Seminggu telah berlalu. Hari yang dinanti pun tiba. Pagi ini Rea sedang duduk dimeja rias. Ia hanya diam dimeja rias. dua orang perias sedang merias wajah Rea. Rea diam tak bergeming.
Pikirannya menerawang. ia akan menikah dengan seorang presdir perusahaan terkenal di kota ini. tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa ia akan menikahi seorang presdir perusahaan terkenal di kotanya. Ia pikir ia akan menikahi orang biasa saja. sama seperti dirinya. Ia akan menikahi pria yang ia cintai.
Tiba-tiba ia teringat Kevin. Dulu ia beranggapan bahwa Kevin akan menjadi pendamping hidupnya. tidak disangka takdir hidup berubah. Ia sendiri setelah putus dari kevin tidak pernah jatuh cinta lagi. bisa di bilang trauma. yah seperti itu lah.
Ia sendiri tidak tau bagaimana perasaannya terhadap Alqi. Entahlah ia sendiri bingung dengan perasaannya.
"sudah siap mbak" ujar salah satu perias membuyarkan lamunan Rea.
"eeh, iya. terima kasih"
Ibunya lalu datang.
"bagaimana sudah siap nak" tanya ibunya.
"sudah bu"
"Ayo itu supir Alqi sudah menjemput kita"
Rea lalu naik mobil. tentu saja dibantu banyak orang karena gaun Rea sangat besar. Alqi sudah menyuruh banyak pelayan untuk membantu Rea pagi ini.
Rea naik mobil bersama ibu dan Retha. Retha juga tak kalah cantiknya dengan Rea.
Sesampainya di gedung Rea turun dibantu dengan pelayan yang ada didepan gedung. seperti sudah menanti kedatangan Rea, ketika Rea datang para pelayan itu langsung membantu Rea turun.
Rea lalu memasuki gedung itu. gedung itu sudah penuh orang.
Rea berjalan di samping kanannya ada ibunya, dan di samping kirinya ada Retha. Retha tersenyum manis.
Tak apa aku tidak dapat tuan Alqi. masih ada yang lain. teman tuan Alqi pasti ganteng dan kaya. begitu pikirnya.
Wajah Rea datar. entah apa yang dia pikirkan.
Ketika Rea masuk semua mata memandangnya. Rea sangat cantik hari itu. bak seorang bidadari. Alqi yang melihatnya seketika terpana.
Rea lalu melihat Alqi sudah berada di tempat pengantin. Alqi sedang memandangnya. Ia hanya tersenyum kaku dan menunduk.
Ada rasa bahagia, sedih, dan cemas, banyak perasaan bercampur didalam hatinya.
Ia berjalan menuju Alqi. sekarang ia sudah duduk disebelah Alqi. acara akad nikah pun dimulai. Semua mengikuti dengan hikmat.
Setelah Alqi selesai mengucapkan akad nikah. tanpa terasa Rea meneteskan air matanya. Ia langsung menyalami Alqi yang sekarang adalah suaminya. ia memeluk ibunya dan kakaknya. ia bersalaman dengan ayah dan ibu Alqi. Alexsa juga memeluk Rea.
Lalu dilanjut dengan pesta pernikahan. semua tamu menikmati hidangan dan menyalami kedua mempelai. banyak orang yang datang.
Tiba-tiba seorang lelaki yang sangat Rea kenal datang. Kevin. dia datang bersama istri dan putrinya yang berusia 2 tahun. Ia bersalaman hangat dengan Alqi dan mengucapkan selamat.
"selamat atas pernikahanmu" ucap Kevin kepada Alqi.
"terima kasih" balas Alqi.
setelah itu kevin bersalaman dan mengucapkan selamat pada Rea.
"selamat atas pernikahanmu Rea. semoga bahagia"
"Terima kasih" jawab Rea.
"maaf atas penghianatan ku dulu" ucapnya tulus. terdengar nada penyesalan.
"aku sudah tidak ingin membahas masa lalu" ucap Rea. mengingat masa lalu hanya akan membuatnya sedih. walau ia belum sepenuhnya bisa melupakan Kevin tapi setidaknya ia tidak akan mengingat itu.
"maaf" ucap Kevin lalu pergi bersama istrinya menjamu hidangan yang telah disediakan.
Alqi yang disebelah tentu saja mendengar pembicaraan Rea dan Kevin. Ia memandang Rea, ia melihat gadis itu diam dan termenung.
"sudah. tidak usah dipikirkan" ucapnya seperti mengetahui isi pikiran Rea.
Rea hanya mengangguk. berusaha menenangkan hatinya. tidak bisa dipungkiri bahwa Kevin adalah masa lalu yang sulit untuk dilupakan. cinta pertamanya. Tidak menyangka juga bila Kevin akan berbuat seperti ini padanya.
Banyak teman Rea yang datang mengucapkan selamat. Teman Alqi juga. Rekan bisnisnya, dan para pekerja di perusahaannya.
Acara pun usai. Semua tamu telah pulang. hanya tinggal Alqi, Rea, ibu Rea, Retha, keluarga besar Alqi.
Mereka pun bersiap-siap untuk pulang. Ibu dan Retha pulang diantar sopir. itu pun setelah ibu bercucuran air mata melepaskan putrinya.
"hati-hati di rumah orang nak. jadilah istri dan menantu yang baik" pesan ibunya.
"iya bu" ucap Rea lalu berpelukan dengan ibunya.
Setelah itu Alqi bersalaman dengan ibu Rea yang kini adalah ibu mertuanya.
"aku pulang dulu Rea. jaga diri baik-baik" ucap Retha. lebih baik dari biasanya. Ia memeluk Rea.
"iya kak"
Setelah itu ibunya pulang.
Rea dan Alqi pulang menggunakan satu mobil yang sudah dihiasi. Di sopir oleh Vino.
Sedangkan Papa, Mama, Kakek, dan Alexsa satu mobil. papa yang menyetir.
Mereka lalu pulang ke rumah.
Dalam perjalanan tidak ada pembicaraan antara Rea dan Alqi. mereka berdua diam seribu bahasa.
Alqi terlihat tersenyum bahagia. Dan Rea wajahnya biasa saja. Datar. tanpa ekspresi.
Alqi bingung. tidak enak dengan suasana yang canggung seperti ini. Ia mengajak Vino berbicara soal pekerjaan.
tak lama kemudian mereka pun sampai kerumah.
Rea terpana melihat rumah yang begitu megah. rumah ini sangat besar.
Dari luar saja sudah sebagus ini apalagi dalamnya. batin Rea.
Mereka lalu masuk ke dalam. sementara Vino pamit pulang.
"selamat datang di rumah kami nak. semoga kamu betah" ujar ayahnya kepada Rea.
"iya om" canggung.
"tidak usah panggil om, aku sudah menjadi ayah mertuamu, panggil saja Papa" ucap papanya.
"iya pa"
mamanya langsung pergi begitu saja masuk ke kamarnya.
Malas sekali aku melihat drama mereka. dapat menantu seperti itu saja senang sekali.
Alqi lalu mengajak Rea masuk ke kamarnya untuk istirahat.