Chereads / Destiny a Love / Chapter 9 - BAB 9 : Kesalahpahaman

Chapter 9 - BAB 9 : Kesalahpahaman

Tidak jauh dari tempat kedua gadis itu berbincang, Baekyeon melihat ada Suyeon, Sean, Canyol, Kyle dan Tera sedang bercanda gurau didalam restoran, sepertinya mereka sedang mengadakan acara berkumpul bersama.

Baekyeon ikut tersenyum melihat keadaan Suyeon yang sudah terlihat baik-baik saja, jika mengingat kejadian beberapa hari lalu ia semakin merasa menyesal telah berkata seperti itu pada gadis cantik itu.

Baekyeon masih mengikuti gadis didepannya kini, ternyata sahabat Suyeon itu tengah menunggu seseorang. Tidak lama kemudian seorang gadis yang memakai masker tadi datang dengan menenteng kantong plastik ditangannya.

Baekyeon masih bisa mendengar samar-samar percakapan mereka dan dengan cepat ia mulai merekam aktifitas kedua gadis itu menggunakan ponsel miliknya.

Sepertinya ini akan sangat penting jika sesuatu terjadi pada Suyeon.

"Tera-ya apa kau sudah menghubungi Sejung?" tanya Suyeon sambil memyedot jus stroberi yang dipesanya tadi.

"Aku sudah coba menghubungi Sejung tapi ponselnya tidak aktif, apa terjadi sesuatu dengannya?" jawab Tera sambil terus mencoba menghubungi Sejung.

"Mungkin jalanan macet" sahut Canyol.

"Aku dengar ada anak kelas sebelah menyukaimu Yan?" mereka semua melihat kearah Sean.

"Aku tidak peduli" lelaki tampan itu seakan tidak tertarik dengan topik pembicaraan yang Canyol lontarkan.

"Apa kau masih mencintai gadis tidak peka ini" ucap Canyol sambil merangkul Suyeon.

Suyeon langsung menoleh pada Canyol dan menatap tajam pada laki-laki yang sudah seenaknya merangkul pundaknya.

"Apa? Kau memelototiku?" Canyol dan Suyeon kini saling bertatapan.

"Aku tidak takut padamu Suyeon-a" Canyol menjulurkan lidahnya pada Suyeon.

"Lepas kan tanganmu" perintah Suyeon diikuti tatapan mematikan dari gadis cantik itu yang ditujukan pada Canyol.

"Tidak akan" kekeh Canyol.

"Nomornya masih tidak aktif, apa terjadi sesuatu dengannya. Sejung-a angkatlah" Tera masih terus mencoba menghubungi Sejung.

"Sudahlah kita pesan makan dulu saja, perutku sudah sangat lapar" ucap Kyle sambil mengelus perutnya.

"Iya aku juga sudah lapar, kita menunggu sambil makan saja bagaimana?" usul Canyol.

Canyol menatap Suyeon yang masih memasang wajah datarnya "Ya! Kenapa kau selalu memasang wajah datarmu ini Suyeon-a?" lelaki itu mencubit pipi tembam Suyeon.

Sean menatap tajam kearah sahabatnya itu, Canyol memang selalu saja mengganggu Suyeon dan itu membuat Sean sedikit kesal "Singkirkan tanganmu"

"Aku tidak mau" ucap Canyol tidak mau kalah.

"Ya!" Suyeon merasa pundaknya pegal karena ditindihi lengan besar Canyol.

"Kenapa kalian malah bertengkar sudah sana pesan makanan" Kyle kembali berucap.

"Sudah lah Tera-ya jika tidak aktif mungkin ponselnya kehabisan baterai, mending kau pesan makanan untuk kita" Tera mengangguk kembali meletakkan ponselnya kedalam tasnya dan bersiap untuk memesan makanan.

Tera menarik lengan Seohyun "Suyeon-a ayo kita pesan makanan"

"Singkirkan tanganmu Canyol-a" ucap Suyeon lagi.

"Tidak mau" Canyol masih tidak mau melepas rangkulannya pada pundak Suyeon.

"Lepaskan tanganmu kita sudah sangat lapar untuk mengikuti sikap jailmu itu" Canyol akhirnya melepas rangkulannya pada pundak Suyeon sambil mendengus mendengar perkataan Sean.

Saat Tera dan Suyeon beranjang dari tempatnya, tiba-tiba suara gaduh memaksanya harus melihat kearah kegaduhan itu berasal.

"Tolong! Hiks tolong aku" Teriak Sejung sambil membuka pintu restoran usai berlari-lari.

"Ya ada apa denganmu Sejung-a" Tera dan Suyeon menghampiri Sejung yang masih dalam keadaan takut.

Sejung masih belum menjawab, gadis itu masih menetralkan napasnya.

"Sejung-a kenapa kau lari-larian begitu dan..Astaga! ada apa dengan wajahmu, kenapa wajahmu babak belur begini. Siapa yang memukulmu?" Tera membantu Sejung untuk duduk dan menenangkannya.

"Tolong, aku sedang dikejar-kejar oleh seseorang" Sejung menatap takut kearah pintu restoran, takut jika orang yang memukulinya dapat menemukan keberadaannya.

"Kau tenang saja, kau tidak perlu takut lagi ada kita disini" ucap Suyeon juga turut menenangkan sahabatnya.

Tanpa kalian ketahui Sejung tersenyum miring 'Pasti Sean akan membencimu sebentar lagi Suyeon-a' setelah berkata seperti itu di dalam hatinya, Sejung kembali memasang wajah sedihnya.

"Siapa yang mengejarmu?" tanya Sean.

"Aku tidak bisa melihat wajahnya Sean-a, orang itu memakai masker dan topi" napas Sejung masih terdengar ngos-ngosan, memang sejauh apa dia berlari sampai terengah seperti ini.

"Ya! Gadis sialan mau lari kemana kau!" teriak seseorang sambil memasuki restoran seperti tengah mencari seseorang.

Sejung menunjuk gadis bermasker yang sedang berdiri didepan pintu restoran yang terlihat sedang celingukan mencari seseorang "Gadis itu yang mengerjar dan memukuliku tadi"

Mereka semua melihat kearah seorang gadis yang baru saja masuk kedalam restoran tadi.

"Disini kau ternyata, kesini kau" gadis bermasker itu berjalan kearah Sejung lalu menarik kencang tangan Sejung untuk dibawanya mendekat kearahnya.

"Siapa kau lepaskan Sejung" Canyol ingin menarik Sejong namun gadis bermasker itu dengan cepat menampik tangan Canyol.

"Aku tidak ada urusan denganmu" tunjuk gadis itu pada Canyol.

Sungguh jika dia bukan gadis pasti Canyol sudah melayangkan tinjunya.

"Aku bilang jangan menyukainya lagi!" gadis bermasker itu menjambak rambut Sejung.

"Ahkk! Lepaskan!" berontak Sejung.

Gadis itu masih menjambak rambut Sejung "Tidak akan sebelum kau berhenti menyukainya!"

"Aku ahkk tidak akan aww berhenti menyukainya arghh" Sejung ditampar sangat keras.

"Aku bilang jangan menyukainya sialan!"

"Ya! Jangan bersikap kasar seperti ini" Tera mencoba melerai dan menenangkan gadis bermasker itu.

"Kalian bertiga kenapa diam saja melihat Sejung dilukai seperti ini, cepat pisahkan gadis bar-bar ini dari Sejung" ucapan Tera tertuju pada Sean, Kyle dan Canyol.

Ketiga lelaki itu tidak melerai namun malah menonton, hey sebenarnya apa yang mereka liat?

"Ini bukan urusanmu! Aku tidak akan berhenti sebelum kau berkata tidak akan menyukai Sean lagi"

Mereka yang ada disana sangat kaget mendengar ucapan gadis bermasker itu.

"Tunggu.. Apa Sejung menyukai Sean?" tanya Kyle sambil melirik Sean.

"Jika gadis sialan ini tidak menyukai Sean mana mungkin aku memukulinya seperti ini" balas gadis bermasker itu.

"Ya! Yan kenapa kau diam saja ini menyangkut dirimu" Canyol terlihat emosi melihat sahabatnya itu hanya diam.

"Kau harus berhenti menyukai Sean!" gadis bermasker itu hendak memukul Sejung lagi, namun tangannya ditahan oleh seseorang.

Gadis bermasker itu melihat orang yang berani menahan tangannya, gadis itu tersenyum miring dibalik maskernya saat mengetahui siapa yang menahan tangannya.

'Bagus, sesuai rencana' ucapnya dalam hati.

"Jangan bersikap kasar" Suyeon melepaskan tangan gadis bermasker itu.

"Cihh kita akhirnya bertemu disini" semua orang menatap bingung kearah gadis itu.

"Apa kau menyukainya?" Suyeon dibuat bingung oleh perkataan gadis itu.

"Aku sudah membuat gadis yang kau maksud terluka, apa kau menyukainya?" semua orang menatap Suyeon.

"Suyeon-a kau mengenali gadis ini?" Tera bertanya pada Suyeon sambil menunjuk gadis bermasker itu.

"Tentu saja dia mengenaliku, kita bahkan sudah beberapa kali bertemu untuk merencanakan ini" jawab gadis bermasker.

"Apa maksudmu?"

"Kau menyuruhku untuk memukulinya dan aku sudah melakukannya, apa kau suka?" gadis itu mencengkram wajah Sejung sambil menaikkan alisnya.

Suyeon masih tenang menanggapi perkataan gadis itu "Sebenarnya kau ini bicara apa?"

"Kau lupa atau berlagak lupa, kau kan yang menyuruhku untuk memukulinya karena gadis sialan ini menyukai Sean. Apa kau lupa?" Tera membekap mulutnya sambil menatap tidak percaya kearah Suyeon.

"S-suyeon-a apa itu benar? Apa kau yang menyuruhnya untuk memukuliku?!" Sejung menatap tak percaya pada sahabatnya itu.

Sejung mencengkram kedua pundak Suyeon begitu gadis bermasker tadi melepas cengkramannya "Jawab aku! Apa itu benar Suyeon-a!"

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku Suyeon-a hiks apa aku salah jika menyukai Sean!"

"Jangan asal bicara aku tidak mungkin menyuruhmu melakukan hal itu, kita bahkan baru bertemu disini" ujar Suyeon.

"Kau memang tidak bertemu denganku, tapi kau mengirimiku pesan dan menyuruhku untuk memukuli orang bernama Sejung, aku memukuli orang yang tepat bukan?" Suyeon melihat Sejung yang sedang menangis.

"Sejung-a aku tidak mungkin menyuruhnya untuk memukulimu" Suyeon ingin mendekat kearah Sejung namun Tera dengan cepat menahannya.

"Jangan sentuh Sejung Suyeon-a, kau sangat keterlaluan! Bagaimana bisa kau menyuruh orang untuk memukuli sahabatmu sendiri hanya karna Sejung menyukai Sehun!" Tera tidak percaya mendengar perkataan gadis yang mengaku suruhan Suyeon.

"Tera-ya.."

"Aku benar-benar kecewa denganmu Suyeo-a, kenapa kau tega mencelakai Sejung!" Tera mendorong pelan tubuh Suyeon.

"Sungguh aku tidak pernah melakukannya"

"Apa kau punya bukti pesan Suyeon yang menyuruhmu memukuli Sejung?" tanya Sean pada gadis bermasker itu.

Gadis itu terlihat merogoh sesuatu disaku mantelnya "Sebentar, mungkin aku masih menyimpannya"

"Ternyata aku masih menyimpannya, kau lihat sendiri saja pesannya. Dengan begitu akan lebih jelas bukan" gadis bermasker itu tersenyum miring kearah Suyeon yang masih mencoba membela dirinya sambil menyerahkan ponselnya pada Sean dan kedua temannya.

"Benar, ini nomor milik Suyeon!" Teriak Canyol ketika Sean mencoba menyamakan nomor ponsel yang tertera dilayar ponsel itu dengan nomor ponsel milik Suyeon.

Sean dengan cepat melihat ruang pesan yang memperlihat kan percakapan Suyeon dan gadis bermasker itu.

Kyle dan Canyol menatap tidak percaya kearah Suyeon yang masih berusaha menjelaskan bahwa dia tidak melakukan itu pada Sejung.

"Suyeon!" mendengar teriakan itu membuat Suyeon menatap orang yang memanggil namanya.

"Aku ingin kau mengatakan bahwa semua ini tidak benar" Sean masih bisa mengontrol emosinya.

"Sean-a kau percaya padaku kan, aku tidak mungkin melakukan itu Sean-a" Suyeon menatap Sean dengan tatapan sendu.

Sepertinya Sean memang harus menyelidiki ini, menurutnya pesan ini ada yang menjanggal dipikirannya.

Mungkin untuk saat ini Sean mempercayai apa yang dikatakan oleh gadis bermasker itu.

"Bagaimana mungkin aku bisa percaya padamu jika pesan ini sangat jelas mengatakan bahwa kau sudah menyuruhnya untuk memukuli Sejung"

"Apa?!" Tera dengan cepat merampas ponsel gadis bermasker itu dari tangan Sean dan membaca pesan yang diduga dari Suyeon.

to be continue...