Chereads / Tunanetra|leetaeyong / Chapter 2 - 1-bully

Chapter 2 - 1-bully

"Benci banget gue sat liat guru buta itu!,"gerutu lami sambi melipat kedua tanganya didepan dada.

"Iya njirr,mukanya aja yang ganteng, tapi sayang buta,ih...kasian nanti yang jadi istrinya!,"ucap ningning dengan ekspresi jijik.

"Sen,kok lo diem aja sih biasanya soal bully lo nomor satu!,"ucap lami yang merasakan hal aneh dari seorang wanita yang tengah termenung dengan nama tag Sena.

"Ngak gue cuma lagi badmood aja!" Ucap sena bohong.

Sekarang,Sena,lami,ningning,

hina,haruto dan asahi sedang duduk didepan kelas 12 ipa 1.

Siapa yang tak kenal dengan sejajar- an murid diatas, murid yang dikenal suka membully dan sebagainya.

Mungkin sekolah bisa saja mengeluarkan mereka, tapi kepintaran mereka lah yang menyelamatkan mereka dari kata 'DO', tapi sudah 4 bulan ini sena telah keluar dari zona membully, dia berubah drastis.

"Itu woy guru buta lewat!,"ucap asahi lantang demi memberi tahu teman-teman nya bahwa guru matematika mereka akan melewati koridor didepan kelas mereka.

Terlihat lah seorang guru tampan dengan memegang tongkat di tangan kanan nya yang digunakan sebagai alat bantu nya berjalan,dan tangan kiri memegang tumpukan buku,tak ada satupun murid yang ingin membantu bahkan mereka hanya menganggap nya bagai angin lalu.

'BRUGHH'

Lee taeyong yang berstatus sebagai guru matematika itu terjatuh ke lantai,akibat sandungan kaki haruto dan membuat buku-buku yang dia bawa jatuh berserakan dilantai.

"Hahaha!,"tawa semua murid yang menyaksikan kejadian memalukan namun bagi mereka itu adalah sebuah hiburan.

Dengan perlahan taeyong mencoba untuk berdiri dan mencari tongkat nya.

Setelah dia menemukan tongkatnya dia mulai mencari buku-buku yang dia bawa, walaupun dia buta tapi dia tak pernah putus asa, apa lagi mempersalahkan tentang murid-muridnya yang sering menjailinya.

"Makanya pak kalo punya mata dipakek, eh gue lupa ya kan dia ngak bisa liat."sindir jaemin anak kelas sebelah,sontak semua murid yang menyaksikan tertawa kecuali sena.

Sedangkan sena atau yang lebih dikenal ratu bully hanya diam, tak seperti biasanya hmm...

Justru sekarang dia merasa kasihan, sungguh terkejut jika dia mengucapkan kalimat itu,karna kalimat itu sangat anti baginya.

"Sen,lo ngak ikut nge-bully?,"Tanya jeno yang merasa aneh melihat sena.

Sungguh hal yang benar-benar wawww,yang dilakukan sena.

Bukannya membully guru itu seperti biasa dengan perkataan dan hinaan pedasnya, justru kali ini sena sedang berjongkok membantu taeyong menyusun buku-buku yang berserakan dilantai.

"Ayo pak saya bantu antar buku nya keruangan bapak!,"Kata sena sambil membantu taeyong untuk berdiri, akhirnya sena menuntun taeyong pergi dari area itu dan membawa taeyong keruanganya.

"Itu beneran sena kan?," tanya lami.

"Ketempelan apa si sena, biasa nya dia paling pedas ngebully sih guru buta!,"kata haechan anak ips.

"Tau tuh apa itu rencana dia, ya udah ikutin aja cara mainnya,"kata jisung.

___

"Pak kan udah berulang kali saya bilang kalo mereka ngebully bapak ya dilawan!,"kata sena memarahi taeyong akibat lelaki itu tak melawan saat dihina.

"Saya bisa apa Sen!," kata taeyong sambil tersenyum kecut.

Mulai detik itu wanita itu menangis tanpa suara.

"Kamu jangan nangis!,"ucap taeyong lembut.

"Saya merasa gagal jadi istri pak!," Ucap sena sambil berlutut dihadapan taeyong yang sedang duduk dikursi kerjanya.

Ini lah yang taeyong suka dari sena, walaupun taeyong tau sena tidak mencintainya tapi sena sangat pernurut terhadap suami.

"Hikss!,"Sena meneteskan air matanya.

"Kamu jangan nangis saya ngak apa-apa!,"kata taeyong mencoba menenangi sena.

Sena memeluk tubuh taeyong saat itu juga.

"Maafin saya kalo selama ini menjadi istri yang kurang baik, saya masih punya hati pak saya ngak suka kalo mereka terus-terusan bully bapak!," kata sena sambil segugukan.

"I'm the one who should Apologize, I can't be a perfect husband like out there, i'm blind, and you must be Embarrassed to have me?," Ucap taeyong lirih.

"Kamu dunia saya Lee sena!,"kata taeyong sambil memeluk sena erat.

"Jika saya ngak bisa melihat, bukan berarti saya tidak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak, tetaplah disini, menjadi mata saya agar saya bisa melihat dunia!," kata taeyong sekali lagi.

" Your are more than a perfect word, from this moment on I love you Lee taeyong!,"kata sena dan menangis dipelukan taeyong.

"Let's look atau the world together," kata sena menatap wajah damai milik taeyong.

Taeyong mengangukan kepalanya seraya tersenyum bahagia.

◖𝖙𝖚𝖓𝖆𝖓𝖊𝖙𝖗𝖆'◗  

"Sen, demi apa lo bantuin guru buta itu?"tanya lami saat sena baru memasuki area kelas.

"Ya emang nya kenapa?,"tanya sena sambil tersenyum.

"Aneh loh Sen, ketenpelan arwah siapa sih lo?," tanya lami saat sena duduk di kursinya.

"Ya kali gue ketempelan!," Ucap sena sambil membalik lembaran novel.

"Good afternoon student!" kata mrs.choi memasuki area kelas itu.

" Good afternoon mrs!" kata seluruh murid sambil duduk tegap.

"Hari ini kita hapalan ya teks numbers twenty seven,sesuai promise minggu kemarin!,"kata mrs.Choi mengingatkan soal perjanjian mereka minggu lalu.

"Yes mrs!" Ucap seluruh murid kompak.

____

Sudah 2 jam pelajaran bahasa Inggris ini menyapa seluruh kelas IPA 1,selanjutnya disapa kembali oleh bell pulang sekolah.

"Thanks atas hari ini, minggu depan kita ulangan!" kata mrs.Choi memberi tahu seluruh murid kelas IPA 1 lalu segera beranjak keluar dari kelas.

"Sen lu pulang bareng siapa?,"tanya lami.

"Jalan nunggu bus di halte!" kata Sena berbohong.

"Ya udah gue duluan ya, gue pulang bareng jaemin soalnya!,"kata lami sambil berlari keluar kelas.

Sena berjalan keluar kelas, melewati koridor yang sudah sepi dan lansung menuju halte, bukan untuk menunggu bisa melainkan menunggu mobil jemputan, yang biasa menjemput taeyong saat pulang dari mengajar dan Sena.

Tak lama berhenti mobil mewah didepan Sena, sontak Sena pun tersenyum senang dan lansung masuk kedalam mobil.

"Gimana hari ini capek?," tanya taeyong saat Sena telah duduk didalam mobil.

Mobil pun berjalan meninggal kan area halte, bukan taeyong yang mengemudi mobil, melainkan sopir dari mama nya taeyong yang selalu menjemput taeyong dan Sena ketika pulang dari sekolah.

"Ngak,mas taeyong mau dimasakin apa?," tanya Sena.

'Mas' adalah panggilan taeyong dari Sena saat diluar area sekolahan.

"Masak apa aja mas makan," kata taeyong tersenyum bahagia.

Ya taeyong cukup bahagia, memliki istri yang menerima kekurangan nya, walaupun sebelumnya Sena tidak semanis ini kepadanya.

Tetapi setelah dua bulan menikah Sena berubah total dia jadi penurut dan baik kepada taeyong biasanya dia selalu mengumpat, ataupun menghardik taeyong dengan kata-kata kasarnya dan savage nya.

'Lo itu nyadar, cewek sempurna mana yang mau dijodohin sama cowok cacat kayak lo! '

'Istri itu cuma status dan jangan berharap gue bakal tunduk sama cowok buta kayak lo!'

'Cih, pasti lo seneng kan dijodohin sama cewek sempurna kayak gue!'

'Seharusnya lo itu malu sebagai cowok, udah cacat!, gue malu tau ngak!'

Begitu lah kata-kata yang dilontarkan Sena selama sebulan menikah, namun kini dia sudah berubah,kini pernikahan mereka menginjak 5 bulan.

Pernikahan bukan karena asas cinta melainkan paksaan semata, membuat Sena harus menerima kenyataan menikah dengan lelaki Tunanetra, awalnya memang sulit menerima itu semua, tetapi entah kenapa tinggal sebulan bersama lelaki itu membuat dia sadar bahwa tak ada yang sempurna didunia ini, semua memilki kekurangan dan makanya dari itu Tuhan menciptakan makhluk berdampingan guna menyempurnakan kekurangan sang pasangan.

Taeyong bersyukur memiliki Sena yang sempurna, walaupun dia harus rela mendengarkan hinaan pahit selama sebulan, tapi itu tidak masalah baginya itu sudah biasa.

Taeyong tidak buta dari lahir, dia mengalami kecelakaan pesawat dua tahun yang lalu membuat kebutaan pada matanya,dulu taeyong adalah laki-laki yang jauh sempurna muka nya yang tampan, kaya,pacar cantik semuanya dia miliki, tapi sayang setelah mendengar kabar taeyong mengalami buta, pacarnya memutuskan hubungan mereka padahal dalam tahap menuju pernikahan, taeyong pasrah dia sadar kalau mantan pacarnya dulu bukan lah yang terbaik untuk dia sekarang, justru sekarang Tuhan telah memberikan istri yang menerima dia apa adanya walaupun belum memiliki rasa cinta dari sang istri.

Mobil yang mereka naiki pun berhenti didepan rumah mewah, rumah milik taeyong yang dia beli sendiri,hanya ada mereka berdua,satu pembantu, dan satu supir yang biasa mengantar-jemput taeyong.

Sena pun menuntun taeyong keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah.

"Udah pulang nyonya!," kata bibi shin pembantu rumah ini yang umurnya sudah memasuki setengah abad.

"Udah bi."ucap Sena seraya tersenyum ramah.bibi shin tersenyum kemudian melanjutkan kegiatan membersihkan debu.

Sena lansung menuntun taeyong naik ke lantai atas dimana kamar nya dan juga taeyong berada.

"Mas taeyong mau mandi atau makan dulu?" tanya Sena sambil menuntun taeyong untuk duduk diatas kasur.

"Mas mandi aja dulu, nanti baru makan," kata taeyong sambil tersenyum.

Senyuman menawan yang membuat wanita manapun mencintainya, namun itu dulu ketika ia tak buta, Sena mengakui itu taeyong memang tampan.

Sena berjalan mengambil handuk, lalu membukakan sepatu suaminya, melepaskan kaos kakinya lalu menuntun nya untuk kekamar mandi.

Setelah sampai dikamar mandi Sena membukan dasi taeyong kemudian disusul oleh kemeja nya,lihat lah tubuh suaminya sangat indah dengan enam kotak-kotak di perut nya yang mampu membuat pipi sena bersemu merah.

"Mas mandi sendiri aja!" kata taeyong sambil tersenyum.

" Yaudah, kalo mas butuh bantuan panggil aku, aku ngambil makanan dulu!," kata sena yang kemudian di anggukan oleh taeyong.

Sena keluar dari kamar mandi dan meletakan pakaian kotor taeyong kedalam keranjang pakaian kotor didalam kamar, setelah itu dia mengganti seragam sekokahnya, dan lansung menuju ke lantai bawah untuk menyiapkan makanan untuk sang suami.

Tak butuh waktu lama buat Sena menyiapkan makanan diatas meja, karena memang yang memasak adalah bibi shin, bukan Sena tak pandai memasak, tapi ini adlah perintah taeyong.

Setelah mengurus meja makan Sena pergi kekamar untuk mengecek suami nya apakah dia sudah mandi atau belum.

Diri taeyong yang sedang duduk diatas kasur dengan tubuh yang ditutupi handuk sebatas pinggang yang dia dapatkan,Sena lansung masuk kedalam kamar,lalu berjalan menuju lemari pakaian suaminya, memilih kaos hitam dan celana selutut untuk sang suami tak lupa dengan pakaian dalam, Sena berjalan kearah taeyong.

"Mas ayo pakai baju dulu,terus makan," Ucap Sena sambil mengeringkan rambut taeyong dengan handuk.

Memakaikan baju sang suami, bukanlah kali pertamanya bagi Sena, ini sudah termasuk dalam rutinitas nya selama 4 bulan ini.

"Kamu cantik!," dua kata yang keluar dari mulut taeyong yang mampu membuat pipi Sena bersemu merah.

"Walaupun saya ngak bisa ngeliat muka kamu, tapi saya tau kalau kamu makhluk yang sempurna!," Ucap taeyong lirih.

"Mas bisa aja!," Ucap Sena terkekeh sambil sambil memasangkan baju sang suami.

Setelah selesai memasang baju sang suami, Sena menggantung handuk yang agak basah ke gantungan handuk didepan kamar mandi dikamarnya, lalu menuntun taeyong untuk berjalan kearah dapur untuk makan.

Menarik salah satu kursi untuk sang suami duduki sena menuntun Taeyong untuk duduk.

Setelah Taeyong duduk dengan aman sena menyedokan makanan untuk sang suami, lala menarik kursi tepat di sebelah dang suami, sena mulai menyuapi taeyong dengan hati-hati.

Taeyong begitu beruntung memiliki Sena.