Chereads / I need love / Chapter 17 - 17. restu ibu

Chapter 17 - 17. restu ibu

Bubar dari rencana. Alqi pulang lebih awal.

Setelah pembicaraan pagi itu Rea dan Alqi pulang ke hotel tempat mereka menginap.

Lalu pulang ke rumah.

Vino yang tiba-tiba dikabari pulang hanya tercengang bingung mendengar ucapan Alqi.

"Kita pulang hari ini"

"pulang? bukankah rencananya besok tuan muda?" bingung

"Tidak. kita pulang hari ini"

"baik tuan muda"

Pagi itu juga mereka pulang.

Dalam perjalanan semua tampak berbeda.

Alqi memegang erat tangan Rea.

Sementara Rea hanya diam menunduk malu. sedikit senyum terukir diwajahnya.

Vino hanya bingung melihat tingkah Alqi dan Rea.

Apa yang sebenarnya terjadi. kenapa dua orang ini bersikap aneh. Tuan muda lihat lah anda terlihat sangat bahagia. dan anda nona Rea kenapa anda tertunduk malu-malu begitu.

Sesampai didepan rumah Rea, Rea lalu turun. begitu juga dengan Alqi dan Vino. Vino berjalan menuju bagasi mobil untuk mengambil koper Rea.

"ini kopernya nona Rea" memberi koper itu

"ah terima kasih vino" senyum

"Rea besok kamu tidak usah kerja. aku akan kesini besok"

"secepat itu tuan?"

"ya menurut ku lebih cepat lebih bagus sebelum sesuatu terjadi"

"baik tuan"

"ingat tidak usah memanggil ku tuan lagi. bukankah sudah aku ber tahu?"

"iya Alqi. maaf"

"baik lah aku pulang dulu. istirahat yang banyak ya"

Rea hanya mengangguk dan tersenyum.

Vino yang mendengar pembicaraan mereka hanya tercengang. tidak mengerti apa yang mereka katakan.

kenapa dengan besok. kenapa nona Rea tidak bekerja. kenapa anda besok ke sini tuan. ahh aku sangat bingung.

Setelah Alqi dan Vino berlalu Rea segera masuk ke rumahnya.

Ia mengetuk pintu

Tok Tok Tok

pintu dibuka oleh ibunya.

"cepat sekali pulangnya nak. bukankah kamu bilang 3 hari?"

"hmm..." bingung mau jawab apa.

kan aku gak mungkin bilang kejadian sebenarnya sama ibu.

"itu buk hmm... tuan Alqi ada kerjaan disini. jadi kita pulang sekarang"

"oohh. yasudah kalau begitu. ayo masuk nak. istirahat. kamu pasti lelah"

"ah iya bu, aku lelah banget nih"

Lalu masuk ke kamarnya.

Ia berdiri didepan kamarnya. pikirannya menerawang.

Secepat ini kah aku akan menikah. sejujurnya aku belum siap. tapi aku tidak bisa apa-apa. aku terima saja takdir tuhan. tuhan aku harap rencana mu baik untuk ku. aku percaya padamu.

🌷_______________________________________🌷

Pagi pun tiba.

Pagi ini seperti yang diperintahkan Alqi Rea tidak pergi bekerja.

Ia bangun pagi, mandi dan memakai pakaian santai. Ia keluar rumah untuk sarapan.

"kamu tidak kerja nak?" bertanya ketika Rea sampai di meja makan. di meja makan sudah ada Ibu dan Retha.

"nggak bu"

"kenapa" Retha yang dari tadi diam langsung menyela

"gak apa-apa kak, cuma disuruh istirahat aja sama tuan Alqi" berbohong.

Biar mereka tau sendiri nanti dari pada memberi tau sekarang. begitu pikir Rea.

Mereka bertiga lalu sarapan. Setelah sarapan Retha pergi ke kantornya. Rea membantu ibunya memasak di dapur. Ia memotong sayuran.

"hari ini ibu ada acara gak?"

"sepertinya tidak nak. ibu kayaknya hari ini di rumah aja"

"ooh" lega.

"kenapa nak? tumben kamu nanya?" merasa tidak biasa

"ah gak papa bu, cuma nanya doang"

"ohh yasudah"

Mereka lalu melanjutkan masak.

Rea kepikiran tentang kedatangan tuan Alqi nanti.

Aku harus bilang apa ke ibu. kalau ibu gak restuin gimana ya. Tuan Alqi datang nya jam berapa ya.

Untuk menghilangkan pikirannya yang semakin membuat bingung Rea bercerita tentang perjalanannya keluar kota. Ia bercerita semuanya kecuali kejadian malam itu.

Setelah masak mereka makan siang. Setelah itu Rea pergi ke kamarnya. begitu juga ibunya pergi kekamar untuk istirahat.

Sekitar jam 14.00 wib pintu rumah Rea diketuk.

Rea keluar membukakan pintu. seperti yang diduga Rea yang datang Tuan Alqi.

Tuan Alqi datang bersama Vino. hanya berdua.

"tuan, silakan masuk tuan"

"sudah berapa kali aku bilang Rea, jangan memanggil ku tuan" tegas.

"eh iya, maaf Alqi aku kurang terbiasa"

"hm"

Alqi dan Vino lalu masuk ke rumah Rea.

Vino yang dari awal tidak tau apa-apa hanya diam saja. tidak mengerti tujuan kedatangan tuan mudanya.

"saya panggilkan ibu saya dulu ya" lalu pergi kedalam

eh kenapa harus panggil ibunya. Sepertinya nona Rea sudah tau kedatangan tuan muda. aku saja tidak tau kenapa dia bisa tau. Vino

kok aku jadi gugup gini ya. Alqi

beberapa saat ibunya datang keruang tamu.

Sendirian. Rea tidak ada. membuat Alqi semakin gugup.

"ada apa ni nak Alqi, sampai repot-repot datang ke sini?"

"tidak repot kok bu. saya hanya ada sedikit urusan sama ibu"

"ada apa nak? apakah Rea ada buat masalah?"

"tidak bu, Rea tidak ada masalah apa-apa"

Rea lalu datang membawa 2 minuman.

Ia menaruhnya diatas meja didepan Alqi dan Vino.

"silakan diminum dulu"

Alqi minum seteguk untuk menghilangkan kegugupannya.

Vino juga minum.

Alqi memandang Rea sejenak. begitu juga Rea. tatapan mereka bertemu. Rea lalu menunduk. Melihat Rea, Alqi seperti mendapat keberanian. ia lalu menghilangkan kegugupannya.

"gini bu, tujuan saya di sini, saya ingin meminta restu ibu. saya ingin melamar Rea menjadi istri saya"

Ibu terkejut. ia tidak menyangka anaknya dilamar seorang presdir perusahaan terkenal di kotanya.

Bukan hanya ibu Rea, Vino juga sama terkejutnya. Ia membelalakkan matanya. tidak menyangka apa yang sedang terjadi.

Rea hanya menundukkan kepalanya.

"benarkah yang nak Alqi katakan itu?"

"benar bu saya sudah yakin"

Ibunya memandang Rea. seperti meminta kebenaran tentang apa yang diucapkan Alqi.

Rea hanya mengangguk membalas tatapan ibunya.

"saya mau bertanya nak Alqi, kenapa nak Alqi ingin Rea menjadi istri kamu. Kami ini hanya rakyat biasa nak. tidak sederajat sama kamu. sementara di luar sana masih banyak wanita yang sederajat. ibu ngomong gini biar kamu tau bagaimana keadaan kami dan tidak menyesal dikemudian hari" jelas ibunya panjang lebar

"karena saya cinta bu sama Rea. cinta saya tidak memandang derajat" ucap Alqi mantap.

"ibu serahkan ini sama Rea saja. semua jawaban ada ditangan Rea. Bagaimana Rea?"

Rea hanya menunduk diam. memandang jemarinya.

"kamu terima nak Alqi rea?" tanya ibunya lagi.

Rea mengangguk masih dengan menundukkan kepala. tidak mau menegakkan kepala. malu.

Ibunya tersenyum melihat Rea mengangguk.

"baiklah nak Alqi. sepertinya Rea mau menerima kamu, ibu ikut senang nak"

"iya bu. besok malam saya akan kesini bersama orang tua saya. untuk membicarakan pernikahan"

"iya nak, ibu serahkan semuanya sama kamu. ibu percaya sama kamu nak"

"terima kasih bu, terima kasih atas restunya"

"iya nak".

Mereka lalu mengobrol sebentar. Tak berapa lama Alqi pamit pulang.

Ia menyalami tangan ibu Rea, seseorang yang akan menjadi ibu mertuanya.

Setelah itu ia memandang Rea. tersenyum.

Rea membalas senyumnya.

Mereka lalu pulang.

Didalam mobil Alqi tersenyum puas. Bahagia. itu lah kata yang mewakili hatinya saat ini. walaupun ia belum membicarakan hal ini dengan orang tuanya. yang penting ia sudah mendapat restu dari ibu Rea. Walau ia tau bahwa Rea tidak mencintainya tapi ia tetap bahagia bahwa gadis itu akan menjadi istrinya.

Sementara Vino yang sedang menyetir hanya bisa diam sekaligus bingung. masih terkejut dengan apa yang sedang terjadi. Tapi ia tidak mau bertanya. ia diam saja.