei! Kok bengong? Kaget?" Tanya seseorang didepan nya itu sambil terkekeh kecil melihat raut wajah Kim yang masih kaget.

Kim tidak menjawab pertanyaan darinya. Dia masih belum mengumpulkan kembali nyawanya yang sempat menghilangkan karena kedatangannya.

"Em, kita mau disini aja nih? Nggak mau ngajak gue masuk gitu?" Masih dengan respon yang sama. "Ngegemesin banget sih loe!." Tambahnya sambil mengacak puncak kepala Kim.

Kim tersadar kembali setelah apa yang dia lakukan padanya. Terlihat wajah Kim yang berseri-seri sangat bahagia dengan kedatangannya.

"Oh iya. Ayo masuk!" Kini Kim sudah seutuhnya tersadar.

Kim masuk sambil membawa seseorang yang baru dia temui didepan gerbang. Ayah yang belum beranjak dari ruang keluarga juga kaget dengan kedatangannya.

"Ayah, ini ada yang mau ketemu sama ayah." Ucap Kim sambil memasuki rumahnya.

"Siapa?" Ayah mulai penasaran dengan seseorang yang Kim bawa masuk kedalam.

"Ayah masa nggak inget sih sama dia, temen kecil Kim." Kim terus mengoceh, menjelaskan seseorang yang sudah lama Kim kenal.

"Temen kamu kan banyak Kim. Mana mungkin ayah inget semua."

"Tau ah! Ayah nyebelin." Kim mulai merajuk sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

Kekehan kecil mulai terdengar dari balik punggung Kim. Kim yang mendengar otomatis berbalik kebelakang. Menghadap seseorang dibelakangnya yang masih menertawakan nya.

"Loe lagi, ikut-ikutan. Pengen jadi samsak gue loe? Hah?" Kini Kim yang mulai kesal juga dengannya.

"Eiitts, santai dong. Emang kalo jadiin gue pengganti samsak loe, loe tega mukul gue yang gantengnya melebihi siapapun?" Ledaknya sambil menarik hidung Kim.

"Iihh! Sakit tau!" Pekik Kim.

"Kalian berdua mau disitu aja atau duduk disini sama ayah?" Kini Ayah juga mulai merecoki Kim.

Mereka berjalan menghampiri Ayah. Ayah hanya bisa geleng-geleng kepala saja, melihat mereka berdua yang baru saja bertemu sudah langsung sifat yang sebenarnya antara Kim dan Ando.

Ya Ando. Ando October Tarigan. Teman Kim waktu mereka masih kanak-kanak. Mereka terbilang sangat dekat. Bahkan seperti kakak dan adik. Tapi yang paling sering membuat Ando menangis ya pasti Kim. Kim sudah sangat hobby untuk pukul memukul.

Masih di TK saja, Kim sudah les karate. Dan sampai sekarang hobby pukul memukulnya ini masih berlanjut. Seperti yang tadi sore Kim lakukan.

"Serius kamu Ando akan tinggal disini?" Tanya Ayah.

"Pengen nya sih gitu yah. Itu juga kalo Ando belom sewa apartemen." Jawab Ando pada Ayah.

"Gimana kalo Ando sementara tinggal disini aja dulu. Sekalian kan berangkat sekolahnya bareng." Ujar Bunda sambil menyuguhkan minuman pada Ando.

"Serius Bun? Tapi kan Ando nggak satu sekolah sama Kim." Potong Kim sambil mengambil posisi duduknya disamping Ayah.

"Loe sekolah dimana emang?" Tambah Kim pada Ando.

"Kalo nggak salah sih di SMA Nusa Bangsa."

"Tuh sama kok sama sekolah kamu, Kim." Kini Bunda mulai lagi. Mulai memojokkan Kim.

"Iya tuh, gak apa lah. Kan cuma beberapa hari Ando nginep disini. Kalo dia udah nemu apartemen yang cocok, dia juga bakalan pindah." Jelas Ayah meyakinkan Kim.

"Terserah Ayah deh, Kim capek mau istirahat!" Kim menggeliat pergi dari sana dan masuk kedalam kamar.

*****

Pagi menyambutnya dengan sangat hangat. Ando sudah bersiap-siap akan berangkat ke sekolah barunya. Sedangkan Kim, bangun pun belum apalagi siap-siap berangkat.

"Eh, kamu sudah rapih. Kim nya mana?" Tanya Bunda di meja makan.

"Gak tau Bun. Kayaknya belum bangun." Balas Ando asal sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ya sudah sana kamu bangunin dia. Hampir tiap pagi dia terlambat ke sekolah." Timpal Bunda.

"Iya Bun." Angguk Ando dan pergi menuju kamar Kim.

Tok tok tok...

Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Ando masih terus menggedor-gedor pintu kamar Kim lebih keras. Masih sama, tidak terdengar respon apapun dari dalam sana. Ando mencoba membuka gagang pintu, dan ternyata tidak dikunci.

Ando masuk perlahan. Matanya mulai menjelajah ke setiap sudut ruangan yang sedang dia masuki. Begitu rapih dan terlihat tenang. Tidak seperti Kim yang selama ini dia kenal. Kim yang terlihat tengil, berantakan, rese dan ngeselin itu ternyata punya sisi yang tenang dan tertata rapih.

Terlihat disana ranjang Kim berbaring saat ini. Seluruh tubuhnya tertutup oleh selimut character berlambangkan Barcelona. Yang hanya menyisakan rambutnya yang sedikit keluar. Ando menyingkap selimut itu, dan benar dia masih tertidur pulas.

Kini pikiran jahat yang Ando punya mulai memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh pria jangkung ini. Senyum kecil mulai terbentuk di bibirnya.

"Woy bangun!" Teriaknya sambil menarik selimut yang menutupinya dan dengan yang sukses membuat Kim terbangun sambil terus mengerang kesal.

"Berisik loe!" Balas Kim sambil terus menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Bangun Woy! Ngebo mulu kerjaan loe! Mau gue tinggal supaya loe dihukum lagi? Hah?" Ando mulai menggoda Kim.

"Gue udah biasa dihukum!" Timpal Kim terus mempertahankan posisinya.

"Oh gitu. Loe nggak kasihan sama a'a? A'a kan masih polos." Ando mulai bertingkah seperti anak-anak alay yang kurang belaian.

"Anjirr! Geli gue denger nya, najis." Gidik Kim sambil berlari meninggalkan Ando yang terus menertawai nya dan ngacir kedalam kamar mandi.

Ando tertawa sangat keras sampai-sampai dia merasa keram pada perutnya. Yang membuat Ando sampai tertawa seperti itu karena raut wajah Kim yang merasa geli mendengar Ando bernyanyi itu. Sangat lucu.

*****

Di tengah jalan, Kim terus mengumpati Ando karena perbuatannya tadi pagi. Dan sekarang disuruh berangkat sekolah bersama Ando. Semua siswa dan siswi menatap Kim dengan pandangan aneh.

Ya bagaimana bisa seorang Kimberly Leona berangkat ke sekolah bersama seorang pria tampan dan tinggi ini. Sungguh diluar nalar. Dan biasanya pagi-pagi harus menerima hukuman, sekarang justru tidak.

Ando yang ada disebelah Kim merasa aneh dengan siswa siswi yang melintas melewati mereka terlihat kaget dan bingung. Ando mulai penasaran, apa sebenarnya yang terjadi? Dia mulai menanyakan pada Kim.

"Kim, kok mereka liatin loe sampe segitu nya sih?" Ando mulai penasaran dengan reputasi seorang sahabatnya sejak kecil.

"Ya mereka gak biasa liat gue berangkat sekolah pagi." Balas Kim.

"Maksud loe apaan sih? Gue nggak ngerti loe ngomong."

"Ya kan biasanya gue dihukum terus tiap hari gara-gara telat. Dan sekarang nggak. Ya keliatan aneh lah."

"Terus?" Ando sangat penasaran sekarang dengan cerita Kim.

"Gue juga trouble maker di sekolah ini." Lanjut Kim dengan pede nya.

"Serius loe?" Ando sangat tidak percaya atas pengakuan Kim pada dirinya.

Kim hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Ando yang masih mematung ditempat.

*****

Alhamdulillah...

Akhirnya bisa sampe chapter ini, semoga suka sama ceritanya ya...

Salam

enihnindi