Setelah pulang sekolah dan saat Dewa dan Indri telah sampai dirumah masing-masing. Kala itu mereka sedang istirahat untuk menenangkan fikiran karena lelahnya saat disekolah. Mereka pun chattingan.
"Hai, Indri" Sapa Dewa
"Iya, Wa" Jawab Indri
"Lagi ngapain nih?"
"Lagi dudukan aja nih Wa, kalo kamu?"
Karena kejadian malam itu Indri pun seketika menjadi orang yang asik untuk Dewa. Karena dia merasa telah berhutang budi kepada Dewa.
"Saya lagi tiduran nih, ya, sambil nenangin fikiranlah, hehe"
"Hemmm"
"Tadi disekolah, gimana?"
"Ya gitu deh, seperti biasanya"
"Seperti biasa gimana nih?"
"Ya, melelahkan Wa, apalagi tadi waktu pelajaran matematika, uhh. Rasanya nih kepala mau pecah karena kebanyakan mikir"
"Hehehe, sabar"
"Iya, Wa, kalo kamu disekolah tadi happy kan ya?"
"Gak juga sih, Ndri"
"Kok gitu Wa?, bukannya tadi kamu kayaknya happy ya? Apalagi waktu baca novel kesukaan kamu itu"
"Hehehe, berarti tadi kamu ngeliyatin saya waktu baca novel di teras ya?"
"Gak juga sih, ya sekedar ngeliyat aja gitu, kan saya juga abis dari kantin, kan jalan kekantin harus ngelewatin kelas kamu sih"
"Hehe, iya juga sih"
"Ihh, dasar sih Dewa mah orangnya selain dingin seperti es batu juga pelupa ya?"
"Hehehe. Iya nih, apalagi kalo lagi rindu sama kamu. Yang lain gak akan bisa masuk kecuali bayangan kamu"
"Dewa, sekarang pinter gombal juga ya?"
"Dihh. Gombal apaan. Itu mah serius kali, Ndri"
"Hemmm"
"Iya, Indri, Eh. Nanri malam maen yuk! Nanti saya jemput kamu kerumah. Ya kita mainnya nongkrong digerai kopi aja. Sambil makan gorengan atau apa gitu"
"Hemmm, tapi saya lagi gak megang uang nih Wa"
"Dihh. Ngapain kamu harus ada uang coba?. Tenang saya yang bayarin deh"
"Hehehe. Jadi ngerepotin nih"
"Gak papa Indri cantik. Saya malah seneng kalo kamu mau main sama saya"
Karena pertama kalinya ada seorang pria yang ingin mentraktir Indri. Maka tak pikir panjang Indri pun mengiyakan ajakan Dewa.
"Iya deh Wa, saya mau"
"Yaudah nanti malam saya jemput kamu dirumah ya?"
"Iya Dewa, emangnya mau ngejemput jam berapa nih?"
"Ya, sekitar jam 8 kali ya"
"Ok deh, Wa"
"Yaudah, saya mau tidur dulu ya?"
"Iya, Dewa"
Mereka pun meyudahi chattan siang itu kemudian Dewa pun tidur. Namun, Indri bawa perasaan karena pertama kalinya ada seorang pria yang ingin mentraktirnya.
Sebab biasanya dialah yang mentraktir pria hingga terkadang Indri tidak membeli sesuatu pun saat disekolah. Dan dia berfikir semua pria itu sama saja, tidak dapat diandalkan. Hanya bisa berpangku tangan dengan wanita saja.
"Seriusan nih, ada seorang pria yang mau mentraktir saya?" (Indri bertanya-tanya kepada dirinya sendiri)"
Setelah itu Indri pun tiduran sambil membayangkan bagaimana cara Dewa membayar makanannya dan dirinya.
Dan malamnya Dewa pun ngechat Indri.
"Indri " Panggil Dewa
"Iya, Wa"
"Udah siap-siap belum?"
"Hemm, udah gak sabar ya mau kencan dengan saya?"
"Hah, kencan?, kan kita cuma main"
"Tapi, mainnya berdua aja kan?"
"Iya sih, hehehe"
"Hemmm"
"Yaudah, siap-siap ya Indri, saya mau berangkat ke rumah kamu nih"
"Iya. Udah kok"
Dewa pun berangkat menuju rumah Indri, sesampainya dirumah Indri.
"Assalamualaikum" Salam Dewa
"Waalaikum salam" Jawab ayahnya Indri
Dewa pun bersalaman dengan ayahnya Indri. Namun, diam-diam Indri mengintip dari belakang pintu kamarnya saat Dewa bersalaman dengan ayahnya.
"Boleh saya masuk om?"
"Ohh, silahkan"
"Kamu ini siapa dan ada perlu apa kesini?"
"Saya Dewa om, temannya Indri. Saya kesini karena mau ngajak Indri main om, boleh kan?"
"Hemm, boleh aja sih, tapi pulangnya jangan terlampau malam ya?"
"Iya, om"
"Silahkan masuk dulu, duduk dulu"
"Iya om"
Dewa pun masuk ke rumah Indri kemudian duduk di kursi.
"Indrinya ada kan ya om?" Tanya Dewa
"Ada kok" Jawab ayah Indri
"Indri, Indri" Panggil ayah Indri
"Iya, yah" Jawab Indri
"Ini ada teman kamu nih"
"Iya yah, Indri sedang siap-siap nih"
Padahal Indri sudah siap sejak Dewa belum tiba di rumahnya, namun Indri sengaja berkata seperti itu hanya untuk mengamati Dewa dan ayahnya mengobrol saja.
Tak lama kemudian Indri pun keluar dari kamarnya dan mengajak Dewa berangkat main.
"Ayuk, Wa" Ajak Indri
"Ayuk" Jawab Dewa
Mereka pun berpamitan dengan orang tuanya Indri kemudian keluar dari rumah Indri. Saat didepan motor Dewa.
"Dri" Panggil Dewa
"Kenapa?" Tanya Indri
"Nih pake helmnya (Sambil memakaikan helm kekepala Indri)"
Dan seketika wajah Indri pun berubah jadi memerah karena Dewa mengenakan helm kepadanya. Kemudian mereka pun berangkat ke salah satu gerai kopi yang tak jauh dari tempat tinggal mereka.
Sesampainya disana dan setelah mereka turun dari motor Dewa pun melepaskan helm yang dikenakan Indri. Dan Seketika wajah Indri pun memerah.
"Hei. Itu wajah kenapa kok merah gitu?" Tanya Dewa
"Hemmm, seriusan?" Indri bertanya balik
"Iya, cie, cie. Emang ya saya ini orangnya romantis banget, haha" Puji Dewa kepada diri sendiri
"Dihh, apaan sih kamu"
"Hahaha, udah lah yuk ke dalam. Kita ngopi sambil makan gorengan"
"Ayuk (Sambil senyum)"
Mereka pun masuk ke dalam gerai kopi itu kemudian memesan kopi 2 dan gorengan. Setelah pedagang itu menyajikan kopi dan gorengan kepada mereka.
"Eh, dimakan, Dri!" Perintah Dewa kepada Indri
"I, iya" Jawab Indri dengan gerogi
Indri pun memakan gorengan juga meminum kopi yang telah disajikan oleh pedagang itu. Lalu mengajak Dewa duduk diluar sambil menikmati udara.
"Wa, duduk diluar aja yuk!" Ajak Indri
"Eh, kok diluar, emang disini kenapa?" Tanya Dewa
"Gak papa sih, cuma diluar lebih enak. Ya, sekalian nikmatin udara"
"Yaudah deh, ayuk"
Mereka pun membawa gorengan juga kopi mereka masing-masing kemudian pindah duduk diluar gerai itu. Saat berada diluar gerai itu mereka pun berbicang dan Indri memandang langit.
"Wa," Panggil Indri
"Apa?" Tanya Dewa
"Bintangnya indah banget ya?"
"Iya ya, tapi semua bintang itu tidak akan mampu mengalahkan keindahan wajah kamu"
"Dasar gombal (Sambil menyubit perut Dewa)"
"Aduh, sakit Indri"
"(Kejujuran)
Kali ini kita lebih sering berbincang
Lebih sering merangkai kisah
Hingga kisah muka bumi ini hanyalah kita berdua
Aku dan kamu, disini
Kita pandang langit kosong walau berbintang dan berbulan
Mata angin pun mendesau masuk ke tubuh kita
Hingga hujan turun membasahi rambut
dan matamu..
Kali ini lebih sering merayu wajah luguku
Malam ini..
Rasanya aku hanya ingin berdua saja bersama kamu.
Tanpa pernah ada jarak
Selalu bercumbu.
Merayu.."
"Hemmm, bagus tuh puisinya. Indri pinter juga ya buat puisinya"
"Hehehe, biasa aja kok.
Disela perbincangan mereka seketika hujan pun turun.
"Wahhh,, Hujan lagi, Dri" Ucap Dewa
"Iya nih, Wa" Jawab Indri
"Ayuk masuk kedalam aja, Dri"
"Gak ah, kita disini aja"
"Jangan gitu Indri, cantik. Nanti kalo kamu sakit gimana?"
"Hemm,, gak kok Wa"
"Indri, disini dingin loh. Kalo kamu sakit gimana?" ( Dengan wajah penuh kekhawatiran )
"Nggak Dewa"
"Yaudah deh, kita disini aja"
Namun, tak lama kemudian tangan Indri memeluk tubuhnya sendiri. Karena Dewa pria yang sangat perhatian. Maka Dewa langsung melepas jaket yang dia kenakan kemudian memakaikannya kepada Indri.
"Wa, saya boleh nanya gak ke kamu?" Tanya Indri
"Ya tentu aja boleh dong, Indri"
"Kenapa ya, Hujan selalu datang tiba-tiba pada waktu yang tak pernah kita inginkan?"
" Karena hujan hanya ingin kita berdua saja, bercumbu mesra, meninggalkan jejak-jejak kenangan pada memori manusia, juga meninggalkan kisah kita ditempat ini"
"Ohh"
"Kamu tau gak, Dri?"
"Apa, Wa"
"(Sajak hujan)
Hujan itu adalah tumpukan air mata luka para manusia
Kemudian ia menguap lalu terbang menuju pelukan matahari
Kemudian jatuh pada pelukan awan
Air mata tak pernah jatuh pada muaranya
Yaitu tangan Tuhan
Sebab Tuhan terlalu banyak mengais tangis dan air mata
Hujan itu adalah air matamu yang tertatih kemarin
Selalu mencari jalan keluar dari semua kebuntuan
Yang tak pernah ingin jatuh pada pelukan iblis yang seolah-olah telah mencuri takdir.
Sebab hujan itu hanya ingin jatuh dan membasahi tubuhku saja
Hingga aku kedinginan..
Kemudian aku jadi lebih sering sakit
Karena rindu yang selalu menikamku dari belakang
Rindu yang selalu menghadirkan bayang-bayangmu kala kita terpisahkan oleh jarak dan benci"
"Hemmm,, tapi Wa kedepannya sih ya, saya mau gak ada jarak juga benci lagi"
"Iya, semoga aja ya" Sambil senyum
" Iya " Sambil senyum
Tanpa mereka sadari hujan pun telah berhenti. Dan Dewa pun mengajak Indri pulang karena waktu pun telah menunjukkan pukul 22:00.
"Ayuk pulang, Dri, hujannya udah berhenti nih juga udah pukul 10:00 malam nih"
"Oh, Iya, Ayuk dah"
Dewa pun mengantar Indri pulang ke rumahnya. Sesampainya dirumah Indri Dewa menemani Indri sampai masuk rumah.
Kemudian Dewa singgah sejenak hanya sekedar berpamitan dengan orang tuanya Indri. Lalu setelah itu Dewa pun pulang kerumahnya.