Mereka keluar kota mengunakan mobil. Butuh waktu 6 jam untuk sampai tujuan.
Vino menyetir mobil. sedangkan Alqi dan Rea duduk di kursi belakang.
suasana hening. Rea tidak berani membuka pembicaraannya.
Vino fokus menyetir.
Alqi sibuk dengan hp nya, mungkin urusan kerja
Rea ikut mengambil hpnya
Semenjak Alqi bersikap begitu baik padanya, ia begitu canggung.
Mereka hanya bicara sedikit sedikit membahas pekerjaan tentunya.
Hanya Vino dan Alqi, Rea hanya menimpali sedikit jika ada hubungan dengannya.
Setelah 3 jam perjalanan
Rea terlihat sedikit resah dengan duduknya.
Badannya sedikit lelah duduk di mobil selama berjam-jam.
Alqi merasakan keresahan Rea.
"apa kau lelah?" ucap nya dengan sangat lembut. tidak bisa dipungkiri semenjak kejadian bertemu Kevin itu Alqi sudah merubah sifatnya.
Kalau biasanya ia tidak mau menunjukkan cintanya tapi mulai sekarang ia akan menunjukkan cintanya. Ia ingin membuat Rea bahagia dan nyaman ketika bersamanya, dan melupakan masa lalu nya.
Jika ia bertemu orang yang setia dan tulus mencintainya ia akan melupakan masa lalunya.
begitu pikir Alqi.
"sedikit tuan" jawabnya jujur.
"Vino cari restoran terdekat kita istirahat makan dulu"
"baik tuan"
Tidak butuh waktu lama Vino menemukan restoran. Ia berhenti di depan restoran. Orang yang ada didalam mobil langsung keluar.
Tentu saja Rea keluar duluan. Ia sudah tidak sabar ingin meluruskan pinggangnya
Begitu keluar mobil ia langsung menggerakan badannya ke kiri dan ke kanan.
"aaaa lega sekali" ucap Rea yang tanpa sadar bahwa Alqi melihat sambil tersenyum.
Begitu sadar bahwa ia dilihat langsung merasa salah tingkah
"eh maaf tuan"
"haha tidak apa apa"
Tuan Alqi akhir akhir ini banyak senyum dan ketawa ya. senang juga lihatnya.
Mereka lalu masuk ke restoran.
Mereka memesan makanan sesuai selera masing masing.
Sambil menunggu pesanan datang Alqi membuka pembicaraan. Ia sekarang lebih banyak bicara dari biasanya. tujuan cuma ingin melihat Rea senang dan tidak cemas. Karena ia tahu Rea sedikit cemas jika melihat Alqi dengan sifat dinginnya. bukan cemas lebih tepatnya takut. wkwk😂
"Rea, apa kamu mau belanja di mall nanti saat pekerjaan kita sudah selesai?"
hei, padahal kan tadi aku cuma becanda sama kak Retha, jadi kenyataan deh. hehe
"Tidak usah tuan, takut merepotkan tuan" menolak karena tidak mau serakah pikirnya.
"ah tidak apa apa. sama sekali tidak merepotkan. aku akan menemanimu nanti"
"benarkah tuan?" antusias
mengangguk dan tersenyum.
pesanan pun datang. mereka menyantap makanan mereka. Tidak ada pembicaraan. semua sibuk dengan makanan masing masing.
kok tuan Alqi baik banget ya. Apa dia mencintaiku. hei Rea jangan kegeeran. mungkin dia memang baik. bukankah Vino pernah bilang kalau dia adalah orang yang berhati lembut. lagian mana mungkin dia mencintaiku. Dasar ini hati kegeeran banget sih.
hati Rea berperang.
Setelah 30 menit di restoran mereka melanjutkan perjalanan.
Setengah perjalanan Rea sudah merasa mengantuk. Tanpa sadar ia bersandar dipundak Alqi dan tertidur. Alqi hanya diam. Ia menepuk lembut kepala Rea.
Setelah sampai ke hotel tempat mereka menginap.
Alqi ingin mengendong Rea tapi Rea sudah bangun terlebih dahulu.
"maaf, maaf tuan. saya tertidur. kenapa tidak bangunkan saya tuan. maaf saya lancang" ucap Rea ketika terbangun dan menyadari bahwa ia tertidur dipundak Alqi.
"tidak apa-apa, tadi aku tidak tega membangunkan mu."
"maaf tuan"
"sudah tidak usah dipikirkan. ayo kita keluar"
Mereka lalu keluar mobil dan menuju hotel. Setelah masuk hotel. Hanya Vino yang berbicara dengan staf hotel.
3 staf hotel mengajak mereka menuju kamar.
Sambil berjalan Rea mengamati seluruh hotel ini.
Waw, hotelnya mewah banget. kayaknya ini hotel bintang 5 deh
mereka ditempatkan dilantai 30.
Ketiga staf itu membawa ke kamar mereka masing-masing.
Staf yang mengantarkan Rea membukakan pintu.
"ini kamar anda nona, dan ini kuncinya" ucapnya sopan.
"terima kasih"
"selamat istirahat nona"
Rea hanya mengangguk sopan dan tersenyum.
Ketika staf itu pergi Rea langsung segera masuk ke kamarnya.
Ia terpana melihat kamarnya yang begitu mewah. Barang barang disini terlihat sangat mewah.
Rea mencoba duduk di kasurnya. Empuk. Ia berbaring merebahkan diri.
"nyaman banget" gumamnya
Tok tok tok
Pintu kamarnya diketuk.
Rea membuka ternyata Vino yang datang.
"30 menit lagi tuan muda menyuruh nona ke kamarnya"
"baik tuan"
Vino mengangguk dan tersenyum lalu pergi.
Setelah Vino pergi Rea masuk lagi ke kamarnya.
hmm kira-kira kamar tuan Alqi semewah apa ya. lihatlah kamar ku saja semewah ini apa lagi tuan Alqi. Aku gak sabar mau lihat kamar tuan Alqi.
Sambil menunggu waktu 30 menit. Rea membersihkan diri.
Perjalanannya sudah menganggu kesegarannya.
30 menit berlalu ia sudah siap. Ia sudah cantik dan wangi lagi.
Ia berjalan menuju kamar Alqi. kamar mereka berdekatan. di samping kanan kamar Rea adalah kamar Vino. di samping kanan kamar Vino adalah kamar Alqi.
Setelah sampai di kamar Alqi, Rea mengetuk pintu.
Vino membuka pintu untuk Rea.
Rea mengisyaratkan tangannya agar Rea masuk.
Setelah Rea masuk Vino kembali menutup pintunya.
Rea masuk dan melihat sekeliling. Seperti dugaannya kamar Alqi lebih mewah. bukan!! sangat mewah lebih tepatnya. Rea terpana.
Ia melihat Alqi sedang duduk di sofa, diikuti Vino tak jauh dari Alqi.
Alqi mengerakkan tangannya mengisyaratkan Rea untuk duduk. Rea duduk di berhadapan dengan Alqi.
Rea melihat Alqi dan Vino sudah rapi.
Untung aja tadi aku udah mandi. kalau gak malu juga aku lihat nih 2 cowok udah rapi banget.
"Rea sebentar lagi kita ada rapat disebuah restoran, Apakah kamu lelah?" tanya Alqi
"Ah tidak tuan, saya tidak lelah" berbohong. sebenarnya dia sangat lelah tapi tidak mungkin bilang ke bosnya.
"benarkah?" mengernyitkan dahi seperti melihat kelelahan di wajah Rea.
"iya tuan, saya tidak lelah" berbohong lagi
"baiklah, hmm..." berpikir sejenak.
"Apakah kamu keberatan jika aku menyuruhmu menyiapkan berkas berkas untuk kita rapat?"
Kenapa anda bertanya seperti itu tuan. Vino
Hei, pertanyaan apa ini. Itukan memang tugasku tentu saja aku tidak keberatan. Kalau aku anda merasa saya keberatan melakukan tugas ini kenapa anda mengajak saya tuan. Rea
"tentu saja tidak tuan, itu memang tugas saya"
"baiklah, pergi keruangan itu di sana ada berkas-berkasnya" menunjuk sebuah ruangan kecil.
"baik tuan" pergi menuju ruangan yang ditunjuk Alqi.
Rea sibuk menyiapkan berkas untuk rapat.
Sedangkan di sofa Alqi sedang berbicara dengan Vino. sangat serius. mungkin membahas soal pekerjaan.
Rea menyiapkan berkas sambil melamun.
kok akhir-akhir ini sikap tuan Alqi beda ya dari biasanya. bicaranya lembut, mudah tersenyum, gak marah-marah lagi. Kata Vino tuan Alqi akan bersikap baik di luar jam kerja. Inikan sedang dalam jam bekerja kenapa sikap dinginnya gak timbulnya.
Sibuk dengan pikirannya sehingga tidak sadar kalau Alqi sudah didepan pintu. sedang melihatnya. tidak!! lebih tepat menatapnya.
"eh tuan" ucap Rea kaget ketika melihat Alqi.
"sudah selesai?" sambil berjalan masuk keruangan.
"sudah tuan" menundukkan kepala. segan.
"baiklah, ayo kita berangkat sekarang. Vino sudah menunggu diluar" sambil menarik tangan Rea.
Rea sangat terkejut dengan yang dilakukan Alqi. Tapi ia tidak menolak. takut tuannya marah jika ia menolak atau memberontak.
ia berjalan beriringan dengan tangan yang ada digenggam Alqi. seperti seorang ayah yang menggenggam tangan anaknya karena takut hilang.
Sial, sejak kapan tuan Alqi berdiri di situ tadi. Dia pasti melihat aku melamun. Tapi kok gak marah ya. dan lihat dia bahkan memegang tanganku. Oh jantung ini seperti mau copot tuan.
Ia lalu masuk ke mobil bersama Rea. Vino sudah duduk di kursi depan.
Mereka lalu segera pergi ke tempat mereka rapat.