Tuhan telah menuliskan karangan indah di setiap kehidupan makhluk nya.
Takdir membuat seseorang mampu untuk terus mengejar setiap cita yang paling indah untuk kehidupan masing-masing.
Tuhan terus memberi harapan untuk para makhluknya yang senantiasa percaya dengan skenarioNya.
Skenario kehidupan sudah tertera semenjak masing-masing insan tak ada di muka bumi ini.
Galaksi, semesta dan Alam kini sudah menjadi saksi bisu antara pertemuan cinta dan lahirnya kehidupan.
Tinggal keteguhan dan kemantapan hati yang menjalankan nya.
Akankah Skenario Tuhan adalah jalan terbaik menuju kebahagiaan?
❄️❄️❄️
Hey...
Dear duka yang menjadi luka,
Dear luka yang terus-menerus terbuka
Menghujam waktu yang semakin menua
Menebar benih benih tak berdosa
Menghantarkan asa hingga ke nirwana
Menyembunyikan wajah yang tak tahu apa-apa.
🌹🌹🌹
Sebuah Suara nontifikasi tiba tiba berdering.
Cewek yang di depan laptop itu langsung beranjak meraih handphone nya di atas bed cover nya.
Tertulis Mars
Cewek tersebut langsung memutar bola mata malas.
"Halo brohh..." Sapa cowok itu
"Apa?" Jawab cewek itu datar
"Lagi apa? Main laptop ya?" Tebak Cowok itu
"Benar, kenapa?" Tanya cewek itu lagi
Saat cowok itu mau melanjutkan pembicaraannya...
Tiba tiba ia kentut
Duuut..
Lawan bicaranya yang mendengar pun terkejut
"Lo Kentut ya? Bangsat lo Mars!!" Teriak cewek itu membuat kuping Mars berdenyut
"Kan gue masuk angin, ya maklum lah" jawab Mars dengan sans nya
"Nggak segitunya juga kalek! Baunya nyampe sini tau nggak sii"
"Masak sii? Kok bisa ya?"
Mars memang cowok yang super duper telmi, bego, tolol, ogeb iya:)
"Iiihhh" Bulan mulai geregetan "bodo amat" lanjutnya
Bulan pun menutup telepon nya dengan gemas.
"Gangguin kerja gue aja sih, dasar terong cebol" umpat Bulan
Sedangkan di sisi lain?
"Lah kok dimatiin? Beb gue marah ya?" Mars bertanya tanya sendiri pada dirinya( dasar aneh!!-_- )
"Oh iya, gue punya janji" Bulanenepuk keningnya
"Dia marah nggak ya?" Sambil menekan nomor seseorang
"Halo"
"Ya?" Jawaban singkat dan padat
"Aduh jawabannya kok singkat ya? Jangan sampai marah please" batinnya
"Maaf gue nggak bisa kerumah lo, gue sibuk kerjain homework!'
"Ya"
"Ya gitu aja... Sekali lagi maaf ya"
"Oke"
Bulan pun mematikan teleponnya. Lalu meneruskan kerja tugasnya hingga malam pun larut
🌹🌹🌹
There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
|Semilir angin berhembus meraung raungi jiwa yang hendak membuka mata |Menggores rasa yang entah ditiup angin lalu.
|Memecah hening, lalu hilang dengan kumpulan asap mendayu Dayu.
There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason
There goes my hand shaking
And you are the reason
My heart keeps bleeding
I need you now
If I could turn back the clock
I'd make sure the light defeated the dark
I'd spend every hour, of every day
Keeping you safe
And I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason, oh
(I don't wanna fight no more)
(I don't wanna hurt no more)
(I don't wanna cry no more)
(Come back, I need you to hold me closer now)
You are the reason, oh
(Just a little closer now)
(Come a little closer now)
(I need you to hold me tonight)
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
'Cause I need you to see
That you are the reason
Suara lagu beralun dari headset ke kuping Bulan. Cewek yang selalu memakai masker hitam, rambut tergelung rapi diatas, dan poni lebat kedepan menutupi pinggiran mata bulat hitamnya.
Sambil menelusuri lorong koridor sekolah barunya, ia mengambil snack ringan dari tas panda miliknya.
Dia mencari ruang aula, bisa dibilang cukup besar sih sekolah ini. Tapi tidak sebesar yang dibayangkan cewek itu.
Awal masuk ia memakai sepatu nike berwarna putih bergaris biru. Menyimpang dari aturan sekolah, yang seharusnya memakai sepatu berwana hitam. Namun mungkin cewek itu lupa.
Setibanya di aula, ia mencari-cari orang yang sajak tadi ingin dicarinya.
"Nah itu dia, ketemu juga" Bulan berlari ke arah cowok itu
Dengan terengah engah, dia menghampiri temannya itu.
Cowok itu membalikkan badan, dan nampak terkejut melihat Bulan. Banyak perubahan dari dirinya, semenjak liburan panjang.
"Kenapa?" Jawabnya datar tak berekspresi
"Lo marah sama gue?" Tanya Bulan
"Kagak, kenapa?"
"Lo kemarin di telepon, jawab lo singkat banget, so gue pikir lo marah ke gue" jelas Bulan.
"Oh, kemarin... Nggak kok. sans aja kalik" cowok itu tersenyum tapi kek orang terpaksa
"Okey" Bulan melebarkan senyumnya
"Bintang cool banget deh, gue yang dideketnya ikut beku. Ckck" batin Bulan saat Bintang pergi menjauh.
Acara pembukaan MOS sudah selesai. Para anggota siswa baru melanjutkan dengan acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
"Aduh,, kebelet pipis"
"Rey gue ke toilet bentar yah, jagain tempat duduk gue"pamit Bulan yang sudah tak tahan lagi
"Siap broh"
Setelah keluar dari toilet, Bulan bertemu dengan Mars.
"Lah, terong cebol ngapain di kawasan toilet cewek, lo mau ngintip?" Kejut Bulan saat bertemu dengan Mars
"Kagak!!" Hindar Mars "jangan su'uzon dulu cabe rawit!" Lanjutnya sambil bertolak pinggang
"Terus? Lo kesini ngapain coba?"
"Mau colut dong" jawab Mars sambil menampilkan wajah konyol nya
Dengan jengkel nya Bulan meninggalkan Mars begitu saja. Pada waktu perjalanan mau balik ke aula, Bulan berpapasan dengan kakak OSIS.
"Hey lo anak baru!" Bentaknya "lo tau kan aturan di sekolah ini?" Tanyanya sambil suara lebih meninggi
"Nggak kak!" Jawab Bulan antara tegang karena dibentak dan santai karena memang ia nggak tau
"Dilarang memakai sepatu berwana putih, lo nggak tau bedanya putih sama item?" Sambil melipat tangan di depan dada
"Tau kak" sambil menundukkan kepala
"Sekarang, copot tuh sepatu, dan kasih ke gue, CEPET!" sambil mengulurkan tangannya
"Hah?" Bulan mendongak terkejut
"Nggak ada perlawanan cepetan, mana tuh sepatu!" Mengulangi perkataannya
Bulan pun pasrah "Iya iya" lalu melepaskan sepatunya "sombong amat!" Lirih Bulan.
Setelah sepatu itu diambil kakak OSIS garang, dan tanpa diduga, sepatu Bulan dilemparkan ke kolam ikan depan lorong tersebut. Mengenaskan!!
"Omg sepatu kesayangan gue!" Sambil meratapi sepatunya yang mengapung
"Oh ya satu lagi hukuman buat lo!" Lanjut kakak OSIS itu
"Hah ada lagi? What the fuck!" Umpatnya dalam hati
"Lo harus berdiri di bawah bendera sambil hormat sampai jam istirahat pertama, hem mungkin kurang lebih 45 menit lagi" ucapnya santai lalu meninggalkan Bulan dengan seenak jidatnya
"Double shit tuh orang ya, gue doain kena azab yang setimpal, gue aminin nih!" Sambil menengadahkan tangannya
Dan saat Mars mengintip Bulan, dia merasa kasihan, dan ide terlintas di pikirannya
"Kak, kak OSIS!!!" Mars meneriaki kakak OSIS budek yang menghukum Bulan tadi.
"Apa?" Jawabnya ketus sambil membalikkan badan
"Gue nggak pakai dasi nih kak! Tolong hukum gue dong!" Sambil menunjukkan ke arah kerah yang tanpa dasi
Flashback on
"Gue ke kantin ah, beli minum buat Bulan, tapi nanti kalo gue dimarahin kakak OSIS gimana?"
"Gimana ya, caranya buat gue kena hukum?" Mars bertanya tanya pada dirinya
Dasar bego Mars
"Oh iya, gue lepas aja nih dasi, pasti nanti kena hukum!"
"Ah pintarnya aku! Mars, mars kau memang pandai sekali! Sepandai martin garrick, eh dia kan dj, bukan orang pandai "
Flashback off
"Gila nih bocah!" Batin OSIS itu, sambil mengeleng gelengkan kepala
"Lo sehat?kok seneng dihukum" Tanya OSIS itu memastikan.
"Syukron, sehat walafiat kak" jawab Mars sambil melihatkan sederet gigi putihnya
"Okey, kalo gitu lo ikut tuh cewek dibawah bendera!"
"A - asyiap" Mars berlari ke arah Bulan
"Hay bulaaannn... Nih gue bawain minuman," teriak Mars dari kejauhan
"Lah elo? Kok bisa?" Heran Bulan dengan keringat membasahi tubuhnya sambil menerima minuman yang diberi Mars
Tanpa menjawab, lalu Mars mengikuti Bulan, hormat dibawah tiang bendera yang usang.
Banyak orang melihat Mereka berdua, ada yang senang karena mereka dihukum, dan ada yang berpikir mereka couple. so sweet.
|Mentari menyelinap masuk ke celah celah hati penuh kehampaan.|
|Menggeluti rasa kian tak terasa.|
|Damai, tenang ku bawa angin suka cita
|Ku biarkan masuk, kedalam memori yang perlahan kian memutar luka.|
🌹🌹🌹