Chereads / Another Popularity / Chapter 12 - 12-Sekolah Tentunya Masih Heboh

Chapter 12 - 12-Sekolah Tentunya Masih Heboh

"Ini adalah sebuah pukulan besar bagi kita semua," ucap kepala sekolah Eiko Gakuen tersebut. "Video ini sudah tersebar ke seisi sekolah. Namun...saya beserta guru-guru lain sudah memberikan peringatan keras bagi para siswa agar tidak menyebarkan video itu. Karena ini berkaitan dengan nama baik siswa-siswi yang bersangkutan dan nama baik sekolah ini sendiri.

Sekarang kepala sekolah sedang melakukan pertemuan bersama orang tua siswa yang bersangkutan dengan video tidak senonoh itu. Tentu saja yang dipanggil adalah orang tua Leony dan Shouki.

"Pak!" seru wakil kepala sekolah yang terlihat panik. Ia tak sengaja membuka pintu ruangan kepala sekolah itu dengan keras dan mengejutkan orang seisi ruangan.

"Ada apa Fujiwara-san? kenapa anda terlihat panik begitu?" tanya si kepala sekolah keheranan.

"C-coba anda lihat video ini," ujar wakil kepala sekolah itu.

"Astaga! jauhkan video itu dari pandangan saya," ujar kepala sekolah sembari mengarahkan layar laptop itu ke arah lain. Ia tidak mau melihat hal-hal seperti itu, baginya itu menjijikan dan tidak bermoral.

"Kita harus bagaimana sekarang ini Pak?" tanya si wakil kepala sekolah.

"Panggil orang tua siswa yang bersangkutan dengan video tersebut. Jadi hari ini saya akan berbicara dengan wali dari empat orang murid hari ini. Dan segera ingatkan pada seluruh siswa untuk tidak menyebarkan video ini sedikitpun keluar sekolah. Karena kalau sampai begitu, saya akan memberikan hukuman untuk seluruh siswa. Siapapun yang menyebarkannya," ujar si kepala sekolah itu dengan tegas. Beliau sudah pusing sekali menanggapi semua permasalahan ini.

Detik demi detik berlalu, suasana masih terasa tidak nyaman. Namun pembicaraan antara pihak dari orang tuanya Leony dan orang tuanya Shouki beserta kepala sekolah Eiko Gakkuen masih berlangsung.

"Karena kejadian ini terjadi ketika waktu ujian akhir kelulusan sudah selesai dilaksanakan, maka anak bapak dan ibu akan tetap saya luluskan. Tapi saya sangat menyayangkan kejadian ini. Saya memanggil bapak dan ibu sekalian agar saya bisa memastikan kalau yang berada di video ini memang siswa sekolah ini atau bukan. Saya juga tidak bisa berbuat banyak, karena sebentar lagi tanggung jawab sekolah pada mereka berdua juga akan dilepas, mengingat upacara kelulusan akan dilaksanakan sebentar lagi. Dan maaf bila saya memberi keputusan untuk tidak mengikutsertakan mereka pada saat upacara kelulusan tersebut, karena saya khawatir dampaknya akan kembali pada anak bapak dan ibu sendiri. Terutama untuk pihak siswi," ujar kepala sekolah itu menjelaskan.

"Baik, kami mengerti tentang hal itu. Dan kami sangat berterima kasih karena Sawamura-san masih memberi toleransi dan tetap meluluskan mereka berdua atas nama sekolah ini. Saya mewakili nama putri saya sangat meminta maaf atas kejadian yang tidak mengenakkan ini," ucap ayahnya Leony. Tentu saja beliau sangat malu dan terpukul karena mengetahui kabar miring tersebut.

Setelah pembicaraan antara mereka selesai, orang tua Leony dan Shouki pamit dan keluar dari ruangan tersebut. Dan di saat itu juga mereka berpapasan dengan orang tua dari siswa lain. Yang tak lain dan tak bukan adalah adalah orang tua Abare dan Momo.

Orang tua Abare dan Momo?

Ya, jadi video kedua yang didapat oleh wakil kepala sekolah tadi adalah video tidak senonoh yang dilakukan oleh dua orang yang sangat mirip dengan Abare dan Momo.

Di tempat lain, Leony yang tidak sanggup menahan malu langsung pergi dari Eiko Gakkuen.

Suasana pemandangan yang indah, cerah, dan berwarna tak sesuai dengan kondisi yang dialami Leony sekarang. Ia tak bisa tersenyum dibawah pohon sakura yang bermekaran. Ia tak bisa menikmati harum wangi bunga yang terbawa angin di sepenjuru Prefektur Hokkaido. Rasa malu, sakit, dan sedih yang ia rasakan tersembunyi di balik ribuan orang yang sedang berbahagia dengan musim semi yang menyapa hari-hari di Negara Jepang.

Langkah kaki yang lamban dan terseret, tak ada semangat yang tersirat, isak tangis masih terdengar sepanjang kaki melangkah. Air mata selalu membasahi pelupuk mata indah tersebut.

Iris mata coklat yang biasanya selalu berbinar ini penuh dengan kaca-kaca akibat air mata yang selalu membanjiri mata indah tersebut. Wajar bila ia menangis, hal yang menimpanya sekarang sangat berat bagi Leony.

"K-kenapa? hiks hiks. Aku...aku t-tidak hiks hiks p-pernah hiks melakukan itu. Hiks hiks." Leony tak henti-hentinya mengusap air mata yang terus berjatuhan. Kakinya terasa sangat lemas, tubuhnya lunglai dan lesu. Leony jatuh terduduk di sana. Rasanya dia sudah tak sanggup lagi melangkah.

Banyak pasang wajah yang terlihat gembira, anak-anak berlarian gembira setelah pulang sekolah. Ada pula pasangan muda yang bergandengan tangan menyusuri hiruk pikuk kota yang memang selalu ramai seperti sekarang. Namun seperti sebuah kerikil yang tersembunyi di hamparan batu permata yang indah, Leony menjadi seseorang yang bersedih di antara banyak orang yang sedang bahagia sekarang.

Ia tak tahu harus kemana sekarang, ia tidak mungkin kembali ke sekolah, semua siswa-siswi di sana pasti akan mencemoohnya dan melayangkan tatapan jijik pada dirinya. Leony sudah tidak kuat mengingat perkataan tajam nan menusuk yang tertuju pada dirinya.

'Artis film porn* baru lewat. Bagaimana? apa bayarannya mahal? pantas saja bokong mu besar, rupanya sering berolahraga. Hahaha.'

'Berapa kali buah dada mu diremas? enak tidak? apa diremasnya terlalu kencang?'

'Ini, aku punya 100 Yen. Aku akan memberinya setelah aku bisa menunggangi mu seperti di dalam video itu. Ah aku tegang. Hahaha.'

Tak hanya para siswi, tapi para siswa juga ikut mengatainya. Leony syok, ia sangat malu. Bagaimanapun caranya dirinya membela diri tetap saja ia tak dapat berkutik bila ia ditanya tentang....

'Mana buktinya kalau kau bukan orang yang ada di video itu?'

Leony hanya diam. Tak ada sesuatu yang dapat ia tunjukkan sebagai bukti bahwa dirinya bukanlah orang yang ada di video itu. Tapi kenyataannya memang bukan Leony gadis yang mendesah dan digagahi oleh lelaki yang sangat mirip dengan Shouki tersebut.

"Untung saja bukan kita yang kena kasus itu," ucap seorang siswa pada gadis di sampingnya yang menatap ke arah lapangan melalui jendela di lorong sekolah itu.

"Yeah aku tidak menyangka kalau Momo melakukan hal itu untuk menjatuhkan Leony. Tapi...kenapa Shouki mau-mau saja dijebak seperti itu? bukankah mereka bekerjasama?" tanya Kamatsui.

"Pikirkan dengan otakmu dasar lelaki bodoh" ucap Fuharu dengan sinis. "Apa di otakmu itu hanya ada hal-hal porn* saja hm?"

TING

Sebuah bunyi pesan masuk di ponsel Kamatsui dan Fuharu. Mereka segera membuka ponsel mereka dan melihat sebuah hal yang membuat mereka melotot.

"Gadis itu sudah gila," ucap Fuharu dengan mulut terbuka. Ia menggeleng tidak percaya.

Mereka mendapat kiriman pesan berisi video tak senonoh antara dua orang yang sangat mirip dengan Abare dan Momo.

"Rupanya itu rencana gadis gila itu," ucap Fuharu dia mematikan ponselnya dan melipat kedua tangannya sembari berpikir.

"Apa?" tanya Kamatsui.

"Dia ingin menjebak Leony dan Abare. Aku sudah melihat dari lama kalau gerak-gerik Shouki dan Momo itu mencurigakan. Mereka bersama-sama berniat untuk menjauhkan Leony dengan Abare tapi aku tidak menyangka kalau caranya akan senekat ini. Dengan menggunakan kita berdua, mereka bisa membuat video itu tanpa menjebak Leony dan Abare untuk benar-benar melakukan itu dengan mereka. Dia licik, dan juga terlalu nekat," ujar Fuharu menjelaskan maksudnya pada Kamatsui.

Semilir angin yang berhembus di musim semi menerpa rambut Fuharu dengan lembut. Terasa sangat nyaman dan sejuk. Awal yang tidak disengaja oleh Fuharu dan Kamatsui malah dijadikan rencana besar oleh Momo untuk membuat masalah yang akan memiliki rentetan peristiwa panjang ke depannya. Fuharu dan Kamatsui tentunya akan tutup mulut tentang hal ini. Mereka tidak bodoh untuk mementingkan kejujuran dan belas kasih di atas keselamatan dan harga diri mereka sendiri.

Walaupun sebenarnya mereka adalah manusia yang hina.