(Voc Angel)
Lita menggeleng malas ketika aku bertanya "hmm kenapa nih anak tumben?" batinku.
Aku tahu banyak tentang Lita, dia perempuan yang ceria apalagi ngelamun-ngelamun gini bukan gaya Lita banget, karena apa? aku kenal banget tentang Lita dari jaman di kampus dulu.
Tapi setelah mendengar ucapan Alex yang semalam, aku jadi kefikiran banget dengannya, maka dari itu aku putuskan hari ini untuk bertemu Lita.
"Helo miss Angel yang bersinar terang selalu" sapa jeng Vera dari dalam floor ketika aku dan Lita baru masuk enterance.
Beneran deh kalau si cowok gemulai ini ngomong aku gak bisa nahan tawa "Haha bisa aja kamu jeng, pasti ada maunya ye?" Tanyaku seraya mencolek pundaknya.
"Miss Angel yang selalu mempesona ini emang enggak ada duanya deh, super duper peka banget" ucapnya semakin genit didepanku.
Kata-kata pujiannya yang berlebihan menyanjungku itu yang membuatku gak bisa deh nahan senyum.
"Dia mah emang banyak maunya miss" sambung kevin yang sedang berdiri dikasir.
"Hei pemuda calon suamiku disana, kamu jangan suka ikut campur masalah ladies ya" jeng Vera semakin gemulai jika terprovokasi orang.
"Idih ogah gue jadi calon suami lu" ketus kevin, yang pasti memang selalu begitu jawabannya kalau jeng Vera bilang dia calon suami.
Yang lain cuma tertawa mendengaar ocehan dan melihat tingkah jeng Vera.
"Tumben kamu jeng udah rapih?" Lita akhirnya membuka mulutnya yang sempat diam tadi, mengukir senyum simpulnya.
"Hehe Iya ka Lita, aku udah gak sabar mau lihat lelaki tamfan lalu lalang di depan toko" jawab jeng Vera dengan blak-blakkannya.
"Giliran ada pak Alex.. ciut lu jeng... jeng... kan pak Alex termasuk lelaki tamfan" sambung kevin lagi meledek.
"Ish Kalau pak Alex itu dia sudah terilhami sepertinya, jadi gak tercantol pelet Qu" jeng Vera melas.
"Hadeuh udah ah jeng... kamu itu ada-ada aja deh, lagian Alex itu bukan sudah terilhami, emang dia mah manusia es batu sama perempuan aja dia cuek bebek" sambungku.
Tanpa meladeni ucapan ku Lita langsung berjalan masuk ke dalam back office "saya masuk dulu ya" ucap Lita dingin.
Serempak semuanya menjawab iya dan Jeng Vera masih terus menghibur yang lain dengan celotehannya yang lebay.
Akhirnya aku ikut berjalan dibelakang lita, Lagi-lagi aku merasakan aura yang tidak biasa dari Lita.
"Miss Angel! Apa kabar?" Sapa Laila yang tengah duduk bersila dikarpet sambil grooming.
"Baik banget ila cantik" balasku, yah aku memang dekat dengan semua staff, bukan cuma ditoko ini, tapi hampir disemua toko, karena menurutku jika membuat hati mereka senang dan plong akan terlihat baik juga untuk pelayanan mereka bukan?
"Pasti miss udah di lebay-in deh sama jeng Vera didepan" timbrung Dian yang sedang mencapit bulu matanya agar lentik sambil bercermin di kaca yang tergantung dekat loker.
"Yah biasalah pemale yang satu itu suka berlebihan" sahutku sambil membuka laptop.
Kutatap Lita tanpa bicara satu katapun masuk kedalam ruang ganti yang sudah disediakan, ia benar-benar terlihat tidak seperti biasanya, bahkan tidak ikut meladeni obrolan kami.
Jam kerja siang pun akhirnya dimulai. Yang tadinya banyak staff grooming didalam sekarang hanya ada aku saja.
Lita sedang memberi breafing siang untuk yang lain diluar.
30menit berlalu anak pagi langsung pergi untuk makan siang setelah pamit padaku dan Lita, para staff siang semua ada di floor.
Lita langsung duduk dibangku tempatnya biasa, sibuk mengerjakan laporan per dua jam.
Dan aku fokus dengan pekerjaan ku sendiri duduk tepat di bangku sebelahnya.
Kuakui Lita cukup profesional ketika bekerja, dia akan fokus bila tugasnya belum selesai, dan dia tau kapan waktunya untuk ngobrol atau bercanda dengan teman se team nya, tapi aku merasa untuk kali ini rasanya terlalu kaku jika disebut profesional.
"Lit" tegur ku, sesungguhnya aku sudah tidak tahan untuk membuka mulutku sedari tadi, aku penasaran dengan sikapnya hari, kenapa dia lebih banyak diam, atau mungkin memang karena Leo dia jadi lebih banyak diam hari ini.
"Tunggu ka, dikit lagi nih aku kelar" balasnya menahan ucapanku, sambil matanya tetap fokus pada komputernya.
"Yaudah selesaikan dulu" aku menyerah, lebih baik menunggunya sampai dia selesai mengerjakan pekerjaannya.
"Sip bos" balasnya menoleh ke arahku sambil mengacungkan jempol dan tersenyum.
***
(Voc Lita)
Hah moodku benar-benar jelek banget deh hari ini, padahal ada kak Angel disampingku, aku jadi gak enak karena aku tahu pasti ka Angel peka banget dengan perubahan sikapku ini.
Tapi bagaimana lagi, baru kali ini juga fikiranku terusik, sedikitpun aku gak mau berfikiran negatif atau apapun tentang kejadian semalam dan pagi ini.
Padahal aku mau berbagi cerita ke ka Angel, tapi sepertinya aku terlalu malu untuk mengatakannya.
"Ka Lita!" Tegur Dian setelah menutup pintu dan jalan mendekat kesampingku "semalam rak paling belakang udah di cross cek, hasilnya klop, barang yang mau di return juga udah kelar ada empat box, barusan orang gudang telpon bilang besok pagi mau diambil, aku ambil surat keluar barang dulu ya ke management soalnya tadi pagi ka kevin bilang udah siap dan tinggal diambil aja" jelas Dian panjang lebar sambil berdiri disampingku.
"Oh yaudah" timpalku dengan anggukan. Kemudian Dian langsung keluar dari ruangan.
Kemudian selepas Dian keluar Aku langsung menatap ke arah ka Angel "ka tadi mau ngomong apa?" Tanyaku memulai.
Ka Angel menghentikan fokusnya dari laptop dan menatapku lekat "aku mau nanya sesuatu yang sedikit privat tentang rumah tangga kamu" ucapnya to the point.
Aku tahu kak Angel bukan tipe orang yang akan basa-basi kalau bicara serius, dan aku juga sama.
"Hmm? Rumah tangga ku?" Tanyaku meyakinkan apa yang baru saja ku dengar.
"Iya, menurutmu apa belakangan ini sikap suamimu sedikit berubah?" Ka Angel semakin serius bertanya dan menatapku.
"Berubah gimana ya? Aku sih ngerasa tetap biasa aja" jawabku sedikit kikuk namun juga terselip ragu dengan jawabanku sendiri.
"Kamu yakin? Hemm.. atau mungkin Leo suka pulang telat?" Ka Angel masih penasaran dengan jawabanku.
"Aku gak terlalu yakin sih, tapi kalau aku sift pagi dia pasti jemput sesuai jadwal"
Mata ka Angel memicing "hmm" gumamnya sambil mengamatiku seolah berfikir "ya sudahlah kalau memang gak ada yang aneh dari Leo, pasti kalau ada apa-apa kamu bakal curhat ke aku kan?" Sambungnya kemudian menggenggam tanganku.
Kenapa ucapannya terasa seolah menyindirku, seharusnya aku cerita bukan tentang kegelisahan ku hari ini,.
"Yaah... pasti si Alex itu salah orang kayanya, aku juga rada gak percaya dengan ucapannya sih" sambung ka Angel setelah menghela nafas panjang.
"Maksud ka Angel? Salah orang gimana?" Tanya ku penasaran.
"Iya, Alex bilang kemarin dirumah sakit dia Lihat cowok mirip suami kamu bersama dengan perempuan... kayanya perempuan itu lagi hamil deh soalnya Alex bilang kalau si cowok yang mirip Leo itu ngelus perut perempuan itu, tapi... ya mana mungkin juga sih kalau Leo-"
"Ciri-ciri perempuannya gimana?" Reflex aku memotong penjelasan ka Angel, entah kenapa mendengar ucapan ka Angel membuat dugaanku semakin nyata.
"Hmm?! Lit, kamu percaya sama ucapan ku barusan?"
"Ka gimana ciri-ciri perempuan itu?" Aku mengulang pertanyaanku yang belum dijawab ka Angel, aku sungguh penasaran dan hatiku tidak tenang.
"Emm Alex gak sebutin ciri-ciri perempuan itu sih" jawab ka Angel seolah berfikir.
"tapi kenapa Alex gak bilang kalau dia lihat suamiku di rumah sakit? Atau gak, kasih tahu aku? Atau tanya aku buat mastiin apa yang dia lihat?" Aku mulai panik, dan hatiku semakin gusar.
"Tenang Lit! kenapa kamu panik gini? Kamu bilang rumah tangga kamu baik-baik aja kan?"
"Lagi pula mungkin Alex masih belum yakin makanya gak langsung bilang ke kamu" terka ka Angel berusaha menenangkan ku.
Enggak mungkin kalau Alex belum yakin, karena ucapannya yang semalam seolah dia yakin betul kalau suamiku berengsek, tapi kenapa dia gak kasih tau aku kalau dia melihat Leo dengan perempuan lain, apa mungkin perempuan itu Indah?
Mengelus perut perempuan itu?
Apa mungkin?
Jantungku berdebar, tanganku gemetar dan dingin, fikiranku hanya terisi kejadian kemarin malam dan pagi ini, ditambah mendengar ucapan ka Angel, imajinasiku tentang Leo dan Indah semakin jauh.
"Ka aku izin pulang cepat hari ini" pintaku tanpa basa-basi.
***
(VOC Author)
Angel bingung menatap perempuan yang dihadapannya kini terlihat seperti sedang frustasi.
"I-iya, boleh, tapi ada apa kamu mau pulang cepat?" Tatapan Angel penasaran sambil memegang tangan perempuan yang bahkan sudah tidak menatap dirinya.
Terlihat dari mata Lita seolah sedang memikirkan banyak hal, bahkan tangan yang dia pegang gemetar dan dingin.
"Ka, aku harus pastiin sendiri" Lita semakin gelisah.
"Pastiin apa? Kamu tenang dulu Lita, coba cerita ke aku oke?!" Angel langsung memeluk Lita yang terlihat semakin tidak tenang, berusaha menenangkan wanita yang mungkin karena ucapannya jadi frustasi begini.
Lita menelan salivanya bahkan mulutnya tak bisa mengatakan hal yang sudah dirangkumnya dalam memorinya, menjabarkan apa yang mungkin belum pasti juga, tapi mengingat Indah yang keluar dari kamarnya seperti semalam membuat tubuhnya gemetar lagi, rasa tidak percaya dengan apa yang sedang ia fikirkan.
"Ka aku masih belum bisa cerita karena aku mau memastikan dulu, aku harus pulang sekarang" tegas Lita melepas pelukan Angel.
Angel mengangguk dan mengizinkan Lita untuk pulang cepat. Lita bergegas mengganti bajunya.
"Lit mau aku antar pulang?" Angel khawatir menatap Lita.
Lita menggeleng "maaf ya ka aku seenaknya begini, tapi terimakasih kaka udah izinin" ucap Lita buru-buru dan berlalu pergi keluar meninggalkan Angel.
***
"Pak ini rumahnya, mereka tinggal serumah" terang Lelaki dengan kemeja hitam duduk didepan kemudi mobil kepada orang yang duduk di bangku belakangnya.
Sambil menatap ke arah rumah berpagar hitam.
"Jam berapa mereka sampai dirumah?" Tanya lelaki yang duduk dibangku belakang supir tadi.
"Selama saya amati biasanya jam tujuh sampai setengah delapan mereka sampai dirumah" jelas lelaki berkemeja hitam lagi.
Lelaki yang duduk di bangku belakang menatap jam tangan silver dengan tali kulit coklat ditangannya menunjukkan butuh setengah jam lagi untuk bertemu orang yang sedang ditunggunya.