Chereads / KETABAHAN CINTA / Chapter 10 - KISAH SAAT PENGAMBILAN IJAZAH

Chapter 10 - KISAH SAAT PENGAMBILAN IJAZAH

Begitulah cinta dia tidak hanya untuk bercumbu mesra melainkan juga harus siap dengan suatu kejadian yang tidak terduga bahkan jika itu harus merenggut nyawanya. Namun, Tuhan adalah segala yang tak kan pernah terpisah kini. Sebab dunia kali ini bagi Dewa adalah kepastian yang tak pernah ingin dia pisahkan dari dirinya.

****

Beberapa bulan kemudian, sekolah pun mengumumkan pada website juga akun sosial medianya bahwa hari ini yaitu pada hari selasa seluruh murid sudah bisa mengambil ijazahnya disekolah. Dewa pun menghubungi Indri untuk mengambil ijazah bersama.

"Assalamualaikum, bidadari hatiku" Salam Dewa

"Waalaikum salam, pangeran rinduku" Jawan Indri

"Lagi ngapain nih?" Tanya Dewa

"Biasa lagi bantuin ibu, nih"

"Oh, besok ngambil ijazah bareng yuk sayang"

"Emangnya ijazahnya udah keluar?"

"Udah sayang, makanya jangan ngegame terus sih, huh"

"Kan yang ngajarin main game kamu"

"Iya emang, cuma kan saya aja main gamenya gak secandu kamu, padahal saya udah jago loh main gamenya"

"Hemm,, iya iya sayang"

"Yaudah bantuin ibu lagi gih"

"Oke sayang"

Mereka pun menyudahi chattan tersebut, malamnya saat diteras rumah Indri yang sedang menatap langit pun ngechat Dewa.

"Sayang" Seru Indri kepada Dewa

"Apa sayang?" Jawab Dewa

"Lagi ngapain nih?"

"Biasa lagi baca novel"

"Hemm, kok saya rindu ya sama kamu?"

"Hemmm, tapi aku gak rindu tuh sama kamu" Gurau Dewa

"Kok gitu sih? Ihh"

"Hahaha, gak gak sayang, saya cuma bercanda kok"

"Kenapa ya rindu itu begitu licik?

Seperti perampok kala itu yang menikam

Merenggut tangan kedua insan untuk saling menggenggam

Juga jarak

Tak pernah inginkah ia melipat dirinya sendiri?

Hanya untuk supaya kita bercumbu mesra selalu

Ataukah aku harus memindahkan rumahku disamping rumahmu?

Juga waktu..

Tak pernah inginkah ia berhenti berputar kala kita tengah berdua?

Jantungku kali ini..

Sayup hening.

Rinduku terbit garang.

Asaku pun kali ini hanya ingin mendengar melodi indah

Dari ayat suci yang kau lantunkan kala itu.

"Sabar kali, kan besok kita bisa ketemu, hehe"

"Hemmm, tapi saya gak bisa tahan nih"

"Kamu tau gak? Bahwa kesabaran adalah kekuatan besar yang terpendam"

"Iya sih sayang, tapi gak tau kenapa sekarang saya pengen banget ada disamping kamu"

"Yaudah sini kerumah aja"

"Udah malem sayang, apa kita nikah aja yuk!"

"Hahaha, ngaco kamu ini ya"

"Kok ngaco sih?"

"Hemm. Udah tidur yuk besok kita ngambil ijazah"

"Gak"

"Kok nggak sih? Nanti kalo kamu sakit gimana?"

"Biarin"

"Dasar ya"

"Yaudah saya video call ngaji tapi kamu masuk kamar lalu tidur ya?"

"Hemm, iya sayang" Dengan emoticon senyum

Dewa pun video call Indri kemudian membaca surat yang dia hafal supaya Indri dapat tidur lelap. Keesokan harinya Dewa pun menjemput Indri kerumahnya.

Lalu mereka berangkat menuju sekolah, sesampainya disana mereka langsung kekantor sekolah untuk sidik jari dan mengambil ijazah.

"Assalamualaikum" Salam Dewa dan Indri serentak

"Waalaikum salam" Jawab salah satu guru yang menangani pembagian ijazah

"Bu, kami mau ngambil ijazah kami bu"

"Sini, sidik jari dulu"

Setelah Dewa dan Indri sidik jari dan mengambil ijazah mereka, lalu keduanya keluar dari kantor. Mereka pun bertemu dengan Doni dan Jepri yang sedang menuju kearah kantor sekolah. Mereka pun berbincang dengan Doni dan Jepri.

"Huh. Kok gak bilang-bilang sih kalau mau ngambil ijazah?" Tanya Jepri kepada Dewa

"Maaf bro, saya lupa. Soalnya dipikiran saya semalam cuma ada Indri sih, hahaha" Jawab Dewa

"Alah, alah. Banyak gaya banget dah kamu, Wa" Jawab Doni

"Hahaha, Doni marahan orangnya sekarang marahan ya, Jep?" Tanya Dewa kepada Jepri

"Hahaha, iya Wa sekarang Doni orangnya sensitif banget dah, kayak cewek kalo lagi menstruasi" Jawab Jepri

"Hadeh, bodo, bodo" Jawab Doni

"Yaudah, tungguin ya, Wa?" Tanya Jepri

"Siap, bos" Jawab Dewa

"Huh, kok nungguin mereka sih sayang. Ini mah kita gak bisa berduan dong?" Tanya Indri kepada Dewa

"Santai sih, Dri. Berduan terus. Ada setan lewat baru tau rasa kamu" Kata Jepri

"Hahaha, bener Jep" Kata Doni

"Kalau gak pulang sendiri aja sih, Dri!" Perintah Jepri kepada Indri

"Ya kali cewek disuruh pulang sendirian. Nanti kalo ada apa-apa gimana?" Tanya Indri kepada Jepri

"Hahaha, makanya, Dri. Tunggu kami" Jawab Doni

"Iya deh, iya" Jawab Indri

Dewa dan Indri menunggu Doni dan Jepri mengambil ijazah mereka. Setelah mengambil ijazah Doni dan Jepri mengajak mereka mencari tempat nongkrong terlebih dahulu.

Sesampainya ditempat nongkrong itu Doni, Jepri dan Dewa pun membeli rokok juga minuman dalam kemasan. Namun, ketika mereka sedang asyik-asyik nya nongkrong ada 10 orang preman kampung tersebut. Kemudian preman tersebut memalak mereka.

"Wuy, kalian ada uang gak?" Tanya preman itu dengan nada keras

"Gak ada mas" Jawab Dewa

Indri yang tengah ketakutan itu pun bertanya kepada Dewa.

"Gimana nih, sayang?" Tanya Indri kepada Dewa

"Santai aja sayang, kan ada saya" Jawab Dewa yang mencoba menenangkan Indri

Lalu preman itu menggenggam baju Doni, Doni pun berkata kepada preman tersebut.

"Wihh, apa-apaan nih mas?" Tanya Doni dengan nada sopan sambil membuang wajah

"Mana uang kalian?" Tanya preman itu dengan nada marah

"Widih. Hebat hebat" Sahut Jepri sambil menepuk tangan

"Apa kamu berani sama saya?" Tanya salah satu preman lainnya kepada Jepri

"Udah udah Jep, Don, sabar" Kata Dewa

Karena Dewa takut terjadi apa-apa dengan Indri maka dia meminta ijin dengan cara berbisik kepada Doni dan Jepri. Hanya untuk membawa Indri jauh dari tempat tersebut.

"Don, Jep. Saya pergi dulu bentar ya mau bawa Indri" Kata Dewa

"Yaudah, Wa" Jawab Jepri

Dewa pun berjalan menuju motornya sambil memegang tangan Indri. Indri yang ketakutan ikut saja dengan Dewa. Namun, ketika Dewa dan Indri sudah dekat dengan motor Dewa. Salah satu preman itu pun berkata.

"Wuy, mau kemana kalian?" Tanya salah satu preman itu

Dewa pun lekas menghidupkan motornya dan Indri pun lekas naik ke motor. Doni dan Jepri yang melihat kejadian itu pun lekas menghalangi para preman yang mencoba mendekati Dewa dan Indri itu.

Hingga Doni dan Jepri yang berkelahi terlebih dahulu dengan para preman itu. Kemudian Dewa pun segera membawa Indri ketempat yang cukup jauh dari tempat kejadian itu.

Sesampainya disalah satu toko yang cukup jauh dan dirasa cukup aman oleh mereka karena tempatnya pun cukup ramai. Lalu Dewa berhenti kemudian berkata kepada Indri.

"Sayang, kamu disini dulu ya! Soalnya saya mau kesana lagi. Mau bantuin mereka, kasian mereka" Perintah Dewa kepada Indri

"Tapi sayang" Jawab Indri

"Udah saya gak papa kok. Percaya deh"

"Iya deh, jaga diri kamu baik-baik ya sayang"

"Kamu juga ya"

Dewa pun bergegas kembali ketempat kejadian dimana Doni dan Jepri sedang berkelahi dengan para preman tadi.

Sesampainya ditempat kejadian tersebut, Dewa pun langsung turun dari motornya kemudian lari lalu menerjang salah satu preman itu hingga preman itu terjatuh. Perkelahian hebat itu pun tak bisa dihindarkan.

"(Wustt) Jepri meninju pipi kanan salah satu preman itu (Dengan tangan kanannya)"

"(Bukk) Pipi kiri Doni terkena tinjuan salah satu preman, (Dengan menggunakan tangan kiri preman itu)"

"(Bukk) Dewa menendang perut salah satu preman (Dengan menggunakan kaki kanannya)"

"Anjir" Kata Jepri sambil meninju hidung salah satu preman (Dengan menggunakan tangan kirinya)

"Sini kamu" Ucap salah satu preman lainnya sambil menendang Jepri (Dengan menggunakan kaki kiri) namun Jepri pun menepisnya"

(Wustt) Jepri menangkis tendangan salah satu preman yang mengarah kewajah bagaian kanannya (Menggunakan tangan kanan)"

"(Wustt) Doni meninju wajah bagian kanan preman yang berhadapan dengannya (Menggunakan tangan kanan)"

Indri yang tengah khawatir dengan keadaan mereka pun berdoa kepada Tuhan didalam hati.

"Ya, Allah semoga mereka baik-baik aja" Kata Indri

"(Bukk) Dewa yang terkena pukulan dibagian kanan wajahnya (Preman itu meninju dengan tangan kanan)"

" (Hahaha) cuma segitu?" Tanya Dewa kepada 3 preman yang berhadapan dengannya

"Hah?" Jawab salah satu preman itu

"Maju sini" Kata Dewa sambil meninju preman yang menjawab pertanyaannya (Dengan tangan kanannya)

"Anjirr" Doni yang menendang bagian kiri perut salah satu preman (Dengan menggunakan kaki kiri). Karena Doni pun menghadapi 3 preman.

"(Bukkk) Jepri meninju dagu salah satu preman (Dengan tangan kanannya) hingga gigi preman tersebut terpental dari tempatnya"

Setelah sekian lama mereka bertarung dengan para preman itu mereka pun langsung terduduk lemas karena kelelahan.

Namun, Dewa, Jepri dan Doni memenangkan pertarungan itu meskipun wajah mereka lebam-lebam juga seluruh tubuhnya sakit semua karena terlalu banyak terkena pukulan dan tendangan.

Setelah beristirahat sejenak Dewa pun langsung mengajak Doni dan Jepri ketoko dimana Indri berada. Sesampainya ditoko tersebut Indri pun langsung saja menghampiri mereka padahal mereka belum turun dari motor yang mereka kendarai.

"Kalian gak papa kan?" Tanya Indri

"Gak papa apaan" Jawab Doni yang wajahnya paling lebam diantara mereka bertiga yaitu Dewa, Jepri dan Doni

"Bodo kamu mah Don, blekk" Kata Indri sambil menjulurkan lidah

"Anjir ya kamu, Dri" Sambil menunjuk kearah Indri

"Hahaha" Dewa dan Jepri tertawa serentak.

"Premannya gak ngejar kalian kan?" Tanya Indri

"Gimana mereka mau ngejar kami coba. Kan mereka babak belur semua" Kata jepri

"Kalian menang?" Tanya Indri

"Iya dong sayang" Jawab Dewa sambil turun dari motor kemudian mengusap air mata Indri karena kekasihnya itu sedih melihat mereka terutama Dewa yang wajahnya lebam semua

"Kamu gak papa kan sayang?" Sambil memegang wajah Dewa dengan penuh kekhawatiran

"Gak papa sayang"

"Anjiir, jadi obat nyamuk dah kita, Jep" Ucap Doni menyindir Dewa dan Indri

"Sibuk aja sih kamu, Don" Jawab Jepri dengan nada kesal

"Bodo bodo"

"Hahaha" Jepri dan Dewa tertawa bersamaan

"Tapi kok, bisa sih kalian menang. Kan kalian hanya bertiga lalu premannya kan orang 10" Kata Indri kebingungan

"Dirumah Dewa nanti kami ceritain sejarah kami bertiga waktu SMP ya"

Note : Setelah baca jangan lupa review dan vote 5 bintang juga berikan power stone kalian untuk mendukung karya kakak ya. Makasih