Selamat membaca📖
"Aletta? " Aksa memanggil Aletta saat menemukan kamar masih dalam keadaan rapi dan kosong.
"Sayang? Apa kau di kamar mandi? " panggil Aksa bertanya, langkah kaki nya berjalan menuju toilet yang tertutup.
Meski tertutup, Aksa tidak mendengar tanda tanda suara gemericik air. Apa Aletta berendam di bathub, lalu tertidur? _ Aksa mulai menduga duga. Ia merasa cemas dan penasaran di waktu yang bersamaan. Apakah Aletta sedang mandi atau tidak ada.
Tangan Aksa terulur, ia menggenggam knop pintu kamar mandi, memutar nya. Ada perasaan was was, ia takut jika Aletta sedang berdiri di luar bathtub sedang bersabun. Bisa bisa ia menyaksikan Aletta tanpa busana, dan ia tidak yankin punya muka untuk di perlihatkan kepada Aletta setelah nya.
Tangan Aksa kembali surut, ia melangkah mundur, lalu duduk di tempat tidur Aletta.
" Mungkin, aku harus menunggu sebentar, aku tak ingin mengambil resiko yang membuat ku kehilangan muka!" Gumam Aksa pada diri nya sendri.
Kamar Aletta tidak jauh berbeda dengan kamar milik gadis itu di apartemen, ataupun di rumah utama. Rumah orang tua Aksa. Aletta suka mengisi kamar nya dengan suatu yang di anggap nya bagus, menyudun nya di rak rak, atau membuat tatakan yang menempel di dinding.
Kamar Aletta cukup ramai seperti pasar, setiap sudut nya terisi, hampir setiap bagian dinding nya ada aksesoris, yang unik nya, Aletta mengelilingi kamar dengan lampu tumbler berwarna biru aqua dan kuning sun-shine.
Aksa kembali menoleh pada kamar mandi yang masih tenang sejak 5 menit yang lalu. Dengan pasti, Aksa berdiri melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi tanpa ada keraguan sedikit pun. Dalam sekali mengulurkan tangan, Aksa membuka pintu kamar mandi kemudian melangkah masuk.
"Aletta? Are you here?" panggil Aksa lalu menoleh pada bathub yang kosong, lantai kamar mandi benar benar kosong, tidak ada tanda tanda seseorang memasuki nya sejak beberapa menit atau bahkan jam yang lalu.
" Aletta! " Kali ini, suara Aksa yang memanggil terdengar panik, ia berlari keluar kamar mandi lalu meninggal kan kamar Aletta.
Aksa mengeluarkan ponsel nya dari saku. Mati. Ponsel Aksa juga tidak ada tanda tanda kehidupan, dengan gusar, Aksa meraih chargers cadangan yang tergantung di ruangan TV, ruangan yang menjadi ruang tamu sekaligus ruang keluarga.
Setelah mencolok kan kabel ke saklar, charge di hubung kan ke ponsel nya. Dan Aksa harus menunggu beberpa menit sebelum ia bisa menghidupkan ponsel.
Beberpa menit, bagi Aksa terasa berjam jam, di saat ia harus menunggu sesuatu, sedangkan ia kehilangan kabar Aletta. Ia sangat khawatir dengan keadaan Aletta, mengingat mereka sempat nertengkar tadi pagi. Sebelumnya, Aksa tidak pernah melihat Aletta membanting sesuatu, meski mereka sedang bertengkar. Bisa nya gadi itu hanya merengut, memanyunkan bibir, lalu pergi dengan jalan menghentak hentak, paling parah nya Aletta akan diam mengabaikan. Tapi tadi pagi adalah pengalaman pertama Aksa, Aletta membanting pintu. Semarah apa pun, sekesal apapun, Aletta tidak pernah membanting pintu. Atau Aksa melakukan kesalahan yang sangat besar sehingga Aletta murka.
Jangan jangan Aletta ingin kabur dari rumah?.
Pemikiran buruk itu, akhir nya mengalir sempurna di otak Aksa, membuat lelaki matang itu semakin panik saat satu persatu spekulasi dan kemungkinan yang akan terjadi.
5 menit berlalu.
Sudah 5 menit ponsel di charge, langsung saja Aksa meyambar ponsel nya yang masih dalam keadaan di cas. Ia menghidupkan kembali ponsel, setelah beberapa saat ponsel nya kembali menyala, setelah ponsel menyala Aksa langsung di suguhkan pesan singkat.
Papi letta pergi sebentar sama teman,
Mungkin pulang agak sorean.
Aksa menghembuskan nafas nya lega, 1 kekhawatiran nya menguap setelah mendapat kabar bahwa Aletta akan pulang meski sedikit terlambat. Setidaknya ia sudah tau Aletta akan pulang dan itu membawa angin segar ke paru paru Aksa.
Setelah kekhawatiran akan Aletta kabur, kini ke khawatiran baru muncul. Aletta pergi dengan siapa? Kenapa harus mendadak? Aletta tidak cerita sedikit pun tentang ia akan mengunjungi suatu tempat bersama teman nya. Mungkin karena dia marah? Tapi dia marah karena apa? _
Batin Aksa meronta ronta, hingga akhir nya tangan nya menelpon Aletta. Namun, sayang seribu sayang, nomor yang di hubungi nya sedang tidak aktif. Dan itu membuat Aksa kembali cemas dan membangun spekulasi baru tentang kepergian Aletta.
Aksa sudah memutuskan, ia akan menunggu Aletta, jika gadis itu tidak kembali sebelum jam 5 sore makan Aksa akn mencari nya.
Setelah perjalanan yang menguras waktu hampir 2 setengah jam, akhir nya mereka berhenti di KFC, mereka duduk di lantai 2 di sebelah kaca besar yang memamerkan hiruk pikuk jalanan, padahal suasana sedikit lebih dingi.
Aletta menikmati hujan yang terjun dengan bebas menghantam kaca tebal, hujan yang tidak terlalu lebat cukup efektif mengenyahkan hiruk pikuk kota, meski itu hanya berlaku untuk pengendara speda motor.
Mereka juga merupakan korban dari hujan, tidak lebat namun jika berkendara, atau berada di bawah nya maka akan basah. Sebenarnya, Yudistira tetap ingin mengantar Aletta pulang, kata pemuda itu tak masalah, namun ia juga berfikir, tidak mungkin membiarkan yudistira basah hanya karena diri nya, terlebih Aletta yakin ia nisa menawarkan yudistira untuk berteduh dan mengeringkan diri di rumah nya.
" Mau makan apa?" tanya yudistira menghampiri Aletta begitu ia kembali dari toilet.
" apa pun yang penting pedas!" balas aletta seraya menyunggingkan senyumnya.
manis sekali!_batin Yudistira terpesona.
"oke, whait for 15 minutes!" kekeh Yudistira melambai meninggalkan Aletta.
sesuai ucapan Yudistira tadi, ia kembali dalam waktu kurang lebih 15 menit. dengan senampan makanan, ada seorang perempuan yang mengikuti Yudistira, dengan nampan di tangan.
" silahkan tuan putri!" canda Yudistira menaruh makanan di atas meja, kemudian duduk hadapan Aletta membiarkan wanita yang mengikuti nya tadi menghidangkan apa yang ada di nampan nya.
"silahkan!" ujar Yudistira begitu pelayan itu meninggakan meja mereka.
"hahhah, kau manis sekali kak!" puji Aletta sambiltertawa tulus.
"ah... lihat... ada hot spicy chicken, dan lihat ada lemontea dan eskrim vanilla, hey darimana kau mengetahui eskrim favorit ku?!" Aletta terlilhat begitu antusias dengan makan dia ats meja nya.
piring yang di isi nasi putih 1 cup, kemudian di piring kecil lain nya ada ayam tepung yang di sirami kuah saus yang Aletta yakin akan menggelitik mulut nya. ditambah lemon tea yang menemani membuat aletta tidak sabar melahap makan nya, dan jangan lupakan 1 cup besar es krim vanilla dengan taburan choko chips yang melimpah.
"selamat makan!"
"selamat makan Aletta!"
TBC