Mereka pulang ke hotel.
Selama perjalanan mereka tidak berbicara.
Rea diam karena merasa bersalah tidak bisa menjawab pertanyaan Alqi.
Sedangkan Alqi yang berpikir bahwa Rea diam karena tersinggung dengan pertanyaannya.
Sehingga Alqi juga ikut diam. tidak ingin membuat Rea merasa semakin tidak nyaman.
Sebenarnya tujuannya mengajak Rea jalan-jalan seharian ini adalah untuk mengatakan pada Rea tentang perasaannya.
Ia juga memakai ruangan pribadi agar ia bisa tenang mengatakannya pada Rea.
Tempat mereka makan tadi adalah restoran milik Alqi. makanya ia bisa memakai ruangan pribadi.
duarrrr
petir diluar menggelegar. Dan hujan pun turun dengan derasnya.
Alqi masih bisa mengendarai mobilnya dengan tenang walaupun hujan diluar sangatlah deras.
Tiba-tiba keadaan jalan macet. banyak pengendara mobil dan motor berhenti. pengendara motor terlihat sudah basah kuyup.
"ada apa qi?" tanya Rea panik
"aku gak tau sabar ya aku tanya dulu" sudah membuka sabuk pengaman.
"sial tidak ada payung di mobil ini" gumamnya
"gak udah keluar qi kalau gak ada payung nanti kamu basah"
"tidak apa-apa. cuma sebentar"
Alqi lalu keluar menembus hujan dengan sedikit melindungi kepalanya dengan punggung tangannya.
Dari dalam mobil Rea melihat Alqi berbicara dengan seorang petugas kepolisian. tidak lama. lalu ia kembali lagi ke mobil.
Walaupun sebentar tapi Alqi sudah basah kuyup. hujan yang sangat deras membuat sekujur tubuh Alqi basah dalam sekejap.
"tuh kan basah"
"Ah tidak apa-apa" sambil mengibaskan rambut agar sedikit kering.
"kenapa qi"
"ada kecelakaan parah. mungkin kendaraan bisa jalan sekitar beberapa jam lagi, bagaimana kalau kita mencari penginapan terdekat, kita tidak mungkin menunggu sampai ini selesai"
"iya deh. kamu juga udah basah, bisa masuk angin"
Alqi lalu memutar arah mobil. mencari penginapan terdekat. Mereka menemukan sebuah penginapan kecil. bukan hotel atau villa. sebuah rumah yang banyak kamar dijadikan tempat untuk menginap.
Tertulis didepan rumah itu dengan huruf kapital.
MENERIMA BAGI YANG MAU MENGINAP.
Mereka masuk kedalam rumah itu.
"permisi" panggil Rea.
Terlihat seorang wanita cantik membukakan pintu.
"silakan masuk" ucap wanita itu
Alqi masuk duluan. diikuti Rea dari belakang.
"apakah ada yang bisa saya bantu tuan" ucap wanita itu sopan"
"saya ingin pesan dua kamar. untuk satu malam saja"
"sebentar ya tuan" ucap wanita itu sambil menghubungin seseorang lewat telepon.
Wanita itu sibuk dalam telepon, sedangkan Alqi sibuk memperhatikan Rea, Rea sendiri menyibukkan pandangannya dengan tempat itu. Ia melihat sekeliling. sambil memegang erat bahu erat. dingin. bajunya sedikit basah karena berjalan dari mobil ke rumah itu.
"apa kamu kedinginan?"
"sedikit"
"maaf membuat mu susaah" tulus meminta maaf.
"tidak tuan. ini bukan salah anda. sama sekali tidak menyusahkan saya tuan"
"sudah ku bilang jangan panggil aku tuan jika diluar jam kerja"
"maaf Alqi"
ingat mulu ini orang.
"maaf tuan kamar hanya tersisa satu. yang lainnya sudah penuh" ucap wanita itu ketika sudah selesai menelpon.
Alqi menoleh kearah Rea seperti meminta persetujuan. bagaimana.
Rea hanya mengangkat bahu. Entah.
"ya sudah mbak tidak apa-apa"
"baik tuan. mari ikuti saya"ucap nya lalu beranjak dari tempatnya. menuju kamar untuk Alqi dan Rea.
Alqi dan Rea mengikuti dari belakang.
"ini tuan kamarnya, dan ini kuncinya"
"baik terima kasih"
"jika anda membutuhkan sesuatu panggil saja tuan"
"baik. kamu boleh pergi"
"baik. permisi. selamat istirahat tuan. nona" lalu pergi meninggalkan Alqi dan Rea.
Mereka lalu masuk kedalam kamar.
Rea duduk di sofa dekat kasur.
Sedangkan Alqi masuk kamar mandi untuk membuka bajunya. Bajunya yang basah bisa menyebabkan masuk angin untuk itu ia membuka bajunya.
Rea masih duduk di sofa sambil memainkan hpnya.
Ia melihat Alqi keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk menutupi bagian bawahnya.
Dada bidangnya terbuka.
Rea malu melihatnya. Ia segera menundukkan kepala dan langsung melihat layar hpnya.
"Rea baju kamu juga basah, nanti kamu bisa masuk angin" sambil duduk tak jauh dari Rea
"tapi disini tidak ada pakaian satu pun"
"aku akan menelpon staf tadi untuk meminjamkan baju tidur" beranjak dari duduknya dan mengambil gagang telepon dan langsung berbicara dengan seseorang didalam telepon. Rea mendengar apa yang Alqi katakan.
"mbak apakah ada baju tidur yang bisa dipakai" diam sejenak. "untuk seorang wanita" diam lagi. "baik lah saya pinjam atau beli" diam lagi, cukup lama. " baiklah antar ke kamar saya segera" lalu mematikan telepon.
"dia akan mengantarnya sebentar lagi"
"terima kasih tuan, maaf sudah merepotkan anda"
"tidak apa-apa"
Tak lama kemudian seorang wanita mengantarkan wanita baju tidur untuk Rea.
Baju tidur selutut, berwarna merah muda, dengan tali pita didepannya.
Rea lalu ke kamar mandi untuk mandi dan mengganti pakaian. Setelah mandi ia keluar dengan menggunakan baju tidur tadi.
Terlihat sangat bagus dan seksi tentunya dibadan Rea.
Alqi sedang duduk di sofa memandang Rea dengan terpana. menelan ludahnya sendiri.
berusaha menahan nafsunya.
Rea berjalan ke kasur.
Alqi sungguh tidak bisa menahan nafsunya.
Ia melihat Rea seperti itu ditambah dengan cintanya membuat ia ingin memiliki gadis itu.
Entah sadar atau tidak ia berjalan kearah Rea yang sedang bersiap-siap tidur, ia memeluk pinggang Rea dan langsung mencium bibir gadis itu.
Rea yang dicium secara tiba-tiba langsung kaget. Ia membelalakkan matanya. Ia sampai lupa bernafas.
Alqi melepaskan ciumannya memandang Rea sejenak dan kembali menciumnya.
Rea berusaha melepaskan ciuman Alqi yang semakin lama semakin dalam.
Rea tidak membuka mulutnya. Alqi sedikit menggigit bibir Rea sehingga membuat Rea membuka mulutnya. Alqi segera memasukkan lidahnya. Ia menjelajahi setiap rongga mulut Rea.
ciumannya semakin panas. Alqi mulai menurunkan bibirnya. Kini ia sudah berada dileher Rea. Ia mencium leher Rea. Ia mencium tulang selangka Rea. Mengecupnya keras. meninggalkan bekas merah. Rea sedikit mengerang. Membuat Alqi semakin menggila.
Alqi mendorong tubuh Rea ke kasur. membuat gadis itu jatuh. Alqi lalu menindihnya. membuka baju milik Rea.
Rea berusaha meronta, melawan Alqi dengan sekuat tenaga. Tapi usahanya sia-sia. Tenaga Alqi jauh lebih kuat.
Alqi kembali mencium bibir Rea. Tangannya bergerak membuka satu-satunya pelindung tubuh Rea. kini Rea sudah tidak memakai apa-apa. begitu juga Alqi.
Bibir Alqi turun ke bawah. Ia melihat gunung kembar yang membuatnya semakin menggila.