Chereads / KETABAHAN CINTA / Chapter 6 - KISAH SUATU MALAM SAAT KELAS 11 SMA

Chapter 6 - KISAH SUATU MALAM SAAT KELAS 11 SMA

Seiring berjalannya waktu tak terasa mereka sudah kelas 11 SMA semester 2. Dan mereka sudah cukup lama PDKT hingga Dewa sudah sangat akrab dengan Indri juga kedua orang tuanya karena Dewa sering mengantar-jemput Indri sekolah juga sering mengajakny main walaupun mereka belum resmi berpacaran.

Karena Dewa masih belum menyatakan cintanya kepada Indri begitu pun sebaliknya. Hingga suatu malam Indri diperintahkan ibunya membeli sesuatu disalah satu minimarket yang ada disekitar desanya. Namun, Indri ngechat Dewa untuk menemaninya.

"Assalamualaikum, Dewa" Salam Indri

"Waalaikum salam, Dri (Jawab Dewa). Ada apa nih kok tumben sih ngechat duluan, hehehe?" Tanya Dewa bergurau

"Dih. Emang biasanya kamu terus gitu yang ngechat saya?"

"Gak juga sih, hehe"

" Dasar. Kamu ini ya"

"Hehehe, ada apa sih cantikku"

"Apaan sih kamu ini, Wa?. Wa bisa gak sih temani saya beli susu, mie sama telur?"

"Hemmm,, bisa sih, tapi."

"Tapi apa?"

"Tapi sebelum itu kita main ya?. Soalnya Doni dan Jepri ngajakin nongkrong nih."

"Hemm,, yaudah kamu kesini aja dulu. Lalu ijin dengan orang tua saya. Kalau boleh ya saya ikut, kalau gak boleh ya saya gak ikut"

"Siap, bos" Goda Dewa kepada Indri

"Dihh.. Yaudah cepat ya, gak pake lama" Dengan emoticon marah

"Iya, iya bos"

Mereka pun menyudahi chattannya lalu Dewa segera berangkat menuju rumah Indri. Sesampainya disana Dewa langsung disambut sangat baik oleh kedua orang tua Indri. Hingga kedua orang tua Indri menginginkan Dewa menjadi kekasih Indri.

Juga saat Dewa dirumah Indri dia langsung saja disuguhkan cemilan juga kopi. Kemudian Dewa meminta ijin untuk mengajak Indri main terlebih dahulu sebelum membeli belanjaan yang disuruh oleh ibunya Indri.

"Om. Boleh gak saya mengajak Indri main terlebih dahulu, sebelum membeli belanjaan yang disuruh tante?" Tanya Dewa

"Boleh aja Wa, asalkan jangan pulang larut malam." Jawab ayah Indri

"Siap om, makasih ya om"

Setelah Dewa meminta ijin ke orang tuanya Indri, Dia dan Indri pun langsung berangkat menuju tempat yang sudah dijanjikan oleh Dewa, Doni, dan Jepri.

Tempat itu adalah kedai kopi langganan mereka. Hingga pelayan yang bekerja di kedai kopi tersebut sudah tidak asing dan juga sudah hafal sekali tentang apa yang akan mereka pesan yaitu kopi juga cemilan. Sesampainya dikedai kopi itu mereka langsung disambut oleh Doni dan Jepri juga telah disiapkan pesanan mereka.

Karena Dewa sebelum berangkat dari rumah Indri, Dia sudah ngechat Doni kalau Dia mengajak Indri main bersamanya. Kemudian mereka pun mengobrol.

"Wa" Panggil Jepri

"Apa Jep?" Tanya Dewa

"Nggak, Cuma ngetes telinga aja"

"Anjir, kamu ini ya, kamu malu-maulin saya aja didepan Indri. Tau Indri ini calon pacar saya. Ya enggak, Dri?"

"Apaan sih kamu, Wa?" Tanya Indri dengan wajah yang memerah

"Hahaha, cie, cie, Indri. Wajahnya memerah, cie" Goda Doni kepada Indri

"Apaan sih kalian ini?" Tanya Indri

"Hussttt, kalian ini ya. Nanti Indri saya marah lagi. Saya bisa kacau dimarahin orang tuanya Indri. Juga saya udah dekat banget dengan orang tuanya Indri."

Doni yang merasa bersalah pun tak fikir panjang langsung meminta maaf kepada Dewa dan Indri.

"Hehehe, Maaf, Wa, Dri. Gak bermaksud buat kamu marah kok, Dri" Ucap Dewa

"Iya deh, iya, saya maafin" Jawab Indri

"Makasih ya, Dri" Sambil tersenyum

"Makasih, untuk?"

"Ya, karena kamu udah maafin saya."

"Dihh.. Santai aja kali. Lagian kan kamu temannya Dewa juga kita kan sekelas jadi ya saya taulah watak kamu."

"Hemm,, Lalu kalau saya yang salah gimana, Dri?" Tanya Dewa

"Langsung saya bilangin ayah sayalah, karena darah kamu itu adalah pujangga yang sama dengan puisi dan puisi itu adalah kata yang bijak yang terlahir dari jiwa penulisnya." Jawab Indri

"Dihh,, jahat banget ya kamu dengan saya."

"Hehehe, bercanda, Dewa."

Disela-sela berbicangan mereka. Lalu Dewa memanggil teman-temannya untuk berunding karena dia malam ini ingin menyatakan cintanya kepada Indri pada saat disupermarket nanti.

Setelah melakukan perundingan itu Dewa langsung mengajak Indri dan teman-temannya ke supermarket yang tak jauh dari kedai kopi itu.

Ketika Indri sedang mencari juga memilih belanjaan yang diperintahkan ibunya. Doni langsung berbisik kepada Dewa.

"Wa, cepat tembak Indri mumpung waktunya bagus nih untuk ngasih kejutan ke Indri" Ucap Doni

"Nanti ah, soalnya Indrinya lagi sibuk milih belanjaan." Jawab Dewa

"Duh,, yaudah deh" Ucap Jepri.

Setelah Indri selesai membayar belanjaannya kepada kasir supermarket itu. Kemduian Jepri berbisik kepada Dewa.

"Nanti, kalau dia keluar, dari pintu langsung datengin dia, lalu tembak dia" Perintah Jepri

"Duh, gak ah, soalnya terlalu terbuka, kan kita lagi diluar supermarketnya" Jawab Dewa

"Dasar aja kamu gak berani, Wa" Jawab Doni

"Hehehe"

Setelah indri keluar dari supermarket itu kemudian mereka berjalan menuju kedai kopi tempat mereka nongkrong tadi. Tak disangka-sangka ada perampok membawa senjata tajam yang mencoba merampok dompet Indri. Dan sang perampok yang berjumlah 2 orang itu salah satunya mencoba membius Indri. Namun, Indri pun berteriak memanggil Dewa.

"Wa, to, tolong" Seru Indri kepada Dewa

Dewa pun langsung menoleh kebelakang dan melihat perampok yang mencoba membius Indri. Tak pikir panjang Dewa langsung berteriak.

"Wuy, mau ngapain kamu?" Tanya Dewa sambil berlari kemudian menerjang perampok yang mencoba membius Indri itu hingga perampok itu jatuh (Bukkk).

Namun, perampok yang lain langsung menikam Dewa dari belakang dan tertusuklah perut Dewa oleh pisau yang dibawa oleh perampok itu hingga Dewa terjatuh tak sadarkan diri.

Disaat yang bersamaan Doni dan Jepri yang melihat kejadian itu langsung berlari dari pintu kedai kopi, namun perampok itu lebih cepat mengambil tas Indri kemudian melarikan diri dan meninggalkan Dewa dan Indri ditempat kejadian tersebut.

Doni dan Jepri pun mencoba mengejar perampok itu namun dicegah oleh Indri kemudian Indri menyarankan Doni dan Jepri. Indri pun berkata kepada mereka.

"Don, Jep, jangan kejar perampok itu lebih baik kalian tolong Dewa bawa kerumah sakit" Sambil menangis.

"I, iya Dri"

Doni dan Jepri pun langsung meghalangi mobil yang lewat kemudian meminta bantuan kepada sopir mobil itu agar dia mau membawa Dewa kerumah sakit terdekat.

Tak pikir panjang juga penuh dengan rasa kasihan maka sopir itu pun langsung membawa Dewa kerumah sakit terdekat dengan didampingi Indri.

Kemudian Doni dan Jepri mengikuti mereka dari belakang dengan Jepri yang mengendarai motor milik Dewa. Saat didalam mobil itu Indri langsung menelpon orang tuanya Dewa untuk memberitahu bahwa Dewa ditusuk oleh perampok bersenjata tajam yang mencoba merampoknya tadi hingga Dewa tak sadarkan diri.

"Assalamualaikum, om" Salam Indri sambil menangis

"Waalaikum salam (Jawab ayahnya Dewa), kamu kenapa Indri?" Tanya ayahnya Dewa

"I, ini om (Dengan nada gugup), Dewa om"

"Dewa kenapa, Dri?"

"Dewa ditusuk sama perampok yang coba merampok Indri om"

"Inalillahi wa ina ilaihi roji'un, lalu sekarang Dewa dimana?"

"Indri dan Dewa lagi dijalan mau kerumah sakit om"

"Rumah sakit mana?"

"Rumah sakit Kalianda om"

"Yaudah, oom dan tante langsung kesana"

Ayahnya Indri pun langsung menutup telpon lalu ibunya Dewa yang mendengar hal itu pun langsung menanyakan hal itu kepada ayahnya Dewa.

"Ada apa, yah?" Tanya Ibu Dewa

"De Dewa bu (Dengan nada gugup)" Jawab ayah Dewa

"Dewa kenapa yah?"

"Dewa bu ditusuk oleh perampok yang coba merampok Indri bu"

"Hah (Dengan nada terkejut). Lalu sekarang Dewanya dimana?"

"Dewa dan Indri lagi dijalan mau kerumah sakit diKalianda bu."

"Yaudah. Ayuk kita langsung kesana yah" Ajak ibu Dewa sambil memegang tangan ayahnya Dewa.

Mereka pun langsung saja menuju kerumah sakit didaerah Kalianda dengan tergesa-gesa juga ibunya Dewa sambil menangis karena mendengar anaknya tertusuk oleh perampok.

Sesampainya Dewa, Indri, Doni dan Jepri dirumah sakit. Dewa langsung dilarikan keruangan UGD. Dan setengah jam kemudian Ayah dan Ibunya Dewa pun tiba dirumah sakit itu. Mereka langsung menemui Indri, Doni dan Jepri untuk menanyakan keadaan Dewa.

"Dri, bagaimana keadaan Dewa?" Tanya Ibunya Dewa kepada Indri

"Dewa masih ditangani oleh dokter tante." Jawab Indri

Disisi lain ibu dan ibunya Indri yang sedang berada dirumah pun khawatir dengan keadaan Dewa dan Indri karena mereka adalah anak satu-satunya dari orang tua mereka masing-masing.

Kemudian ibunya Indri pun menelpon Dewa namun yang menjawab bukan Dewa melainkan Indri.

"Assalamualaikum, Wa" Salam ibunya Indri

"Waalaikum salam" Jawab Indri

"Lah, kok kamu yang jawab telpon ibu, Dri. Dewanya mana?"

"Dewanya lagi dioperasi bu"

"Lah emangnya ada apa. Apa yang terjadi sama Dewa, Dri?" Dengan nada khawatir

"Tadi Dewa tertusuk oleh perampok bu karena nolong Indri waktu Indri dirampok bu."

"Hah?" Dengan nada terkejut.

Ayahnya Dewa yang mendengar kejadian itu pun menanyakan hal yang sama dengan apa yang ditanyakan oleh Ibunya Dewa kepada ayahnya Dewa tadi.

Kemudian mereka pun langsung menuju kerumah sakit untuk menunggu Dewa sadar. Sesampainya mereka disana mereka pun langsung bergabung dengan Indri dan yang lainnya.

Dan Ibunya Indri pun mengelus pundak ibunya Dewa sambil berkata.

"Sabar ya bu" Kata ibunya Indri

"Iya" Jawab ibunya Dewa

Beberapa jam kemudian dokter pun keluar dan mereka pun menanyakan keadaan Dewa kepada dokter tersebut.

"Dok, bagaimana keadaan Dewa?" Tanya mereka serentak

"Dewa masih dalam keadaan kritis" Jawab Dokter

Tiga hari kemudian Dewa pun tersadar kemudian menoleh kearah kanannya dan dia melihat Indri. Kemudian membangunkan Indri untuk meminta tolong kepada Indri agar dia mau mengambilkan hpnya.

Dan dia pun diperintahkan Dewa membaca puisinya pada catatan yang ada padamenu kalender dihpnya. Indri pun membaca kalimat itu dengan nada cukup keras dihadapan Dewa.

****

"Tentang puisi

"Puisi adalah kata bijak yang terlahir dari jiwa seorang penulisnya.

Yang lebih sering menjelma orang lain dalam kerumunan orang-orang

Yang tak pernah faham arti keramaian

Sebab ibu dan ayah kini lebih sering memuntahkan api dari jiwanya sendiri

Karena takdir lebih sering memberikan penderitaan yang suka merangkul erat kehidupan" katamu

Namun, puisiku kali ini adalah puisi yang keluar dari rahim wajahmu.

Dengan penuh keluguan juga asa agar dapat merangkul kala kesendirianmu

Puisi yang terbit dari pancaran mata yang tenggelam pada cakrawala

Puisiku kali ini adalah puisi yang memancar dari bantaran hayat

Ingin memungut jarak dan waktu yang cemburu kalau kita berdua

Puisi yang tak pernah ingin padam menemanimu

Puisi yang lebih sering melahirkan kejutan-kejutan

Hanya untukmu..

Tidak untuk yang lain."

Dengan terharu dan tak pikir panjang Indri pun langsung menerima Dewa menjadi pacarnya dan mereka pun resmi pacaran pada pagi hari itu.