selamat membaca....
.
.
.
Aletta duduk di atas kasur nya, ia benar benar sebal dengan ayah nya yang malah terang terangan mendekati sekretaris cantik itu.
"jangan jangan mau di jadi-in mama aku? Ya kali, masih muda itu, ntar aku manggil nya mama, tante atau kakak?!"
"loh kok malah mikir panggilan !" aletta sebal sendiri , ia meraih ponsel nya untuk mengirim pesan pada Kayla.
To kayla
Kay, sibuk gak?
Main yuk?!
Aletta menatap ponsel nya dengan lamat,beberpa saat kemudian Aletta mengeluh, menaruh ponsel nya di sanmping bantal. Pesan nya belum di balas oleh teman nya, jangan kan di balas di baca pun tidak. Sepintas, tepikir untuk menghubungi Yudistira kakak dari Kayla.
Tapi gengsi dong, masa ia udah nolak orang searang malash ngechat duluan yang benar aja!.
To tante al
Tan ( -__-)…
Papi kacangin letta.(┬┬_┬┬)
Lagi-lagi, Aletta kembali mendesah kecewa, setelah beberpa menit pesan terkirim, namun tak kunjung di balas oleh tante nya, alias Alisya kakak dari Aksa.
"ih… tante Al kemana sih?! Tumben wa nya off?" Aletta benar benar sebal dengan situasi saaat ini.
Ia merasa kesepian di hari libur yang harus nya menyenang kan. Apakah sepanjang libur, 3 hari kedepan akan membosan kan seperti ini?. Aleta mengacak acak rambut nya sebal, lalu ponsel nya berbunyi balasan dari Kayla.
From Kayla
Sorry Let, gue mau ngedate sama doi.
Aletta benar benar sebal dan ingin marah, hingga ia melampiasakan kemarahan nya pada bantal peluk nya, hingga akhir ya Aletta malah tertidur karena kelelahan marah marah sendiri. Entah jam berapa, Aletta tersentak bangun. Ia menoleh kearah jendela nya yang masih terbuka.
"udah sore tenyata!" Aletta bangkit dari tidur nya, ia berjalan menuju dapur sambil mengucek rambut nya yang terasa gatal, bukan karena kutu atau ketombe, namun itu kebiasaan Aletta yang bangun tidur menggauk kepala nya.
Aletta membuka lemari makanan, namun ia terkejut bukan main, bagaimana tidak terkejut, lemari makanan yang seharus nya berisi menu makan siang dan malam, justru kosng melompong.
"bibik kemana sih?"Aletta benar benar sebal saat perut nya yang keroncongan namun tidak menemukan makanan di dalam lemari makanan.
"masa makan roti!" sebal Aletta berbicara pada diri nya sendiri.
Setelah menimbang nimbang beberpa saat, Aletta akhir nya memutuskan, ia akan ke minimarket di ujung blok komplek nya. Setelah mengambil jaket hoodie nya, Aletta keluar dengan hoodie meutupi rambut nya, dan celana pendek selutut melengkapi Aletta.
"45.500 mbak!" sang kasir memeberi tahu.
Aletta menyerahkan uang pecah lima puluh ribu, setelah menerima kembalian Aletta kembali kerumah nya mengeluarkan ramen cup dan beberpa snack dan minuman dari kantong kresek yang di bawa ya dari minimarket.
"mari kita lihat bagaimana cara memasak ya!"
Dengan serius Aletta membaca tulisan yang ada di badan ramen cup, setelah cukup paham, aletta berjalan kearah dapur mencolokan cerek listrik. Beberpa menit kemudian cerek berdentin, tandaair nya telah matang.
"masuk kan bumbu, kemudian masukkan air panas!" Aletta mengingat apa yang di baca nya beberapa saat yang lalu.
"ups… cukup segini aja,!" Aletta menghentikan gerakan menuangkan air panas.
Aletta menutup sebentar ramen cup miliki nya itu, lalu membawa nya duduk di sofa yang ada di ruang keluarga, disana ada teh dalam botol plastik, dan ada senack keripik kentang di atas meja bersama dengan snack lain nya.
"em… Oishī!!" Aletta berteriak kegirangan begitu melahap ramen yang masih cukup panas, meski panas, namun tetap tidak menakiti lidah maupun mulut gadis itu , kaerena gadis cantik itu meniup nya sebelum memakan nya.
Hari kian beranjak, makanan Aletta sudah ludes semua, menyisakan sampah bugkusan. Ia menoleh pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 petang.
"jadi papi serius pulang telat?".
Di waktu bersamaan ponsel Aletta berbunyi dengan notifikasi khusus, notifakasi yang husus ia pasang untuk keluarga nya, agar ia tau di antara dentingan sura ponsel nya, ia bisa membedakan yang harus segra ia balas.
From papi
Sayang siap siap ya, nanti sekitar
Jam delapan lewat papi jemput.
Dandan yang cantik.
°To papi
OK
Meski terkesan cuek, sejujurnya Aletta sangat senang dengan pesan ayah nya yang mengatakan akan menjemput nya nanti malam.
Dengan semangat 45 yang membara, Aletta berlari menuju kamar nya, ia harus mandi terlebih dahulu.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di kamar madi, Aletta kembali dengan kimono membungkus tubuh nya, seperti wanita pada umum nya, Aletta sanga kesulitan ketika memilihan pakaian yang cocok. Biasa nya ayahnya lah yang akan memilihkan pakaian dari dalam lemari, di saat aletta sedang mandi.tapi kali ini, gadis cantik itu harus mandiri.
Pukul 20: 20 pm.
Aletta mendesah lega saat menoleh pada jam, ayah nya akan menjemput nya sebentar lagi. Aletta yang bahagia duduk di tempat tidur nya menunggu kedatangan sang ayah untuk menjemput nya.
20: 35 pm
"papi kemana sih?!" Aletta sebal melihat ayah nya yang sangat tumben sekali tidak on time.
To papi.
Papi…
Piii…
Jadi jemput kan?
Papi….
Ihhh… udah jam 9 malam pi!
Sejak pukul 20 lewat 35 Aletta mengirim pesan namun tak satu pun mendapat kan balsan, miris nya saat di telpon bahkan dengan sengaja ayah nya memutuskan sambungan tanpa membalas nya. Kali ini Aletta benar benar kecewa, ia meringkuk memeluk tubuhnya, kemudian jatuh tertidur.
Baru beberpa jam rasa nya Aletta tertidur, ia merasa tubuh nya aneh, ia membuka mata nya dan menadapati dirinya sedang di gendong oleh sesorang menuruni tangga, ia merasa seprti bayi koala. Karena keburu panik,di tambah suasan yang gelap, sangat gelap sehingga Aletta tidak sempat berfikir apa pun, ia langsung berontak dan keluarlah teriakan maut aletta.
" tolonggg…"
blup …
lampu menyala seketika, Aletta yang semula nya panik langsung terdiam mematung dalam gedongan orang yang tak lain dan bukan adalah ayah nya.
"papi?"
"tree…" seseorang keluar dari balik kursi sofa dengan senyum lebar nya.
"tante al?" kata Aletta, gadis itu sudah di turun kan dari gendongan sang ayah.
"two…"
"kay?" Aletta semakin bingung dengan suituasi. Dan kenpa mereka berghitung?.
"one..!"
"heh? Tante sella?" gumam Aletta semakin bingung dengan kehadiran sekretaris ayah nya, ditambah ada seorang pria di belakang wanita itu.
Belum sempat berfikir tentang sela, tiba tiba pintu dapur terbuka menampilkan sepasang lanjut usia membawa kue degan lilin angka 19 di atas nya.
" happy birthday, letta, happy birthday sayang, happy birthday, happy birthday, happy birthday A…LE…TTAAA…." Semua nya bernyanyi, sambil mendekati Aletta.
Aletta yang msih syok hanya mampu mematung dengan air mata menetes, ia tak menyangka aka nada kejutan di hari ulangtahun nya, bahkan ia tidak ingat besok ulang tahun nya, tidak, sekarang ulangtahun nya, karena jam sudah menunjukkan pukul 00:01.
"nenek? Kakek?" Aletta benar benar terharu.
"tiup lilin dulu, jangan lupa make and wish !" ucap sang nenek menyodorkan kue dengan lilin yang menyala.
Aletta mulai menangkup kan tangan nya, menundukkan kepala nya sejenak, dan membatin.
Aletta harap, semoga aletta akan hiup bahagia bersama papi dan keluarga ini selama nya!_ Aletta membuka mata nya, kemudian meniup semua lilin dalam sekali tarikan nafas.
"semoga semua impian mu terkabul sayang!" Aksa mengusap dengan penuh kasih sayang kepala Aletta.
"amin…" semua nya berucap serentak setelah Aksa.
Setelah nya, Aletta memotong kue, suapan pertama ia berikan kepada Aksa tentu nya, seperti tahun-tahun yang lalu Aksa masih menjadi orang pertama yang menerima suapan Aletta. Setelah suap suapan, semua nya tertawa saling bercerita. Kay datang membawa sebuah kotak dibungkus Koran.
"gak ada duit gue buat beli kertas kado!" Kayla menyela Aletta yang menatap nanar kado berbungkus Koran, ditambah lagi Koran itu bebnar benar kusiut dan lusuh.
"tenang, tu Koran gue pungut dari mang sayur yang jualan ikan teri!" ucapan Kayla justru mengundang tawa semua orang. Gadis dengan rambut warna warni itu benar benar kocak.
"thanks ya!" Aletta memeluk Kayla dengan terharu, namun balsan Kayla justru sebalik nya.
"tunggu dulu, om, aku nangis ngak? Om ngak kasih naskah sih!" lagi lagi tawa di keluarga itu meledak.
"panjang umur aletta!" Sella datang dengan paper bag berwarna coklat di tangan nya.
Aletta tersenyum, mata nya taklepas dari pria yang tersenyum pada Aletta, namun hanya diam megekori Sella.
"oh iya Aletta kenalin, ini reno dia_"
TBC