morning" Aletta berjalan dengan girang menuju meja makan.
Kemudian dia melangkah dengan riang untuk mengecup pipi senua orang yang ada di sana, tentunya ia mendapatkan balasan kecupan dari setiap orang.
"pagi pagi sudah cantik, mau kemana hem?" Aksa mengecup kening Aletta kemudian merangkul pinggang Aletta posesif.
"Emm… anu pi… em.."
"kami ingin jalan jalan… girls time!" Kayla datang menarik Aletta dari rengkuhan Aksa yang sedang menyiapkan telur mata sapi untuk Aletta.
"thanks pi!" ucap Aletta menerima sepiring telur mata sapi. Telur dengan dua kuning itu terlihat begitu menggemas kan di dalam piring, seperti biasa, sekali menggoreng telur Aksa akan menggoreng dua butir sekaligus.
"sure baby!" Aksa mengusap kepala Aletta sebelum akhirnya melepaskan celemek.
Sang tante yang notabene nya tidak bisa memasak hanya menunggu nenek menyiapkan makanan untuk mereka semua, di bantu oleh Aksa. Sebenarnya siapa yang anak perempuan di keluarga itu? Sejak dalu Aksa lah yang selalu membantu sang ibu memasak, bahkan sejak Aksa masih kecil dia sudah senang membantu orang tua. Sedangkan Alisya lebih sering bermain atau berbelanja bersama ayah nya. Mereka adalah gen yang terbalik, padahal usia mereka hanya berselisih 17 bulan.
"selamat makan!" semuanya kompak berucap dengan semangat lalu menikmati menu sarapan dengan hikmat.
"em… letta, kamu tidak ingin mengantar nenek ke bandara dulu sayang?"Tanya Aksa memeluk kepala Aletta yang hanya sebatas pundak nya.
Lihat lah betapa harmonis nya mereka, Aletta yang di apit di antara tubuh bagian samping dan lengan Aksa, bercanda dengan begitu hangat nya di pagi yang masih sangat dingin.
"nenek pulang hari ini?" Tanya Aletta melepaskan apitan dari sang ayah lalu berbalik menghadap nenek nya yang masih duduk di meja makan.
Aksa berisnisiatif mengambil piring yang ada di tangan Aletta lalu menaruh nya di wastafel untuk di cuci oleh asisten rumah tangga mereka nanti siang. Aletta berlalu kembali ke meja makan setelah menggumam kan terima kasih kepada Aksa.
"kenapa cepat sekali?" Tanya Aletta merengut manja.
"apa kau lupa aku seorang dokter?"
"so? Apa hubungan nya dengan nenek? Tante pulang aja sendiri!" melipat tangan menatap Alisya menantang.
"Daksa pulang lusa, sudah dua minggu lebih dia di Singapura!"
"lalu apa hubungan nyadengan tante Al yang berprofesi sebangai dokter?" kali ini Aletta bertanya dengan nada yang amat menyebalkan di telinga Alisya, wanita kepala 3 itu terlihat jengkel, karena di permainkan oleh keponakan yang sial nya paling di manja oleh diri nya.
"Aletta, kau sangat cantik, jadi jangan memperburuk citramu dengan berlaga bodoh!" alisya berdiri menyentak tubuh Aletta agar mereka saling berhadapan.
Lagi lagi, ukuran tubuh Aletta yang jauh di bawah Alisya membuat gadis mungil itu terpaksa mendongkak kan kepala nya menatap Alisya dengan senyum licik nya.
"kenapa tan? Bukankah kau sangat senang kalau tante Intan pulang kerumah? Ah iya rumah om Daksa kan lagi di renovasi, tante pasti udah gak sabar untuk melihat tante Intan setiap pagi?!" Aletta mendecak mengungkapkan pikiran yang sengaja di balik kan dengan keadaan.
"jangan memancingku Aletta Dirgantara, kau tau aku sangat sangat tidak menyukai Intan dan anak nya!" Alisya menarik Aletta lebih merapat agar wajah mereka lebih dekat dan saling bertatap satu sama lain.
" kau menyaliti Aletta kak!" Aksa menarik Aletta dari cengraman Alisya. Disana Aletta mengangkat angkat alis nya mengejek Alisya .
Sebenar nya, Aletta pun tak mengerti kenapa tante nya sangat tidak suka dengan ipar nya sendiri, jujur Aletta tidak ingat. Ingatan Aletta melompat lompat karena ia pernah mengalami kecelakaan serius yang kata nya Aletta jatuh dari tangga saat berusia 7 tahun, hingga Aletta kritis selama 18 jam, dan yang Aletta tau Alisya adalah dokter utama yang menangani Aletta. Kecelakaan itu pula yang membuat Aletta melupakan beberapa kejadian, namun seiring waktu ingatan Aletta pulih kembali. Meski tetap saja ada beberapa kejadian tidak bisa di ingat oleh nya.
Saat Aletta bertanya kepada Alisya tentang ingatan nya yang hilang permananen, Alisya berkata, _ itu merupakan bentuk pertahanan diri mu agar tidak terjadinya gangguan psikis akibat suatu kejadian yang bisa saja berakibat buruk pada psikis mu!_ hanya hal itu yang selalu di lontar kan oleh Alisya.
Tapi, sekarang, Aletta sudah tidak peduli, selama dia masih bisa berkumpul bersama dengan orang orang nyang dia cintai itu sudah sangat cukup dan ia tak berani meminta lebih, ia tak ingin egois dan akhir nya kehilangan segala nya, seperti ini saja sudah cukup. Biarlah berjalan sebagaimana mesti nya saja.
" sudah sudah… Al siap siap, kita akan berangkat 2 jam lagi, jangan meninggakan pasien mu lebih lama lagi!" wanita tua yang sedari tadi menonton aksi Aletta dan Alisya akhir nya angkat suara.
"awas kau!" Alisya menunjuk Aletta kemudian mengerakkan tangan nya keleher seolah sedang menebas leher.
"Alisya, kamu bukan anak sd!"
"dasar tante girang!" bisik kan di telinga Alisya yang langsung mendapat hantaman siku di perut Aksa.
"hahahhahhhahhahhhahahh..." di sisi lain, tawa Kayla justru menyita perhatian semua mata, menatap gadis cantik itu dengan heran.
Kayla masih tertawa terpinkal pingkal, tangan nya menahan perut nya yang terasa sakit akibat tawa nya yang tak kunjung reda. Beberapa saat setelah nya, Kayla mengatur tawa nya menjadi reda dan hilang sepenuh nya.
"kenapa?" Tanya Alisya sewot.
"aku iri dengan kalian!" Kayla membuka suara meski diselingi suara tawa yang tertahan.
Selain Aletta semua nya menatap heran kearah Kayla yang masih mengulum senyum nya.
"baik lah, baik lah, wajah kalian seolah bertanya kenapa, akan ku jawab,Aku iri dengan suasana hangat rumah ini meski suasana masih pagi, kalian juga kompak, saling menyemangati, penuh tawa dan canda!" Kayla masih mempertahan kan senyum nya kemudian kembali berujar.
"bahkan aku tidak pernah sarapan selengkap ini di rumah, kami hanya bertemu di saat saat tertentu saja, dan kini? Kini bahkan lebuh buruk!" kekeh Kayla justru terdengar begitu menyayat hati.
"dengar nak, kau adalah teman Aletta, itu arti nya kau adalah bagian dari kami, kau tau sejak kecil Aletta tidak pernah menceritakan tentang teman nya, karena menurut nya mereka berteman dengan nya hanya karena penampilan Aletta!"
"itu memang benar!" sela Aletta, kemudian dirinya di tarik oleh Aksa untuk di peluk dari belakang, tangan kiri Aksa memeluk perut Aletta sedangkan tangan kanan nya menutup mulut Aletta agar tidak bicara.
"cukup sayang, nanti nenek ketinggalan pesawat!" bisisk Aksa kemudian di angguki Aletta.
"Good!"
"sudahlah, mari siap siap, Kayla kau ikut juga kan?!" sang nenek bertanya dengan lembut.
"em…""tentu saja!" jawab Aletta menyela Kayla yang bimbang dengan menyingkir kan tangan Aksa yang menutupi bibir cantik nya.
"kalau begitu cepat siap siap!" sang nenek memutuskan sepihak. Sang kakek? Dia tidak ambil pusing, toh selama yang di lakukan istri nya bukan merupakan hal yang buruk ia tak akan masalah.
"ayo!" Aletta membawa Kayla menuju kamar, di ikuti yang lain nya menuju tempat masing masing.
Di dalam kamar, Kayla berkata pada Aletta yang baru saja keluar kamar mandi.
"BTW lo tadi ama om Aksa sweet banget di peluk dari belakang kayak tadi, udah kayak posesif husband aja om Aksa, wkwkwk!"
TBC