Chereads / SKENARIO CINTA / Chapter 6 - SKENARIO CINTA 5

Chapter 6 - SKENARIO CINTA 5

Bel istirahat berbunyi nyaring. Beribu lautan manusia akan segera memerdekakan perut mereka masing masing. Namun ada yang berlari ke toilet. Ada yang punya janji buat ketemuan sama doi lah. Berbagai aktivitas pasti akan dilakukan seperti mereka.

"Kuy ges ngantin" ajak Mars

"Kuy"

"Ayo ayo aja"

Semua cowok pergi ke kantin bersamaan. Nggak kayak anak cewek main nya nge gank. Ikut sana ikut sini. Bla bla. Ngomongongin sana ngomongin sini. Ngomongin bias kakel lah grup band korea lah. Nggak bisa jadi satu apa? True kagak?

Bulan yang sedang memasukkan buku ke dalam tas panda miliknya, seketikapun langsung menoleh dengan ajakan kantin.

"Eh gue ikutan dong" teriak Bulan sambil menghampiri gerombolan cowok itu.

Bulan nggak pernah mikir eh dia cewek sendiri. Toh anak cewek nggak ada yang ngajakin dia ke kantin. Mending dia pergi sama kedua temannya- Mars dan Bintang.

Mars dan Bintang berada di depan gerombolan. Cieh kayak pangeran pemimpin rombongan gitu... Hahaha gaje bat.

Bulan pun menyusul ke barisan paling depan. Kayak tuan putri yang di kawal pangeran pangeran tamvan gictuu. Atau kayak nyonya nya dikawal body guard. Ngehalunya dikondisikan mbak.

"Weh tuan putri mau join ke kantin nih?" Sapa Akbar

"Sini sini gue lindungin!" Ucap Pardi

"Siapapun yang berani nyakitin Bulan sini langkahin mayat gue dulu!" Ucap ferdi ketua kelas menyombongkan diri

"Aelah lu muka codot aja sok belagu! Nglawan mak lu aja langsung panas dingin mau nglindungin cewek!? Cuih" ejek Doni

Bulan hanya menggelengkan kepalanya. Di sepanjang perjalanan ke kantin mereka hanya bercanda dan saling mengejek asal kagak kelewat batas.

Saat mereka berjalan ada tiga cewek menor, lebay, sok cantik dan caper ke cowok yang sekarang bersama Bulan.

"Liat tuh jadi cewek ganjen amat, udah jalan bareng cowok ganteng lagi, tuh kan pacar gue diambil semua" bisik Maura salah satu tiga cewek tadi

"Iya tuh! cantik darimananya coba? Orang juga cantikan gue" ucap teman Maura sambil mengibaskan tangannya meremehkan

"Ya gitu deh cewek kalau kagak tau diri. Yakan girls??" ucap salah satu Teman Maura lagi.

Bulan yang merasa digunjingi oleh cewek brengsek tadi, dia pun ambil langkah tegap mengarah ke tiga cewek itu.

"Hey lo cewek mulut obralan" teriak Bulan sambil memangku tangan di depan dada

Merasa terpanggil, mereka bertiga menoleh dengan raut wajah agak ditekuk.

"Apa?" Mereka bersuara bareng

"Iya. Lo bertiga. Tadi ngomongin gue apa? Ganjen? Lo iri? Sok cantik? Emang gue cantik kok! Kagak tau diri? Lo ngaca kek, nggak punya mirror di rumah? Sini gue beliin! Mereka pacar kalian? Ngimpi kali yeee?"

balas Bulan

Mereka bertiga pun tak mau kalah

"Emang bener kok lo tu ganjen, kesana sini sama cowok mulu!"

"Ya terserah gue lah"

"Emang susah ya ngomong sama orang bego" ucap Maura dan meninggalkan Bulan tapi juga menabrak bahu Bulan agak keras

"Ups. Sengaja" Maura memunculkan senyum smirk nya

Bulan yang awalnya B aja. Tapi dia tidak ambil diam, lalu ia berbalik badan mencengkam bahu Maura, lalu dia menjambak keras rambut Maura.

"Hey gue bilangi. Yang bego gak boleh ngomong bego dong tolol lu njing!" Ucap Bulan dan masih menjambak Maura.

"Aduuuhh sakit Lan" rengek Maura temannya juga berusaha melepaskan cengkaman tanhan Bulan tapi terlalu kuat untuk dilepas.

Akhirnya Bulan melepaskan tangannya. Dan tersenyum miring.

"Cabut, cabut" ajak Maura.

"Dasar cewek rimih! Ngajak berantem dia yang kalah. Cupu" teriak Bulan.

Bulan and friend pun cabut ke kantin sebelum bel masuk tiba

---

Pelajaran dimulai. Dan sekarang pelajaran Matematika. Pak botak. Oh my God

"Wah siap siap yang pr nya yang belom! Sono keluar pel satu sekolah" teriak Doni

"Gue udah"

"Udah kok gue"

"Gue pinter yang pastinya udah dong" ucap Siti

"Huuuu" sontak satu kelas menyorakinya

"Waduh gaswat!! Gue belom!" Teriak Mars

"Sokorin!!" Teriak Bayu

"Duh gimana nih ges??! Panik nih babank tamvan! Nyontek dong! Contekin dong! Eh Sit kerjaan lo gue copy sini!!" Teriak Mars ke Siti

"Ogah ih, kalau mau nyontek, tembak dulu gue!" Pinta Siti

"Ih ogaimen. Cinta gue just for Bulan yee!" Mars bercakap bernyenyenye

"Emang gue nya mau?" Jawab Bulan

"Huuuu..." Sorak satu kelas

"HAHAHHA SAD BOY"

tiba tiba suara ketukan kaki tiba di depan kelas.

Semuanya otomatis diam seribu bahasa dan kembali ke tempat duduk masing masing. Menyiapkan buku Matematika.

"SELAMAT SIANG PAAAK" Hormat para murid

"Slamat syang" jawabnya tegas dan lugas

"Siapa yang tidak mengerjakan pr hari ini? Maju kedepan!" Pintanya tegas tanpa basa basi

"Iisshhh tuh pak botak plontos ngapain ingat segalak? Gue doain cepet koid" umpat Mars

"MAARS PAK BELUM NGERJAIIIN" teriak satu kelas dengan kompak satu jiwa

"Lah temen kampret semua. Nggak adil ini mah!" Rengek Mars sambil melotot ke temen temen

"Maju kedepan!" Pak Agus menunjuk Mars

Mars pun maju dengan wajah begonya

"Anak anak hari ini saya tidak akan beri hukuman!" Pinta Pak Agus (botak)

"Lah pak kenapa? Nggak adil itu pak!" Bayu tidak terima

"Peh ngene iki, aku yo ndak kuat!!" Pekik Doni (peh kalo gini aku ya ndak kuat)

Disamping itu Mars bahagia

"Kalo gini mah aing bahagia"

"Eitsss tunggu dulu bapak belum selesai bicara" potong Pak Agus. Semua langsung diam

"Hukuman berasal dari kalian, bukan dari bapak"

"Yeeeee"

"Yah real sadboy"

"Suruh jogetan pak!!"

"Sambil nyanyi!!!"

"Baik" jawab Pak Agus

"Silahkan Mars!"

"Oke! Aku kuat aku ndak sambat!" Mars sombong (oke! Aku kuat aku tidak ngeluh)

"Ji, wa, ijik dua tiluk"

'Entah apaaa, yang merasukimuuu,, hingga kau tega menghianatiku'

Seketika seisi kelas tertawa semua bahkan pak Agus ikut jogetan

"HAHAHAHA TOLOOL LU MARS"

'yang tuluss, mencintaimau. Salah apa diriku pad--'

Suara mikrofon sekolah menghentikan jogetan Mars.

'assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maaf sebelumnya sudah menggangu kegiatan belajar mengajar. Panggilan ditujukan kepada, Diana putri wayan anggraini, Maura salsabila, Ziko victor denalfian, dan Bulan putri geraldine. Harap yang dipanggil tersebut segera kumpul di ruang Osis sekarang. Terima kasih sekian wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh'

"Lan lo dipanggil tuh!" Ucap Renata

"Hah? Masa?" Bulan tidak percaya

"Iya!"

"Oke!"

---

"

"Hai adek adek! Selamat bergabung menjadi Osis SMA Noswergos ini" sapa riang Kak Iren

"Kita mulai perkenalan satu persatu ya. Kenalin nama kakak Madeline Stevanie Iren. Jabatan kakak adalah ketua Osis di Sekolah ini. Kakak hanya punya satu saudara. Dan itu kembaran kakak!" Kak Iren menunjuk cewek cool yang ada di pojok ruangan ini

"Nez, kenalin nama lo" suruh Kak Iren

"Gue?" Tanyanya

"Ya iyalah siapa lagi?" Jawab kak Iren

"Emang harus?" Tanyanya sambil bermain handphone

"IYAAA INEZ... Sabar sabar orang cantik harus sabar"

"Kenalin gue Madeline Stevanie Inez" lalu kembali ke menatap layar handphonenya

"Jabatannya apa kak?" Tanya Maura sok berani

"Sekretaris" jawab nya cepat

"Saudara kakak?" Tanya Maura lagi

"Lo nggak mikir? Tadi kan Iren udah bilang" memutar bolamatanya jengah

Sabar kak. Anaknya emang tolol kok! Ucap bulan lirih tapi Maura mendengarnya

"Oh iya kak. Maaf" tersenyum terpaksa.

"Kakak rumahnya mana? kalau boleh tau"

Tanya Maura lagi dan lagi.

"Bacod lo! Bisa diem nggak?" Bentak Kak Inez

"I-iya kak"

'sukurin' bisik Bulan di telinga Maura

"Oke lanjut ya, Aldi lo terusnya!"

Eh bentar tuh kakak Osis kan yang nggukum gue saat awal MOS, yang celupin sepatu gue! Batin Bulan

"Hai gengs!! Nama gue Aldi Ruki syahputra. Lo semua bisa panggil gue Aldi. Aldi tamvan juga boleh. Jabatan gue bendahara Osis. Jangan heran kalo bendahara nya laki. Insyallah gue tanggung jawab kok!"

"Issh ganteng bingitt" puji salah satu kelas 10 calon anggota Osis.

"Mau gue jadiin doi nih"

"Tapi tenang gue udah ada yang punya!" Melirik Kak Inez, tapi kak inez B aja acuh tak acuh.

"Owalaaaa" ucap seraya

"Mungkin perkenalannya cukup dari sini aja!"

"Sekarang pembagian tugas ya" ucap Kak Iren dengan lenbut yang membuat siapa saja tertegun.

" Diana, kamu ikut kak Aldi ya... Jadi bendahara 2" jelasnya

"Iya kak"

"Maura ikut kak Inez ya jadi Sekretaris 2, bisa kan?" Tanya Kak iren

"Bisa sekali dong kak" jawab semangat dari Maura. Inez hanya memasang muka kalem nya, tapi menghanyutkan

"Kak Inez, semoga saya bisa jadi sekre--" belum selesai Maura ngomong sudah di sempet omongan Inez

"Sekali lagi lo bacod! Gua nggak segan buat ngeluarin lo dari Osis!" Ancam Inez dan memasang mata tajam elangnya.

"Weh santuy bosqu, gosah ngegas. Hadapi semua dengan kepala dingin" lerai Aldi

"Kalo lo pengen kepala dingin, sono lo pergi ke Afrika Utara disana banyak salju" Inez memutar bola mata kesal

"Lah Afrika Utara kan kagak ada salju nez, wah mbaknya nglawak ya??" Ucap Aldi sambil terkekeh.

"Gua kagak nglawak kok, emang ada saljunya"

Semuanya mulai bingung

"Tapi waktu jaman purbakala" lanjutnya

"Aelah"

" dan terakhir,untuk Bulan, jadi wakil kakak ya..."

"Loh kak? Kok bisa saya?" Heran Bulan

"Iya gapapa, jalanin aja" kak Iren tersenyum manis

"Insyallah kak" dibalas Bulan dengan anggukan

"Oke teman, cukup sekian untuk rapat hari ini, saya tutup wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh'" penutup dari kak iren bersamaan dengan bel pulang

---