Dari sepulang sekolah, sena tampak muram, dan tak bersemangat, taeyong dapat merasakannya.
Sena lebih banyak diam, tidak banyak bicara seperti menceritakan kebiasaan disekolahnya kepada taeyong, taeyong cuma berdengus pelan, mungkin istrinya sedang dalam mode badmood.
Pikiran Sena kacau, dilain sisi dia takut dengan perkataan teman-temanya tadi disekolah tentang mereka yang akan menghancurkan rumah tangganya, tidak!,Sena sungguh tidak tega dengan taeyong, tapi dilain sisi dia sungguh masih mengharap kan kehadiran doyoung dihidupnya.
"Kapan mau ke Jerman nya mas?," tanya Sena berusaha mengatur moodnya, agar taeyong tidak merasakan keanehan darinya.
"Belum ada telpon dari dokter Hans, tapi dia akan ngabarin mami sama papi kalo sudah ada pendonor," kata taeyong sambil tersenyum.
"Mas mandi dulu gih, aku mau siapin makan malam!," kata Sena sambil mengambil handuk untuk sang suami.
Taeyong cuma mengangguk,lalu beranjak pergi kekamar mandi dibantu oleh Sena.
Kini Sena tengah menyiapkan makan malam, berupa jjampong dan bibimbap, lalu beranjak ke kamar,sambil menunggu taeyong selesai mandi, Sena termenung di atas kasur sambil melihat lurus kearah pintu kamar mandi yang ada dikamarnya.
Yang dia pikirkan sekarang perkataan doyoung dua tahun yang lalu tepat pas mereka memutuskan hubungan.
'Sena aku mutusin hubungan ini karena sebuah alasan, aku akan kembali!, maka dari itu tunggu aku jaga hati kamu buat aku!'
'Suatu saat aku akan kembali! '
Perkataan doyoung dua tahun yang lalu terus menghantuinya beberapa minggu ini.
Dia takut jika doyoung kembali, maka dia akan lupa dengan kewajibannya sebagai istri taeyong, tapi tak dapat dipungkiri Sena benar-benar merindukan lelaki itu.
Klek..
Pintu kamar mandi terbuka, Sena buru-buru menbantu taeyong untuk keluar, dan lansung menuntun taeyong untuk duduk dikasur, memilih baju santai didalam lemari Sena membantu taeyong memasangkan pakaian.
"Aku masak bibimbap kesukaan kamu!," Kata Sena sambil mengeringkan rambut taeyong dengan handuk kecil.
Sedangkan taeyong cuma tersenyum senang.
"Kak taehyung kapan pulang?,"tanya taeyong.
Kim taehyung, kakak laki-laki pertama Sena itu, kini tengah mengurus salah satu perusahaan sang papa di Eropa, dan entah kapan dia akan kembali.
"Ngak tau mas, dia juga jarang nelpon, sibuk nge endorse gucci kali!," kata Sena dan dapat kikikan kecil dari taeyong.
Memang tak dipungkiri sang kakak ipar taeyong itu sangat menyukai barang berkelas itu.
Setelah memakai pakaian Sena menuntun taeyong untuk makan malam, kamar taeyong dan Sena yang berada di lantai dua membuat taeyong tak bisa berjalan sendiri ke dapur.
Diatas meja makan sudah terhidang bibimbap dan jjampong masakan Sena.
Mengambil sedikit bibimbap kemudian diletakan di piring sang suami, Sena mulai menggeser kursi untuk duduk tepat disamping taeyong.
Menyuapi taeyong dengan telaten dan perlahan yang Sena lakukan sekarang,kemudian tatapan iba yang Sena lontarkan kepada taeyong,ntah bagaimana jika doyoung akan kembali,Sena bingung dengan perasaan nya sendiri.
Suapan terkahir pun telah melesak masuk kedalam mulut taeyong,setelah makan Sena mulai membantu taeyong untuk minum obat.
***
Taeyong lansung tidur didalam kamar setelah makan malam, sedangkan Sena masih termenung di balkon kamar.
Dengan memegang secangkir teh hangat ditangan nya Sena menghirup udara kota seoul.
Sekarang jam menunjukan pukul 20.57 KST, mengesap segelas teh hangat membuat udara dingin menjadi agak mereda.
Bulan dan bintang tampak ditutupi oleh awan gelap, tampaknya malam ini akan turun hujan, Sena segera masuk kedalam kamar, tak lupa ia mengunci pintu balkon.
Meletakkan teh hangat diatas nakas disamping tempat tidur, Sena mulai menaiki kasur dengan hati-hati takut menganggu tidur sang suami.
Sena melirik kearah taeyong yang sudah terlelap, ia memperhatikan setiap inci wajah tegas milik taeyong.
"Aku takut hari itu akan tiba mas," gumam Sena,megecup pipi taeyong singkat lalu menarik selimut sebatas dada dan berbalik badan Memungungi taeyong.
Taeyong tersenyum lalu sedetik kemudian dia menangis tanpa suara, dia mendengarkan gumaman Sena tadi, berpura-pura tidur karena ingin tahu penyebab badmood nya sang istri.
'Aku siap apapun keputusan kamu!, memang dari awal aku yang terlalu memaksa hubungan ini, tapi aku sadar kamu selamanya milik kim doyoung'-batin taeyong lalu melanjutkan tidur nya dengan ditemani isakan kecil.
mencintai seseorang yang sudah mempunyai kekasih bukan lah sebuah kesalahan, melainkan sebuah kesakitan.
dan apapun kedepannya taeyong akan siap menghadapi nya, taeyong akan mengalah supaya tidak memperpanjang masalah.
____
Sena terbangun saat merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya, Sena membuka matanya perlahan, taeyong memeluknya Sena tersenyum kemudian memberikan kecupan singkat untuk sang suami, lalu Sena beranjak untuk mandi.
Taeyong tersenyum, tersenyum atas perilaku sang istri, kecupan yang suatu saat akan dia rindukan.
Kini taeyong dan Sena sedang sarapan dimeja makan, menu sandwich buatan bibi shin memang sarapan favorit taeyong setelah sarapan olahan Sena.
"Berapa bulan lagi kamu kelulusan?," tanya taeyong berbasa-basi.
"Sekitar 2 bulan!," kata Sena sambil mengunyah sandwich nya.
Taeyong cuma tersenyum dan menganguk.
"Nyonya mau dimasakin apa untuk menu makan siang?," tanya bibi shin.
"Hmm tanya mas taeyong aja bi, mas mau makan apa?," tanya Sena sambil meneguk susu rasa vanilla buatan bibi shin.
"Jokbal dan mandu kukus!," kata taeyong sambil tersenyum dan menatap kosong kedepan.
"Baik tuan!," kata bibi shin lalu beranjak pergi ke dapur.
"Mobilnya sudah siap nyonya!," kata pak choi, supir pribadi keluarga Lee.
"Owh ya udah pak, lima menit lagi ya, pak choi udah sarapan?," tanya Sena.
"Udah nyonya, kalo gitu saya permisi mau memanaskan mobil sebentar!," kata pak choi lalu berlalu pergi.
___
Sena sedang berjalan di Koridor kelas 12,murid-murid masih sedikit yang datang, setelah mengantar taeyong keruangan kerjanya Sena lansung pergi ke kelas, dia lupa mengerjakan PR fisika dari pak yuta.
Sena masuk kedalam kelas yang masih sepi, lalu segera mengeluarkan buku fisikanya, soal yang diberikan pak yuta tidak banyak hanya sekitar 20 soal pilihan ganda dan 5 soal pilihan essay.
Resiko mengambil jurusan IPA adalah pelajaran menghitung setiap waktu, tapi jurusan ini lah yang membuat mudah untuk mengambil jurusan kedokteran saat kuliah.
Cita-cita Sena adalah menjadi seorang dokter, hanya dokter belum terpikir kan untuk mengambil spesialis apa.
Anak bungsu keluarga kim itu terlihat, meregangkan otot-otot nya, tak butuh waktu lama baginya mengerjakan dua puluh lima soal itu, hanya menghabiskan waktu kurang dari 30 menit.
Siswa kelas 12 IPA 1 itu sudah banyak yang datang, Sena melirik jam nya sekilas, menunjukan pukul 06.25 KST, 5 menit lagi biasanya teman-temanya Sena akan datang, Sena lebih memilih membaca novel kesukaannya.
Benar saja, belum lama Sena membaca buku, teman-teman Sena sudah datang.
Lami, haruto, asahi, dan ning-ning masuk kedalam kelas.
Lami duduk disebelah Sena, membuat Sena tidak fokus ke novel yang dia baca.
"Lo beneran ngak mau pisah sama guru buta itu?," tanya lami sambil menopang dagunya dengan tangan diatas meja dan menghadap kearah Sena.
Sena menggeleng ragu.
"Sekalipun doyoung udah kembali?," tanya lami.
Sena terdiam, apakah doyoung nya sudah kembali? -, batin Sena.
Lami yang menyadari sikap Sena pun tersenyum senang.
"Fixs,kita bakal bantu loh pisah dari guru buta itu!," kata lami dan di senyuman kan oleh haruto, asahi, dan ning-ning.
Saat Sena ingin menyela perkataan lami, pak yuta sudah masuk kedalam kelas.
"Pagi anak-anak kumpulkan PR kalian, lalu kerjakan halaman 127!." perintah pak yuta.
Semua muridpun berjalan kedepan kelas untuk mengumpulkan tugas FISIKA mereka.
Berada dikelas 12 membuat Sena dan teman-temannya belajar dengan giat, seperti sekarang banyak tugas-tugas yang diberikan sang guru menjelang ujian kelulusan.
Setelah pelajaran fisika, kelas ini akan disapa kembali oleh kelas matematika yang diajarkan oleh pak sehun, taeyong juga guru matematika tetapi dia mengajar kelas 11.
Sena mendengus kesal, rasanya dia ingin kembali ke masa TK, yang dimana pelajaran nya hanya menggambar, menyanyi, dan membaca.
Tapi ia rasa itu mustahil.