Alqi benar-benar menepati janjinya. Hari ini Alqi dan Rea pergi jalan-jalan tentu saja setelah melakukan perdebatan tidak berguna di kamar.
"kita mau kemana?"
"jalan-jalan, tidak mungkin seharian ini kita hanya di rumah"
"aku lelah, aku tidak mau kemana-mana" membantah.
"baiklah kalau mau tidak mau pergi kita akan tetap berada di rumah dan berada dalam kamar ini dan tentunya melakukan hal yang harus dilakukan" gusar. sudah duduk dan siap-siap untuk membaringkan tubuhnya.
Melihat sikap Alqi Rea mengerti maksudnya.
"tidak. tidak. ayo kita pergi segera. aku ganti baju dulu" segera masuk ke ruang ganti.
Alqi hanya menyinggung senyum dibibirnya.
Rea selesai menganti pakaian dan mendandan wajahnya sedikit. setelah itu ia keluar dengan wajah kesal. ia kalah argumen.
"sudah siap?" bangun dari baringnya
"hm" tanpa melihat. masih kesal.
"baiklah kalau kau tidak mau pergi kita di rumah saja" baring lagi.
"tidak. tidak, aku mau. ayo kita pergi sekarang" bahaya bila dia dan Alqi harus di rumah hari ini. apa lagi melihat Alqi yang sudah sangat kesal.
"aku sudah tidak berselera untuk pergi" memejamkan matanya.
Aduh gimana nih.
"Ayo kita pergi. aku bosan di rumah. kamu tidak kasihan padaku?" memasang wajah puppy eyes.
"huff, baiklah. tapi ingat kalau kamu suka membantahku maka aku akan melakukan apa yang aku mau"
"iya"
Mereka lalu pergi. Rea tidak tau Alqi akan membawanya ke mana.
"kita mau ke mana?"
"tidak penting" menjawab tanpa menoleh.
dia masih kesal rupanya. Yah aku tau, dia memang suamiku tapi ia tetaplah presdir Alqi yang kejam.
tak berapa lama mereka berhenti di sebuah mall.
"mau ngapain?" bertanya setelah keluar dari mobil.
"belanja memang mau apa lagi"
Kesal mau tidak hilang-hilang ya.
"kalau kau masih kesal lebih baik aku tunggu di sini saja" ikut kesal.
"ya sudah kau tunggu saja di sini sendiri" sudah berjalan sambil menyinggung senyum. Karena ia tau Rea pasti takut sendirian di parkiran.
Yang benar saja Rea sudah mengikuti Alqi dengan wajah kesal.
Dasar laki-laki bodoh. mau meninggalkan wanita cantik di parkiran sendirian. mengomel dalam hati.
"kau sedang memaki ku ya?" menoleh Rea ketika hendak masuk ke pintu mall.
"hah!!!"
"lihatlah wajah mu pucat seperti itu. kamu maki aku apa tadi?"
"tidak. aku tidak memaki mu"
kenapa dia tau sih. dasar laki-laki gila.
Alqi tidak menggubrisnya. Ia masuk ke mall diikuti Rea. Mereka pergi ke tempat pakaian.
"Ayo pilih pakaian yang kamu mau"
"beneran?"
"hm"
"kamu bayarin kan?" berjaga-jaga. takut kalau pakai uangnya. kalau pakai uangnya tidak usah beli mending uangnya buat ibu saja. begitu pikirnya.
"iya, ayo cepat sebelum aku berubah pikiran" mengancam. walau itu tidak akan benar-benar ia lakukan.
"iya" langsung segera memilih baju yang ia inginkan. Ia memilih beberapa pakaian. setelah itu ia memasukkan ke dalam keranjang belanja.
Ia baru menyadari kalau Alqi tidak ada disitu
Hei, kemana laki-laki gila itu. jangan-jangan dia ninggalin aku. terus yang bayar siapa.
Rea lalu mencari Alqi.
"Alqi.....Alqi....Alqi kamu dimana?" berteriak dan berjalan kesana kesini.
Tiba-tiba bahu Rea disentuh seseorang. Rea terkejut dan melihat kebelakang. ternyata Alqi. Ia lega.
"kamu kemana?"
"kenapa kamu berteriak-teriak seperti anak hilang sayang?"
"aku mencarimu, kamu kemana?"
"memilih baju. ini sekalian" memasukan 2 potong pakaian kekeranjang belanja Rea.
"apa ini?, aku tidak suka bajunya". melihat baju dengan motif batik. cantik. tapi akan terlihat keibu-ibuan jika ia yang pakai.
"itu bukan untukmu. itu untuk ibumu" menjawab santai
"ibu?"
"pilih untuk kakak mu juga"
Tanpa banyak tanya Rea memilih baju untuk Retha.
setelah selesai belanja mereka pergi kesebuah cafe. mereka memesan makanan. setelah makanan sampai mereka langsung menyantapnya.
"kamu lelah sayang?"
Rea hanya menggeleng dan tersenyum ini sudah kesekian kalinya Alqi memanggilnya sayang. tapi ia masih belum terbiasa dengan panggilan itu.
"Sayang"
Rea langsung menengok Alqi.
"aku mencintaimu" itu yang Alqi katakan dengan santainya. namun terdengar sangat tulus. Setelah bicara begitu ia melanjutkan makannya. tanpa ingin tau jawaban dari Rea.
Rea hanya diam saja. terkejut. tapi tidak tau harus bilang apa.
aku tau Rea kamu tidak mencintaiku. aku tidak butuh jawaban Rea. aku hanya ingin kamu tau bahwa aku sangat mencintaimu. Alqi
maaf Alqi aku tidak tau harus bilang apa. aku belum bisa mencintaimu Alqi. Rea
Mereka lalu makan dalam kesenyapan. mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
"sudah siap?" ketika melihat makanan Rea sudah habis.
"iya, sudah"
"ayo kita kerumah ibumu"
Setelah Alqi membayar tagihan mereka lalu pergi ke rumah ibu Rea.
"berperilaku bahwa aku dan kamu saling mencintai. jangan sampai ibu tau kalau kamu tidak mencintaiku. itu pasti membuat ibumu merasa sedih" memberi peringatan
Rea tidak menjawab. hatinya menangkap satu kalimat Alqi yang membuatnya hatinya tak karuan. *jangan sampai ibu tau kalau kamu tidak mencintaiku*
Setelah sampai Rea sangat senang bisa bertemu ibunya.
Tok Tok Tok
tak berapa lama ibunya sendiri yang membukakan pintu. Rea lalu menyalaminya dan memeluk ibunya.
"ibu Rea rindu sama ibu"
"kamu ini nak baru sebentar tidak bertemu sudah rindu" Ucap ibunya karena mengingat bahwa mereka baru berpisah tadi malam.
Rea tidak menjawab. Ia melepas pelukan. Lalu Alqi menyalami ibu mertuanya. Lalu memberi pakaian yang ia beli tadi.
"ini untuk ibu dan kakak ipar" ucapnya.
"apa ini nak. tidak perlu repot-repot"
"tidak apa-apa bu. tadi aku dan Rea berbelanja jadi sekalian membelinya untuk ibu"
"terima kasih ya nak, ayo masuk"
Mereka lalu masuk ke rumah. duduk di ruang tamu. Rea masuk ke dapur membuatkan minuman untuk Alqi.
Sementara ibunya dan Alqi asik mengobrol diruang tamu.
Rea tersenyum ketika mendengar ibunya tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan. tapi sepertinya ibunya senang sekali bersama Alqi.
Bagaimana pun Alqi adalah pria yang baik. ia baik padaku, pada ibu, dan keluarganya. Dan dia sangat mencintaiku, sementara aku apa yang aku berikan padanya. tidak ada. sungguh Rea kamu mendapat pria yang beruntung. dan Alqi kasihan sekali, pria sebaik dia mendapat wanita seperti aku. wanita tidak tau diri.
Rea berbicara dengan hatinya. Lalu ia menata hatinya kembali. Ia berusaha tersenyum lebar. menarik nafas dan menghembuskannya. membawa minuman kedepan dengan wajah yang terlihat ceria.