Chereads / Tunanetra|leetaeyong / Chapter 6 - 5-rumah mama

Chapter 6 - 5-rumah mama

Hari-hari Sena yang sibuk menjelang ujian kelulusan membuat dia agak susah membagi waktu antara mengurus taeyong dan belajar, biasanya Sena akan tidur sebelum jam sembilan malam, sekarang justru lewat sampai jam dua belas malam, menginginkan kuliah kedokteran membuat Sena harus belajar extra agar nilainya memuaskan, belum lagi jika dia harus mengikuti SBMPTN, kalau dia gagal terpaksa dia harus mengambil jalur mandiri.

Sekarang jam menunjukan pukul 12.32 KST, sedangkan Sena masih setia membaca buku-buku tebal sambil mengesap secangkir susu hangat.

Ujian nasional sudah bisa dihitung menggunakan jari, belajar adalah hal utama baginya setelah mengurus taeyong.

Waktu masak saja sena masih sempat-sempatnya membaca buku, pernah waktu itu ia memasak ayam goreng membuat ayam yang dia masak gosong.

Sedangkan taeyong menggelengkan kepala melihat prilaku istrinya, saat cuci piring pun dia juga begitu,ia menulis beberapa rumus di selembar note book yang kemudian dia tempelkan didinding wastafel cuci piring,baginya semua waktu harus dia gunakan untuk belajar.

Tepat pukul 01.00 KST Sena menyelesaikan acara membaca bukunya,matanya sudah benar-benar susah diajak kompromi.

Mencium pipi kanan taeyong singkat, lalu menarik selimut sebatas hidung, cuaca sedang dingin sekarang, karena sedang musim dingin.

Taeyong belum tidur, hanya memejamkan mata sambil tersenyum karena sena mencium pipi nya, apakah selamanya dia akan merasakan ciuman itu?, ntahlah taeyong hanya takut.

_____

Kring!!!!

Sena mengeliat saat mendengar suara alarm dari jam yang ada diatas nakas,jarum jam menunjukkan pukul 05.23 KST, Sena segera beranjak bangun untuk membuat sarapan, bibi shin datang agak siang karena hari ini hari wisudah anak nya, sehingga membuat bibi shin tidak bisa datang pagi untuk membuat sarapan.

Sena yang bingung ingin memasak sarapan itu pun akhirnya memasak ayam goreng dengan sayur-sayuran.

Bersenandung kecil Sena mulai memotong tomat, dan bawang.

Mulai memasukan beberapa potong ayam kedalam wajan yang sudah panas, Sena meneguk segelas air putih.

20 menit kemudian ayam goreng pun matang, disusul dengan sayur tumis.

Sena beranjak ke kamarnya untuk membangunkan taeyong, hari ini hari libur, taeyong dan Sena berniat pergi ke rumah orang tuanya Sena karena kak taehyung pulang dari luar negeri.

"Mas bangun yuk, udah pagi kita kan mau kerumah mama! ", kata Sena lembut sambil mengoyang-goyangkan lengan suaminya.

" Hmmm!," dehem taeyong sambil mengucek-nguecek matanya.

"Aku udah masak sarapan, kamu mandi kita kan udah janji mau kerumah mama!," kata Sena sambil mengusap pelan rambut taeyong.

Taeyong tersenyum saat diperlakukan seperti itu oleh istrinya.

Dengan berjalan tertatih-tatih taeyong berusaha pergi kekamar mandi sendirian, Sena yang melihatnya pun tersenyum senang sifat sang suami yang tak mau merepotkan orang lain yang telah mendarah daging.

Sena pun membantu taeyong untuk kekamar mandi, mengambil sikat gigi dan odol Sena membantu taeyong mencuci muka dan menyikat giginya.

Kemudian dia keluar membiarkan taeyong untuk mandi, sambil menunggu taeyong selesai mandi Sena memilih pakaian yang dilemari, pakaian santai tapi tetap sopan.

Tak lama terdengar pintu kamar mandi terbuka, Sena segera menghampiri taeyong kemudian menuntunnya ke kasur, memasang kan pakaian sang suami kemudian menata rambutnya.

Kini Sena sedang menuntun taeyong untuk sarapan kedapur.

Menuntun taeyong untuk duduk di salah satu kursi, kemudian mengambil makanan, dan menyuapi taeyong dengan hati-hati.

Kini taeyong selesai makan dan meminum obat.

Sena tersenyum senang, tapi tak lama senyum nya luntur ia takut jika perasaannya tak akan bisa ditaklukan oleh taeyong, dia takut jika suatu saat nanti membuat ukiran senyum diwajahnya taeyong pudar dan digantikan sebuah butiran air yang keluar dari air mata lelaki itu, Sena takut itu, takut melukai hati taeyong.

Jam masih menunjukan pukul 7 Sena sedang mencuci piring, sedangkan taeyong sedang mendengarkan musik sambil menulis lagu.

Sudah menjadi hobi taeyong dalam menulis lagu, suara taeyong bagus, Sena akui itu, walaupun ia tak bisa melihat tetapi tulisannya benar-benar rapih, ntahlah mungkin ia sudah terbiasa, jika dibandingkan dengan tulisan asahi yang memiliki mata untuk melihat,justru lebih bagusan tulisan taeyong.

Itu lah salah satu alasan yang membuat asahi begitu tak menyukai guru itu, hanya masalah sepele, masalah tulisan, Sena terkadang heran kenapa memiliki teman seperti asahi yang sensitif terhadap orang lain.

Piring terakhir sudah Sena cuci, rumah sudah tampak bersih, tak ada kegiatan lagi yang Sena lakukan.

Sena akhirnya duduk disebalah taeyong yang masih fokus menulis sambil mendengarkan lagu menggunkan headset.

Lihatlah kelebihannya, dia pintar, suaranya bagus, suka membuat lagu dan dia suka mengalah itulah sifat yang paling menonjol 'suka mengalah'.

Taeyong yang menyadari kehadiran Sena pun tersenyum dan menatap lurus kedepan.

"Udah selesai cuci piringnya?," tanya taeyong sambil melepaskan headset yang melekat di kedua telinganya.

"Udah!," kata Sena sambil meletakan kepalanya di bahu taeyong.

Taeyong terkejut, benar-benar terkejut, jantungnya berdegup kencang, ia sangat malu jika Sena mendengar kan nya.

"Hahaha!,"kata Sena tertawa sambil memeluk lengan kekar taeyong.

"Mas tau ngak?, jantung mas kedengeran detak nya cepet banget!," kata Sena sambil menatap taeyong.

Taeyong merasa malu,mungkin pipinya memerah, dia mengepoutkan bibirnya, sontak membuat Sena luluh, dia benar-benar imut, seperti anak kecil berumur 3 tahun.

Sena menyubit kedua pipi taeyong pelan.

"Lucu banget sih mas!," kata Sena dan lansung mengecup pipi kanan taeyong singkat.

Taeyong tersenyum, senyum yang sangat bahagia.

"Nulis lagu apa sih mas serius banget?," tanya Sena sambil mengambil kertas ditangan taeyong.

Sena tersenyum membaca setiap bait lagu itu, lagu yang bermakna dalam dihidup taeyong, ntahlah tapi sepertinya lagu ini ia bikin untuk mengutarakan setiap hidupnya dan Sena, sena tak henti-hentinya tersenyum senang.

°•°•°•°

Kini Sena dan taeyong sudah sampai dirumah orang tuanya Sena.

Sena menuntun taeyong masuk kedalam rumah,dari luar sudah terlihat dan terdengar suara berisik dari dalam rumah.

Sena memencet bell rumah, tak lama keluarlah mama sena.

"Mama!," kata Sena sambil memeluk sang mama.

"Ya ampun kalau dateng, eh ada taeyong ayo masuk didalam ada kakak kamu!," kata mama dengan hebohnya.

Sena pun segera menautkan jarinya dengan jari tangan taeyong,taeyong tersenyum.

Kemudian mereka melangkahkan kaki kedalam rumah mewah itu.

Terlihat papa Sena dan kakak laki-laki nya itu tengah berbincang diruang keluarga, Sena segera menuntun taeyong untuk duduk disofa sebelahnya.

"Kalian udah dateng!," kata papa Sena berbasa-basi.

Sena dan taeyong cuma tersenyum.

"Wah adek gue udah ngisi belum dek?, eh yong lu udah itu belum?," tanya taehyung heboh.

"Huss!,Sena masih sekolah!," kata papanya.

Sedangkan taeyong cuma tersenyum canggung.

"Abang kapan bang kita ngak mau lah ngelangkahin, cukup pas nikah kita yang ngelangkahin, kalo soal anak abang aja dulu." jawab taeyong sambil menatap lurus kedepan.

"Eh yong lu kira bikin anak mudah,lu mah enak udah ada lahan, gue belum ada nih, mau DP dimana ya kira-kira yang bagus?", tanya taehyung.

Sontak semua tertawa.

"Kamu kira DP tanah!," sambung papa Sena.

"Eh ayok kita makan dulu, ini udah waktu makan malam!," kata mama Sena.

"Ayok ma, pa, dek, yong makan, taehyung udah laper,rindu masakan rumah!," kata taehyung memelas.

Akhirnya mereka pun beranjak kedapur, dan pasti dengan taeyong dituntun oleh Sena.

Hanya ada suara dentingan sendok yang sedari tadi menjadi backsound di ruang makan ini.

Tak lama kepala keluarga kim itupun membukan pembicaraan.

"Taeyong papa denger dari papi kamu, katanya kamu mau operasi mata di Jerman?,"tanya papa Sena.

"Iya pa, tapi ngak tau kapan, mencari pendonor yang pas itu susah!," kata taeyong.

Sena yang sedari tadi menyuapi taeyong makan pun tersenyum sambil mengusap pelan rambut taeyong.

"Sabar ya mas,pasti ada tapi ngak sekarang!," kata Sena menenangi taeyong, sedangkan orang tua Sena tersenyum senang.

"Hargai dong gue jomblo disini, mama sama papa, adek sama taeyong, gue sama siapa?," tanya taehyung sambil mengerucut kan bibirnya.

"Makanya kak!mbak lisa itu diajak nikah, ini di diemin kayak pajangan, ntar mbak lisa kepincut kak ten sama kak bambam tau rasa!," kata Sena mengomeli taehyung.

"Mana mau lisa sama si jamet Thailand!," Ucap taehyung sedikit sombong.

"Dikira sanggup apa cewek nunggu lama-lama!," celutuk mama.

"Iya sabar ma, taehyung kan agak takut mau nembaknya!," kata taehyung.

"Takut ditolak ya bang?," tanya taeyong.

"Yong lu jan ngadi-ngadi ya, gue ganteng gini!," Ucap taehyung menyombongan diri.

"Kak muka kakak dibandingin sama yeontan,masih gantengan yeontan suer deh!"ucap Sena sedikit menjahili kakak laki-laki nya yang satu itu.

Taehyung mencibir kesal, masa wajah tampan dia dikalahkan oleh seekor anjing peliharaan nya.

Sedangkan orang tua mereka cuma mengelengkan kepala melihat sikap anak-anaknya yang suka sekali berdebat.

_____

Kini taeyong dan keluarga Sena sedang duduk di ruang tamu sambil meminum teh hangat.

"Sena kamu udah mutusin mau kuliah kedokteran dimana?," tanya sang papa.

"Sena mau kuliah di king's college London pa, kan enak disana ada kak taehyung juga!," jawab Sena.

Tampak raut wajah sedih dan gusar dari taeyong.

Mama sena yang menyadari itupun membuka bicara.

"Nak kamu kan udah punya suami, berarti kamu itu udah punya kewajiban apa ngak kejauhan, kasian taeyong, apalagi kamu kuliah lama minimal enam tahun!," Jawab mama nya Sena.

Sena tampak berpikir, jujur king's college London adalah universitas kedokteran yang dia impi-impikan sejak kecil, tapi ia tak boleh egois mengingat dia sekarang sudah menjadi sosok istri, dia sudah mempunyai kewajiban.

"Kenapa ngak didalam negeri aja dek?," tanya taehyung.

"Ya udah nanti Sena daftar di Seoul national University kan itu juga bagus!,"jawab sena tersenyum paksa.

Dia tak boleh egois kan?.

Taeyong tersenyum,setidaknya Sena tak jauh darinya.

***

Kini Sena dan taeyong dalam perjalanan pulang, waktu masih menunjukkan pukul 08.00 KST.

"Maaf gara-gara aku kamu ngak bisa mewujudkan impian kamu buat kuliah di London," kata taeyong merasa bersalah.

"Ini bukan salah kamu, aku yang salah,aku yang lupa kewajiban!," kata Sena .

Sedangkan pak choi yang sedang menyupir tersenyum geli melihat interaksi sepasang suami istri itu.

"Pak ke namsan Seoul tower dulu ya!," kata Sena memberi tahu pak choi.

" Baik nyonya!," jawab pak choi.

" Kamu mau ke namsan tower?," tanya taeyong.

"Kenapa ngak, mumpung malam ini kita sengang, lebih baik kita habisin buat berdua!," kata Sena sambil memeluk lengan kekar taeyong.

Taeyong cuma tersenyum bahagia, pak choi pun melajukan mobilnya menuju namsan.

Mereka sudah sampai di namsan tower sejak 5 menit yang lalu.

Seoul sangat indah jika dilihat dari atas sini, sayang sekali taeyong tak bisa melihatnya.

Namsan seoul tower merupakan kawasan di namsan park yang terkenal dengan gembok cintanya, menurut mitos yang dipercaya disana, pasangan yang menuliskan nama digembok yang telah dikunci , maka cinta mereka akan abadi selamanya.

Benar saja di beberapa sudut di namsan seoul tower ini banyak sekali gembok-gembok cinta yang menyangkut.

Sena mengeluarkan sebuah gembok dari dalam tas nya, gembok berbentuk hati yang dia beli didepan pintu masuk namsan seoul tower.

"Aku beli gembok ini buat bikin nama kita, kata orang jika pasangan yang menuliskan namanya disini akan abadi!," jawab Sena sambil menulis namanya dan juga taeyong.

"Itu hanya mitos!," jawab taeyong.

"Apa salahnya jika kita coba!," jawab Sena, lalu mengunci gembok itu disalah satu sudut namsan seoul tower.

"Sudah selesai!," jawab Sena senang.

"Semoga cinta kita abadi!,"  jawab taeyong.

Sedangakan Sena cuma menganguk ragu.

Sena dan taeyong pun duduk di salah satu kursi di namsan tower itu.

Sena meletakan kepalanya dipundak taeyong.

"Bulan malam ini bagus, dia terang, dia indah, kamu sama seperti dia, kamu terang dimalam hari, dan bersinar di siang hari!," selontaran kata yang keluar dari mulut Sena yang mampu membuat taeyong tersenyum geli.

Tak berselang lama ingatan Sena tentang kejadian beberapa tahun lalu terulang lagi, ditempat yang sama, diwaktu yang sama dengan orang yang berbeda.

Ia ingat betul tentang dia dan lelaki bernama kim doyoung yang melakukan hal serupa di sini, menulis nama mereka digembok cinta, tapi apa hasilnya, doyoung meninggalkan nya, tapi satu hal yang perlu diingat,rasa cinta mereka masih abadi, walaupun Sena mengelak tapi ia bisa apa, ia lebih jauh mencintai kim doyoung dari pada Lee taeyong.

Sena mengeratkan pelukannya pada lengan taeyong, untuk melupakan masa lalu, yang terpenting ia sudah berada dimasa depan dengan orang yang baru, sena hanya perlu lebih giat lagi belajar membuka hati untuk taeyong.