"aku bicara yang sebenarnya kenapa kalian marah" Ujar mamanya tak kalah sengit.
"wanita itu sangat baik. tidak ada niat lain yang tersembunyi" ujar kakeknya.
"ayah, wanita miskin seperti itu pasti punya maksud tertentu masuk kerumah ini, itu makanya aku selalu bilang untuk mencari menantu yang sederajat" ucap Mamanya tak mau kalah.
"Sarah pikirkan anak kita. apa kamu tidak lihat Alqi menjadi lebih banyak tersenyum setelah menikah. apa kamu tidak mau lihat anak kamu bahagia, lihat tadi dia bahkan tertawa lepas dan duduk mengobrol disini.
aku bertanya padamu dulu dia pernah duduk disini?, mengobrol dan tertawa disini? aku bertanya padamu Sarah" ujar papanya marah dengan kelakuan istrinya.
"tidak" jawab Mamanya.
"iya betul. dan sekarang kesimpulannya dia sudah berubah dan dia lebih bahagia sekarang" sambung kakeknya.
"apa kamu tidak suka melihat anakmu bahagia?" tanya Papanya.
"makanya, aku ingin membuat anakku bahagia. aku ingin mencari wanita sederajat dengan keluarga kita. aku sedang mencari kebahagian untuk putraku" jawab Mamanya.
"kamu tidak perlu melakukan itu karena kebahagian Alqi ada pada Rea. jika kebahagian Alqi ada pada Rea maka kamu harus menerima Rea sebagai menantu dirumah ini, nona muda dirumah, istri sah putra kita" jelas Papanya.
"tidak. aku tetap tidak terima wanita miskin itu. dia hanya akan menguras harta kita"
"tutup mulut mu sarah" geram kakeknya.
"aku tidak pernah mengajar putriku merendahkan orang lain. mengapa kau seperti ini" sambung kakeknya lagi.
"aku seperti ini karena menantu miskin itu"
"cukup Sarah" ujar Papanya. ia sudah sangat marah bila memanggil istrinya dengan nama. biasanya ia akan memanggil istrinya sama seperti anak-anaknya. Mama.
"apa yang wanita miskin itu lakukan dirumah
ini sehingga semua orang dirumah ini membelanya, apa istimewa wanita itu"
"keistimewaannya adalah dia bisa membuat Alqi bahagia" jawab kakeknya.
"sangat munafik" ujar Mamanya.
"sekarang kamu minta maaf sama Alqi dan istrinya" ujar Papanya
"aku tidak mau"
"ayolah Sarah belajar menerima dia sebagai menantu kita. apa salahnya wanita itu?" ujar Papanya yang sudah kewalahan dengan sikap istrinya.
"salahnya wanita itu adalah DIA ORANG MISKIN!!!" Ujar mamanya dengan menekan kalimat terakhirnya. Setelah itu ia berlalu pergi begitu saja.
"Wanita itu sangat sombong" ujar kakeknya.
"Entahlah ayah, aku juga bingung dengan sikapnya" sahut Papanya.
"tuan sepuh ini sudah waktunya minum obat dan istirahat". ujar suster yang mengurus kakek
"kita selesaikan besok saja ayah" ujar papanya.
"bawa ayah kekamarnya" sambung papanya lagi kepada suster itu.
"baik tuan besar"
🌷________________________________________🌷
Dikamar Alqi.
Rea segera masuk kamar dan duduk disofa. ia sudah tidak tahan menahan airmatanya. air matanya sudah membanjiri pipi mulusnya.
Alqi ikut duduk disebelah Rea. ia sudah tidak tahan melihat orang yang dicintainya menangis. apalagi karena ulah mamanya.
"maaf sayang, maafkan mamaku"
Rea tidak menjawab. ia terus saja menangis.
Alqi sudah tidak tahan. ia mulai berlutut didepan Rea yang menunduk dan memegang kedua tangan Rea.
"sayang, aku sangat-sangat minta maaf. maafkan atas sikap mamaku dan maaf atas ketidaknyamanan kamu dirumah ku, aku minta maaf sayang" ujar Alqi tulus dan terus memegang tangan Rea sambil menunduk
"a aku ti tidak tahan mendengar kata mamamu" jawab Rea sambil terisak.
"aku minta maaf Sayang"
Rea hanya mengangguk. ia menarik tangan Alqi agar bangun dan duduk disebelahnya. Alqi lalu bangun dan duduk disebelah Rea. ia memegang wajah Rea dan mengusap air mata Rea dengan ibu jarinya.
"aku minta maaf sayang. kita pergi saja dari rumah ini"
"tidak usah. itu akan membuat keluargamu sedih"
"tapi itu yang mereka inginkan"
"tidak Alqi. jangan lakukan itu"
"aku tidak tahan melihat mu seperti ini sayang. aku tidak tahan. walaupun itu mamaku tapi sikapnya sungguh keterlaluan"
"sudahlah Alqi. lupakan saja. mungkin aku memang tidak pantas berada dikeluarga ini"
"apa yang kamu katakan. aku menikahi mu untuk membuatmu bahagia bukan seperti ini"
"tidak apa-apa. terima kasih karena sudah membelaku tadi"
"itu sudah kewajiban ku sayang, bahkan kau sudah sangat berdosa membuatmu menangis" ujar Alqi sungguh-sungguh dan memeluk Rea.
Rea membalas pelukan Alqi ia merasa dilindungi.
Bagaimana kalau aku jatuh cinta padamu Alqi. sikapmu seperti ini bisa membuatku sangat nyaman. apakah kamu laki-laki yang ciptakan tuhan untukku
Rea tenggelam dalam pikirannya. lama-lama ia tertidur.
Alqi melihat Rea yang tertidur. rasa bersalah menghantam dirinya. Ia sangat geram pada mamanya.
Ia lalu mengendong Rea, membaringkannya diranjang. menyelimuti Rea. Ia mengelus kepala Rea.
"aku minta maaf sayang" ucapnya lalu mengecup kening Rea.
Lalu ia menjauh sedikit dari Rea. ia menelpon seseorang. kepala pelayan.
"Pak, suruh 2 orang pelayan wanita kekamarku"
"baik tuan muda" jawab kepala pelayan.
Tak lama kemudian dua pelayan yang diminta Alqi datang.
"kalian kemasi barang-barangku dan istriku"
"baik tuan muda" jawab kedua pelayan itu
Alqi duduk disofa sambil memainkan hpnya. ia menyuruh Vino memesan apartemen untuknya.
sekitar 30 menit dua pelayan itu siap mengemasi baju-baju Alqi dan Rea.
"sudah siap tuan muda"
"baiklah. terima kasih. kalian boleh pergi"
kedua pelayan itu menganggukan kepala dan pergi. sebelum pelayan itu pergi Alqi memanggilnya.
"tunggu" pelayan itu berhenti dan menoleh Alqi. keduanya menunduk. tidak ada yang berani menegakan kepala dianggota keluarga ini
"jangan bilang siapapun apa yang kalian lakukan disini"
"baik tuan muda"
Kedua pelayan itu lalu pergi. setelah kedua pelayan itu pergi Alqi segera menutup pintu dan mematikan lampu. lalu ia menghidupkan lampu tidur. setelah itu ia ikut berbaring disamping Rea.
Ia memandang lekat wajah Rea. Lalu tiba-tiba terdengar isakan Rea. tangisan nya tadi terbawa sampai kealam mimpinya. melihat hal itu membuat Alqi semakin dihantam rasa bersalah.
"maafkan aku sayang. aku membuatmu tersiksa dirumah ini, besok kita akan pergi dari sini dan hidup tenang berdua. tenang ada aku disini" ujar Alqi sambil membelai kepala Rea.
"aku tidak akan memaafkan orang yang membuatmu menangis walaupun itu mama kandungku. aku tidak akan memaafkannya sebelum dia benar-benar minta maaf pada istriku" gumam Alqi.
Ia lalu memeluk erat tubuh Rea. seperti memberi ketenangan pada Rea. Lama-lama ia ikut tertidur. Mereka tidur dalam keadaan berpelukan hangat