Chereads / Another Popularity / Chapter 17 - 17-kebohongan

Chapter 17 - 17-kebohongan

"Hiks hiks, Abare...bukankah memang kita berdua yang melakukan itu? kenapa kau mengelak? hiks hiks...aku tahu aku menjijikan, aku sudah bukan gadis perawan lagi. Tapi...itu semua karena dirimu hiks hiks," ucap Momo sembari terisak. Tapi semua itu hanyalah tangisan palsu belaka.

Abare mengeluarkan ekspresi tak percaya. Bisa-bisanya Momo berakting seperti itu. Abare langsung merasa jijik melihat akting Momo yang sangat mulus tersebut. Bahkan tubuhnya bergetar dibuat-buat agar tangisannya terlihat sangat natural.

"Sudahi kebohongan mu itu," ujar Abare dengan ekspresi dingin. "Jangan mengatakan hal yang tidak seharusnya kau katakan. Apa kau tidak malu hm? bahkan aku tidak pernah menyentuh dirimu sedikitpun. Menjijikan sekali."

PLAK

Sebuah tamparan mendarat di pipi Abare. Bukan, bukan Momo yang menampar pipi Abare. Bukan juga orangtuanya Momo. Melainkan ayahnya Abare sendiri. Bahkan ibunya Abare terkejut melihatnya, karena baru kali ini ia melihat suaminya terlihat se-marah itu pada Abare.

Abare tidak menampilkan ekspresi kecewa, tidak juga berkata kasar seperti biasanya. Ia hanya tersenyum lebar sekali dan menggelengkan kepalanya. Tatapan nanar dengan senyum yang terlihat gembira itu sangat kontradiktif dengan suasana di sana sekarang.

"Lihat," ucap Abare pada Momo. "Lihat hasil dari akting mu. Memuaskan sekali bukan? orangtuaku tertipu sempurna dengan peran kesedihan yang kau dalami sekarang."

Abare lalu menoleh ke arah ayahnya. "Ayo tampar lagi Otou-san, bukankah itu menyenangkan? ayo perlihatkan pada keluarga penuh drama itu tentang tegasnya keluarga bahagia ini. Hahahaha."

Momo menganga, sebegitu kerasnya pendirian Abare untuk menolak ini semua. Tentu saja, karena Abare memang tidak melakukan hal itu.

PLAK

Sebuah tamparan mendarat lagi di pipi Abare. Dan itu adalah tamparan dari ayahnya lagi. Beliau nampak sangat marah sekarang. Padahal selama ini Abare sering tidak menurut pada perkataannya, namun beliau tidak pernah sampai se-marah sekarang. Maka dari itu Abare jadi penasaran sekali dengan hal apa yang akan diucapkan oleh ayahnya tersebut.

"Begitulah caramu memperlakukan seorang perempuan?" tanya ayahnya Abare. "Aku tidak pernah melarang mu untuk melakukan hal lain, karena aku tahu kau itu orang yang bebas. Tapi ada satu yang aku tak ingin kau lakukan. Yaitu merendahkan seorang perempuan, apalagi sampai melecehkannya dan tidak bertanggung jawab seperti ini!"

Abare hanya diam. Tatapannya kosong, dan tak diarahkan ke siapa-siapa. Berusaha tak mempedulikan omongan ayahnya itu. Karena ia tahu semua itu, ia tahu semua pesan ayahnya. Dan ia sudah melakukan apa yang ayahnya himbau, dia tidak pernah melecehkan seorang pun gadis yang pernah ia temui. Tapi sekarang berbeda kasus.

Dia difitnah.

Dia dituduh.

Dan tak ada yang percaya pada dirinya. Semuanya sibuk menyalahkan dia dan membela sosok yang terlihat tak berdaya, membela sosok yang terlihat tertindas. Namun dialah dalang dari semua ini. Licik, dan Abare benci gadis seperti itu.

Abare tak peduli, mau ia dimarahi atau dibuat malu di depan Momo beserta keluarganya sekarang ia tak peduli. Malah ia berharap kalau keluarga itu membenci dirinya dan membatalkan acar pertemuan mendadak ini.

Tapi itu tidak mungkin.

Karena mereka meminta pertanggung jawaban dari Abare.

Untuk apa yang sebenarnya tidak ia lakukan.

Abare tidak mau melakukan itu.

Kalau seandainya Leony beserta keluarganya yang ada di hadapannya sekarang, ia takkan menolak sekalipun untuk duduk di sana di depan mereka dan membicarakan tentang pernikahannya bersama Leony.

Tapi sayangnya yang ada di hadapannya ini adalah Momo.

Waktu terus berlalu. Sampai mereka selesai membicarakan permasalahan Momo dan Abare. Abare semakin muak dengan wajah sedih dibuat-buat Momo, tak ada antusiasme sedikitpun di hati Abare ketika membicarakan tentang dirinya dan Momo.

Dan dia semakin kesal ketika mendengar bahwa...

"Abare dan Momo akan menikah Minggu depan," ucap ayahnya Abare.

Dunia Abare serasa runtuh. Bak disambar petir,dadanya tiba-tiba terasa sesak ketika mendengar keputusan tersebut.

Tapi Abare bukan Leony yang akan terisak dan tak dapat berbuat apa-apa bila dipelototi oleh orang tuanya. Abare sudah menyiapkan seribu satu rencana untuk mengelak dan kabur dari rencana pernikahan ini.

Abare harus tenang, kalau ia mengamuk sekarang dan berusaha kabur. Maka ia akan semakin diawasi dan dikekang. Ia harus melunak, namun tidak terlalu mencolok. Karena kalau perubahan sikapnya terlalu mencolok, ia juga pasti akan dicurigai oleh ayah dan ibunya.

"Saya berharap mereka berdua bisa menjadi pasangan yang bahagia. Saling mencintai dan mau menerima kekurangan satu sama lain," ucap ayahnya Momo. "Meskipun mereka disatukan karena kejadian seperti ini. Tapi semoga saja ke depannya semuanya akan membaik."

"Iya, saya juga berharap begitu. Saya akan menegaskan semuanya pada anak saya agar bis menjadi lelaki yang bertanggung jawab untuk keluarga kecilnya nanti," balas ayahnya Abare.

'Tch, jangan harap. Jangan harap aku mau untuk membina rumah tangga bersama gadis licik itu. Aku hanya ingin menikah bersama Leony,' batin Abare.

Momo beserta kedua orang tuanya pamit dari sana. Abare tak ada niatan sedikitpun untuk mengantarkan mereka, juga tak ada niatan untuk bercengkrama pada Momo. Satu katapun tak ada ia lontarkan kepada gadis itu.

Sebelum benar-benar pergi dari sana. Momo sempat mendekati Abare, ingin mengatakan sesuatu. Atau lebih tepatnya ingin mengungkapkan sesuatu.

"Abare. Kau tak bisa menolak lagi, kita akan segera dipersatukan. Maaf kalau semuanya mungkin terasa terlalu cepat untukmu. Aku...aku melakukan ini semua karena...aku mencintaimu," ucap Momo. Di wajahnya muncul semburat tipis. Ini adalah pernyataan cinta dari Momo untuk Abare.

Tapi Abare tak membalas apa-apa, ia hanya menatap dingin Momo lalu berpaling ke arah lain.

Begitu hina nya, bahkan Abare tak Sudi menatap wajah Momo. Abare begitu jijik dengan kebohongan Abare yang mengatasnamakan kesuciannya, padahal Abare sama sekali tak merenggut bahkan sama sekali tak menyentuh kesucian Momo.

Abare memang berandalan, ia suka berkata kasar, dan juga suka berkelahi. Namun dia bukan lelaki yang mau meniduri gadis yang bukan miliknya.

Abare tahu Momo juga tidak melakukan hal kotor itu. Abare juga tahu kalau Shouki juga tidak melakukan itu bersama Leony. Ini semua disetting sedemikian rupa oleh mereka, dan Abare sudah menduga itu semua.

Ia hanya perlu membuktikan kalau apa yang tersebar luas itu adalah kesalahpahaman yang dibuat-buat Shouki dan Momo. Dan ia perlu bukti.

Tapi ia juga bisa memilih cara lain. Yaitu acuh tak acuh pada itu semua, pergi dan menghilang bersama Leony.

Abare tak punya waktu banyak untuk melakukan opsi pertama. Tentu saja ia akan memilih pergi dari sini dan membawa Leony bersamanya. Ia takkan pernah merelakan gadis yang ia cintai menikah dengan lelaki lain. Persetan bila ia dikatakan sebagai lelaki pengecut atau tidak bertanggung jawab. Toh dirinya memang bukanlah orang yang berada di video itu.