Chereads / Destiny a Love / Chapter 5 - BAB 5 : Seseorang yang membuat Baekyeon cemburu

Chapter 5 - BAB 5 : Seseorang yang membuat Baekyeon cemburu

"Baekyeon-a"

Baekyeon yang tidak menyadari bahwa sang ibu sedari tadi berdiri di dekat jendela sedang memperhatikannya.

"Eh ibu hehe" ucap Baekyeon sambil melepas tas dan sepatunya.

"Kenapa sampe malam begini Baekyeon-a, kau bilang hanya sebentar?" tanya Sena sambil duduk di samping anaknya.

"Tadi waktu aku datang temanku belum pulang bu dan dengan senang hati aku menunggunya pulang" jawab Baekyeon sambil tersenyum mengingat tadi ketika dirumah Suyeon.

"Temanmu itu siapa Baek, terlihat sekali kau sangat bahagia sepulangnya dari sana?" Baekyeon hanya tersenyum malu-malu.

"Jangan senyum-senyum seperti itu ah serem hehe, pasti temanmu itu perempuan kan? Cantik tidak?"

"Apa sih bu, yasudah Baekyeon ke kamar dulu"

Sena hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.

Baekyeon berjalan ke kamarnya, tapi melihat makanan di meja makan langkahnya kembali kearah ibunya.

"Eh iya bu, ini ada makanan dari tante Taehi ibunya temanku" Baekyeon menyodorkan kotak makan yang di beri oleh ibunya Suyeon pada sang ibu.

"Uwahh sup iga sama pancakenya ini keliatan enak sekali Baek, kenapa kamu bisa diberi makanan ini?" Sena mengeluarkan isi dari kotak makan itu untuk di sajikan di piring.

"Tadi aku di ajak makan malam bersama disana tapi aku tidak mau karena sudah malam dan ibu pasti udah menunggu dirumah, jadi ya tante Taehi membawakan ku makanan nya untuk aku bawa pulang" Sena mencuci kotak makan yang dibawa Baekyeon tadi.

"Yasudah kamu bersih-bersih badan dulu saja, nanti kalau sudah selesai kita makan ini sama-sama"

Baekyeon mengangguk lalu berjalan ke kamar untuk ganti baju dan bersih-bersih.

Tidak lama kemudian Baekyeon menuju ruang makan menyusul ibunya yang sudah menunggu untuk makan.

Baekyeon mengambil tempat duduk di depan ibunya.

"Ibu besok buatkan salad buah untuk temanmu itu ya Baek, bilang terimakasih padanya karena sudah mau repot-repot memberimu makanan yang enak ini" Baekyeon tersenyum dan mengangguk.

"Oh iya, temanmu perempuan atau laki-laki Baek" Baekyeon hanya diam dan memakan makanannya.

"Jangan-jangan Suyeon Suyeon itu ya Baek" lihatlah sekarang muka Baekyeon sedikit memerah karena ibunya menyebut nama Suyeon.

Sena sangat senang menggoda Baekyeon.

Eiyy Sena juga pernah muda, ia sangat tau anaknya itu sedang jatuh cinta pada seseorang.

"Uhukk uhukk"

Sena memberi segelas air putih untuk Baekyeon "Pelan-pelan saja, jadi benar temanmu itu Suyeon?" Goda Sena lagi.

"Bagaimana ibu bisa tahu tentang Suyeon?" Baekyeon melihat ibunya yang terlihat salah tingkah.

"Ibu pasti buka-buka buku Baek ya" Baekyeon menatap curiga kearah ibunya.

"Hehe maaf, ibu tidak sengaja waktu ibu sedang bersih-bersih dikamarmu, ibu melihat ada nama Suyeon dibagian belakang bukumu, pasti benar kan dugaan ibu jika makanan ini dari ibunya Suyeon?" Sena menyentil hidung Baekyeon.

"Ibu kenapa masuk-masuk kamar Baek " bibir Baekyeon mengerucut kesal.

"Uuu jadi benar nih? Pacar atau teman Baek" Sena mencubit pipi anaknya itu yang masih menggembung itu.

"Teman bu"

Sena mengangguk dan melanjutkan makanannya. Han Sena tahu jika Baekyeon sangat tidak suka di goda seperti ini.

Setelah makan malam dengan ibunya, Baekyeon menuju kamar untuk mengerjakan tugas kelompoknya dengan Suyeon.

Baekyeon mengeluarkan buku milik Suyeon, Baekyeon masih tidak percaya jika ia bisa berbicara dengan gadis pujaan hatinya dan sekarang bisa memegang barang milik Suyeon.

Terdengar berlebihan namun kenyataannya Baekyeon masih tidak bisa mempercayainya.

Bahkan aroma vanilla khas milik Suyeon bisa tercium diindra penciuman Baekyeon, dan mungkin kini aroma vanilla itu menempel di tas miliknya.

Dengan cepat Baekyeon langsung mencium kedalam tasnya dan benar aroma vanilla khas milik Suyeon itu melekat pada tasnya dan itu membuat seorang Koo Baekyeon sangat bahagia.

Baekyeon mulai membuka buku milik Suyeon, disana terdapat beberapa catatan kecil dan ditulis sendiri oleh Suyeon.

Ternyata dibalik sikap dinginnya, Suyeon adalah gadis yang rajin, disiplin, rapi dan pintar. Terbukti beberapa lembar di buku paket miliknya terdapat catatan materi pelajaran yang bahkan belum dipelajari disekolah.

Baekyeon membuka lembar buku yang terlipat dibagian bawahnya, Baekyeon mencoba membukanya dan ternyata ada foto yang membuat senyuman Baekyeon luntur. Disana terlihat jelas foto Suyeon dengan Sean.

Sean adalah teman dekat Suyeon atau bisa dibilang mereka berpacaran, tetapi banyak juga yang berkata kalau mereka hanya sekedar bersahabat.

Sean sangat jarang masuk kelas dikarenakan Sean sering mengikuti olimpiade basket untuk mencapai olimpiade tingkat internasional.

Sean adalah ketua tim basket disekolahnya. Itu membuat Baekyeon merasa inscure ketika melihat Sean dan Suyeon sedang bersama.

Baekyeon sangat tidak sebanding dengan Sean. Dengan terpaksa Baekyeon mengembalikan foto itu ke tempat semula.

Keesokan harinya

Baekyeon berangkat sekolah seperti biasa tetapi hari ini sedikit berbeda karena sang ibu menitipkan salad buah untuk Suyeon.

Hari ini Baekhyun sengaja tidak pergi ke perpustakaan karena ingin menunggu Suyeon datang dan langsung memberikan salad buah buatan ibunya.

Baekyeon menatap kotak makan milik Taehi yang berisi salad buah itu sambil tersenyum, Baekyeon menyuruh ibunya untuk memberi sedikit lebih banyak buah stroberi karena Suyeon sangat suka dengan buah merah berbintik itu.

"Baekyeon-a, kau tidak ke perpustakaan?" tanya Daejong sambil berjalan ke tempat duduknya

Baekyeon dengan cepat langsung menyembunyikan kotak makan itu di laci mejanya.

"Tidak" Baekyeon memainkan ponselnya secara acak.

"Kenapa? Temani aku ke perpustakaan yuk aku ada buku yang harus dipinjam" Daejong berdiri disamping Baekyeon yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Aku sedang menunggu seseorang" jawab Baekyeon dan kembali memainkan ponselnya.

"Siapa? Suyeon? Oh iya, kemarin kau jadi kerumahnya?" Baekyeon mengangguk.

"Wah, pasti kau tidak bisa tidur ya bisa satu kelompok dengan Suyeon" Baekyeon hanya tersenyum malu-malu.

"Yasudah aku ke perpus dulu ya"

"Oke" Daejong keluar kelas menuju ke perpustakaan.

Dikeluarga Choi pagi ini ada sedikit perbedaan dengan adanya Suyeon dimeja makan.

Bukan karna kemauan Suyeon melainkan Ayahnya yang memaksa Suyeon untuk sesekali ikut sarapan dengan mereka. Ini pertama kalinya Suyeon ikut sarapan bersama setelah 6 tahun lamanya.

Suyeon selalu menolak ketika diajak berkumpul bersama Ayah, Ibu dan Adiknya.

Keluarga mereka memang kaya tetapi keharmonisan tidak memihak pada keluarga Choi itu.

Saat sedang makan pun Suyeon sama sekali tidak menimbrung pembicaraan Ayah, Ibu dan Adiknya.

"Ayah, adek ingin liburan ke Disney" Anak laki-laki berumur 5 tahun itu memandang ayahnya dengan tatapan memohon.

"Adek, Ayah kan sibuk jadi lain kali saja ya ke Disney nya" ucap Taehi saat mengetahui suaminya tidak kunjung memberi jawaban apapun.

"Ayah" Enu masih menatap ayahnya dengan penuh harap.

"Bulan depan bagaimana dek, Ayah ada jadwal padat sampe bulan depan. Tidak papa kan?" Siwun mencoba memberi jawaban pada anaknya meskipun tidak tahu bulan depan dia akan sibuk atau tidak.

Menjadi bisnisman membuat Choi Siwun jarang memiliki waktu untuk keluarganya, jangankan untuk berlibur makan malam saja hanya bisa dihitung dengan jari.

Mengingat Siwun selalu pulang larut malam, bulan kemarin juga Siwun melewatkan ulang tahun putri tercintanya Suyeon.

Namun Suyeon sama sekali tidak mempermasalahkannya, ia sudah hafal dengan kebiasaan ayahnya yang selalu melewatkan hari ulang tahunnya semenjak 6 tahun yang lalu.

"Yeyyy, kakak ikut kan?" Enuyang terbilang jarang mengobrol dengan Suyeon kini mencoba untuk lebih akrab dengan kakak perempuannya.

Suyeon mengabaikan perkataan adiknya dan lebih memilih untuk melanjutkan makannya.

"Kakak pasti ikut kok dek" Taehi mengusap surai kehitaman milik anak laki-lakinya, dia terkadang merasa kasihan dengan Enu ketika mencoba dekat dengan kakaknya.

Namun, Suyeon terlihat acuh dengan adiknya.

"Aku berangkat" Suyeon mengambil tasnya dan bersiap berangkat.

"Ini masih jam 6.30 tidak biasanya kau berangkat sepagi ini" ucap Siwun sambil melihat kearah anak gadisnya yang sedang merapikan penampilannya.

"Biar ibu siapkan bekal ya" Taehi bersiap untuk memasukkan nasi ke dalam kotak makan.

"Aku harus menjemput Sean di airport" jawab Suyeon tanpa melihat ke arah kedua orang tuanya.

"Sean temanmu yang tampan itu? Memangnya Sean darimana?" tanpa menjawab pertanyaan ibunya Suyeon melangkahkan kakinya untuk segera berangkat.

Lagi-lagi Yoon Taehi harus menelan pil pahit karena ucapannya sama sekali tidak di gubris oleh anak gadisnya.

Dengan tatapan yang terlihat begitu sendu Siwun mengusap punggung Istrinya itu bermaksud menguatkan.

Entah kenapa mata mereka terlihat sendu ketika mereka berhadapan dengan Suyeon, seolah-olah seperti ada penyesalan yang mereka rasakan ketika melihat anak gadisnya itu.

"Nona, kita jadi ke airport?" tanya Paman Lee sambil membukakan pintu mobil untuk Suyeon.

"Iya." Jawab Suyeon sebelum masuk ke dalam mobilnya.

"Oh iya non memangnya tuan Sean sudah selesai olimpiade nya?" tanya paman Lee yang mulai menjalankan mobil milik keluarga Choi itu.

"Sudah"

"Wah,kira-kira tuan Sean menang tidak ya non. Kan sudah masuk tingkat nasional pasti pesaingnya lebih berat" Suyeon tidak menjawab perkataan pria berumur 50 tahun itu, ia memilih untuk mendengarkan musik di earphone nya.

Tidak lama mereka pun sampai di airport.

"Paman tunggu disini saja" ucap Suyeon sambil keluar dari mobil tanpa mendengar jawaban dari sopirnya. Selalu seperti itu.

"Suyeon-a! "

to be continue...