Rea lalu menanyakan perihal Alqi.
"hm...Alexsa tadi kamu bilang kalau Alqi itu pernah membicarakan aku. Dia bilang apa?"
"ah kenapa kak Rea tertarik sekali membahas itu"
"kenapa memangnya?, ayo ceritakan saja" sedikit memaksa.
"Dia bilang kalau kak Rea itu adalah orang yang baik, cantik. Dan dia bilang kalau dia mencintai kak Rea itu saja"
"benarkah?"
"iya. tapi dia juga bilang kalau aku lebih cantik dari Rea. kak Rea tau, kak Alqi selalu bilang kalau aku adalah wanita paling cantik di dunia ini"
"apa Alqi itu baik padamu?"
"Tentu saja kak. Dia selalu memanjakan ku. bahkan sampai sekarang dia masih memanjakan ku seperti anak kecil. aku sayang Kak Alqi"
"kau beruntung punya kakak sepertinya ya?" puji Rea.
"sangat kak. Aku bahkan selama ini mencari pria yang seperti kak Alqi, tapi aku tidak menemuinya"
"nanti kau pasti ketemu" ujar Rea menyemangati.
"kak Rea sangat beruntung mendapat pria seperti kak Alqi. Dia adalah pria yang bertanggung jawab, perhatian, dan yang paling penting dia selalu memanjakan ku"
Apakah Alqi sebaik itu. aku bahkan belum mengenal pria yang akan menjadi suamiku.
"iya" jawab Rea. bingung mau menjawab apa selain itu.
"aku bahkan lebih menyayangi kak Alqi dari pada papa dan mama"
"kenapa?"
"karena papa itu selalu bilang bahwa aku harus mandiri, papa juga jarang memanjakan ku, sedangkan mama dia selalu menyuruh ku menjadi apa yang dia mau"
"mungkin papamu begitu karena ia ingin melihat putrinya menjadi gadis yang tangguh dan mandiri" jawab Rea memikirkan alasan ayahnya menyuruhnya mandiri. Karena ia pikir setelah hari ini bersama Alexsa ia tau bahwa gadis ini adalah anak yang manja. dari cara bicara, perilaku, dan apa pun yang dia lakukan semuanya terlihat manja. Tapi dia sangat ramah. Rea sudah merasa akrab walau baru sebentar bersama.
"mungkin. tapi aku tidak bisa kak. hanya kak Alqi yang tau bagaimana aku, mama juga tidak pernah mengerti aku. dia selalu menyuruhku yang aku tidak suka" cemberut memikirkan mamanya
"memangnya mamamu ingin kamu apa?"
"ia ingin aku jadi gadis yang anggun, berbakat seperti kak Suzi supaya dia bisa merasa bangga jika bertemu dengan teman-temannya"
"hmm..." Rea bingung mau bilang apa.
Aduhhhh. aku harus bilang apa. apakah mamanya seperti itu. tapi jika aku lihat malam pertunangan itu mamanya memang terlihat sombong
"kamu yang semangat ya. kakak punya pesan untukmu. Kamu jadilah diri sendiri. tidak perlu mengikuti orang lain. tapi jadilah gadis unik yang berbakat dengan caramu sendiri, jika kamu manja mungkin kamu memiliki bakat terpendam"
"tapi aku tidak berbakat. mama selalu bilang kalau aku hanya anak yang manja dan tidak bisa apa-apa" sedih.
"kamu kan sedang kuliah. mungkin saja kamu belum menemukan bakat mu"
"tapi aku tidak bisa menghilangkan sifat manja ku kak. bagaimana aku bisa mandiri dan menemukan bakat ku kak"
"kamu pasti bisa Alexsa. setiap orang pasti ada kelebihan dan kekurangan. dan menurut ku sifat manja mu itu bukan lah suatu kekurangan. itu hanya sifat yang terbiasa dari dirimu. tenang saja" berusaha menyemangati.
"terima kasih sudah menyemangati ku kak"
"sama-sama. aku begini karena aku sudah anggap kamu sebagai adikku sendiri"
"ternyata kak Alqi tidak salah pilih. calon kakak ipar ku sangat baik" tersenyum senang.
Mereka lalu mengobrol ringan sambil makan. terdengar tawa antara mereka. mereka sudah seperti orang yang sangat akrab.
Setelah makan mereka lalu pulang.
"apa kak Rea mau belanja sesuatu?, akan aku antar kan kalau mau"
"tidak. kita pulang saja. kamu pasti lelah"
"iya kak"
Mereka lalu pulang. dalam perjalanan Rea mengajak Alexsa mengobrol. Alexsa adalah orang yang enak diajak ngobrol. begitu pikir Rea. sehingga ia tidak canggung.
"apa hari ini kamu tidak kuliah?"
"tidak kak. hari ini aku tidak ada kelas"
"oh ya Suzi itu umurnya berapa?"
"dia seumuran kak Alqi"
memang berapa umur Alqi.
"hm Alexsa, memangnya berapa umur Alqi?"
"kak Rea tidak tau?" bingung. bagaimana dia tidak tau calon umur calon suaminya.
"memangnya kak Rea sama kak Alqi pacaran berapa lama? apa yang kalian lakukan selama pacaran sampai tidak mengetahui umur kak Alqi"
aku harus bilang apa. bagaimana aku harus menjelaskan pada anak sepolos Alexsa begini. aku tidak pacaran Alexsa.
"hm.....aku tidak pernah menanyakan itu, jadi tidak tau"
"umur kak Alqi itu 25 tahun, kak Rea berapa?"
"oh. aku 23 tahun. kamu berapa?"
kenapa jadi mencari tau umur orang sih.
"oh. aku 20 tahun"
"oh"
"jangan-jangan kak Alqi tidak juga tidak tau umur kak Rea"
aduh kenapa gadis ini banyak sekali tanyanya.
"aku tidak tau soal itu"
"aku akan menanyakan langsung pada kak Alqi nanti"
Kenapa kamu penasaran sekali Alexsa. apa pentingnya untuk dirimu sih.
Rea hanya tersenyum menanggapi Alexsa.
Mobil Alexsa sudah memasuki halaman rumah Rea. Rea lalu turun.
"aku pulang ya calon kakak ipar" pamit Alexsa.
"iya. hati-hati di jalan. hubungi aku kalau sudah sampai"
"oh ya kak, kita belum tukaran nomor"
"oh iya ya"
Mereka lalu tukaran nomor.
"aku pulang ya kak"
"iya, sampai jumpa nanti"
Alexsa lalu menjalankan mobilnya. pulang kerumahnya.
Ia merasa senang berkenalan dengan calon istri kakaknya. menurutnya Alqi tidak salah pilih. Rea adalah orang yang baik.