Chereads / HE IS NOT MY DADY / Chapter 34 - bab 33 una larga noche

Chapter 34 - bab 33 una larga noche

Sejak beberapa saat yang lalu, keduanya terdiam dalam keadan berpelukan, tenggelam dalam pikiran masing masing, merutuki kesalahn masing masing.

Aletta ,masih terisak kecil dalam pelukan Aksa.

"Harusnya papi tidak berteriak !" kata Aksa, mata nya menatap lurus kearah pintu, mata Aksa memancarkan penyesalan yang begitu besar. Tangan nya, bergerak secara teratur mengusap rambut Aletta yang tergerai jatuh di punggung.

"Letta juga seharus nya gak gigit papi!" lirih Aletta mengangkat wajah nya.

Saat ini, Aletta duduk di pangkuan Aksa dengan kepala menyandar di dada Aksa, kedua tangan nya masih memeluk leher Aksa, namun tidak sekencang tadi, dan tangis nya pun sudah mulai reda saat merasakan tangan besar Aksa mengelus rambut nya.

Aksa mengalihkan pandangan nya dari pintu ke dadanya, dimana Aletta berada.

"maafin Aletta ya pi!" ucap gadis mungil itu tulus.

Aksa mengangguk tanpa kata, dengan cepat ia memeluk kembali kepala Aletta di dadanya, dengan tangan kanan nya tetap mengusap kepala dan punggung Aletta.

Tak lama, Aksa bisa merasakan deru nafas teratur Aletta, gadis itu terlihat begitu tenang dan damai dengan mata tertutup.

Berbanding terbalik dengan Aksa yang dag dig dug sendiri, ia tak tau apakah Aletta mendengarkan jantung nya yang seakan mau pecah. Ia benar benar merasa peran batin, pikiran nya, hati nya, dan tubuh nya. setiap bagian tubuhnya, seolah berperang satu sama lain untuk menang.

Memang, ini bukan kali pertama Aletta tidur bersama nya, juga bukan pertama kali nya Aletta berbisik dan memeluk nya. Hanya saja untuk kali ini aksa merasa sedikit berbeda, Aksa merasakan sesuatu yang tidak asing namun cukup membingungkan.

Terutama saat tadi saat melihat Aletta yang mengucapkan maaf dengan sungguh-sunggguh dan mulut yang sedikit terbuka serta wajah polos itu, membuat jantung Aksa berpacu dengan sangat kencang di detik itu juga. Seolah, jika Aksa membuka mulut nya, maka jantung nya seolah melopat keluar melewati tenggorokan nya.

Aksa merasa, semakin kesini, terasa semakin gila, semakin tmbuh Alettanya, semakin mengila reaksi tubuhnya terhadap Aletta. bahkan hal tak di sengaja pun membuat Aksa merasa gila.

Siapa yang tidak akan merasakan demikian, kecuali ia tidak normal. Seorang gadis yang sangat cantik dan menawan, baik secara paras, tubuh maupun sifat nya. Terlebih saat memeluk gadis itu dari depan, aksa bisa merasakan betapa lembut setiap bagian tertentu dari tubuh aletta.

Seperti bantal, empuk dan lembut.

Diambah, tatapan Aletta saat memintaa maaf tadi, Aksa langsung memeluk Aletta agar tidak membuat nya semakin gila. Meski pun logika Aksa menolak karena status mereka ayah dan anak, walau keluarga angkat, namun fikiran, hati dan tubuh Aksa seolah punya jawaban mereka sendiri.

Tubuh nya merespon dengan sangat baik setiap sentuhan Aletta, meski masih di bawah kendali yang baik, namun tetap saja terkadang Aksa benar benar tersiksa dengan pikiran nya yang selalu membayangkan Aletta. Meski hanya di tahap tertarik.

Saat tubuh Aksa meminta lebih, hati Aksa menolak nya dengan mentah mentah, sedangkan pikirannya? Pikirannya selalu tidak konsisten, terkadang pikirannya seolah mendukung hatinya yang menolak hal demikian, dan terkadang pula, pikirannya seolah mendukung kebutuhan fisisk nya.

Seperti berfikir_ 'bukan kah dia hanya anak angkat? Tidak ada hubungan darah, tentu tidak akan masalah'_

Namun, seberapa gila nya pikiran Aksa, sampai hari ini Aksa tidak pernah berfantasi liar mengenai Aletta, walau terkadang ia di buat tegang oleh tindakan tak di sengaja Aletta, Aksa tidak melampiaskan nya dengan membayang kan Aletta saat bermain Solo.

Dan, meski pun sesekali ia tak sengaja menyentuh area terlarang untuk seorang ayah. Meski itu hanya Ayah angkat sekali pun, Aksa masih tiadak lupa daratan, saat ia tersadar akan kesalahan nya, ia akan berhenti, Aksa tidak pernah melanjut kan.

Bukannya tidak, Atau hanya belum saja?.

"selamat tidur sayang! Nice dream!" ucap Aksa mengecup kening Aletta dengan lembut.

Tangan Aksa bergerak, hendak memindahkan Aletta ke tempat tidur, tangan nya terselip di bokong Aletta agar ia lebih mudah memindahkan. Karena posisi Aletta seperti anak monyet yang bergelayut pada induk nya.

Namun siapa yang bisa menyangka, ia yang berniat hanya sekedar memindahkan Aletta, justru kini jari jarinya mencengkram bokong Aletta dengan lembut, saat mereka sudah di posisi berbaring menyamping saling berhadapan.

Kepala Aksa berdenyut, tangan nakal Aksa masih di tempat, seolah enggan melepaskan benda empuk tersebut.

"kemarin, aku juga menyentuhnya!" gumam Aksa melepaskan tangannya dari bokong Aletta.

Kemudian berbaring telentang menatap tangan kiri nya. tangan yang baru saja meremas bokong Aletta, entah sengaja atau tidak, yang pasti itu dorongan naluri aksa sebagai laki laki normal. Terlebih saat ia di hadapkan pada kenyataan bahawa Aletta bukan putri nya.

"tapi kenapa aku tidak berfikir untuk melakukan hal tadi kemarin malam?" gumam Aksa bermonolog.

Aksa mengingat kembali ingatan nya saat menjemput Aletta di kamar saat ulang tahun gadis itu. Pukul 23:55 pm .

Kala itu, Aksa membuka pintu perlahan dan hati hati, agar tidak membangun kan Aletta. Saat pintu terbuka, tertampil Aletta yang sedang tertidur menelungkup dengan ponsel menyala menampilkan animasi movie yang masih berlangsung. Entah sudah berapa kali animasi itu terulang dengan sendri nya karena Aletta tertidur.

Saat itu, bukan Aletta yang menonton animasi di hp, melainkan animasi di hp yang menonton Aletta yang tertidur. (Kembali ketopik)

Jika di pikir pikir, saat itu Aletta sangat berantakan, rok nya tersingkap menampillkan hot pants hitam, dan baru Aksa sadari sekarang, saat itu hot pants Aletta mencetak bokong gadis itu dengan sempurna.

Sayangnya saat itu ia tidak terlalu fokus, hingga ia hanya membenarkan rok gadis itu dan meraup tubuh Aletta lalu menggendong Aletta menuju lantai satu dimana semua orang berkumpul.

"akh..." Aksa bangkit dari posisi berbaring nya denagan tangan mengacak acak rambutnya frustasi.

Bagamana tidak frustasi, ketegangan-nya sudah mulai menyiksa-nya hingga membuat kepala Aksa kian berdenyut.

Segera, Aksa berjalan dengan cepat menuju kamar mandi, mengisi bathub dengan air dingin, tak lupa sambil menunggu bathup penuh Aksa mengambil semangkuk es batu yang sengaja di bekukan. Di suhu malam yang dingin tentu es batu segitu cukup meredakan rasa frustasi nya. Aksa sudah menyiap kan segala nya untuk bejaga jaga.

"ahhh…" Aksa mendesah lega saat kulitnya merasa kan dinginnya Air.

Dingn nya air es, terasa menusuk kulit hangat Aksa, seolah mengalir dan menyatu merdam gejolak darah yang semakin mengila.

"sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang!" guamam Aksa, kepala nya pun ikut dingin, bersama dengan miliknya yang berangsur jinak.

Aksa bersandar pada dinding bathub, tanggannya melayang layang di udara. Saat ini, hanya ada satu satunya kata yang ada di otaknya, yaitu.

"hem.. lembut!"

Tbc