_Pembalasan yang harus terlampiaskan_
****************
Deruman motor besar itu menjadi pengantar pulangnya Deon Callum Brixton. Ara masih termenung dalam lamunannya memandang punggung lelaki yang semakin menjauh darinya. Tatapan itu masih terngiang dalam benaknya. Rahang yang mengeras dan juga kepalan tangan lelaki itu masih mengganggu pikirannya. Tidak bisa Ara lupakan siapa sebenarnya lelaki yang telah menjadi kekasihnya itu. Seorang leader geng motor yang tidak akan mudah mengakui kekalahannya. Apalagi jika dia telah terkena tipu daya oleh sang musuh.
"Deon nggak akan gitu," gumam Ara menghalau pemikiran buruk yang tumbuh dalam otaknya.
Ara memutuskan untuk pergi dari teras depan rumahnya, "Nggak baik angin malam buat kamu," Ara tersenyum ketika teringat ucapan lelaki itu.