_Salahkan takdir yang membuat diriku menemukan dirimu_
************
Kriiinggggg
Suara bel istirahat bergema di penghujung waktu pelajaran yang telah habis. Beberapa siswa mulai keluar untuk mendatangi tempat tersedianya makanan-makanan yang dapat menuntaskan rasa lapar mereka.
Termasuk Ara dan kawan-kawan barunya. Namun hari itu terlihat berbeda dari biasanya. Kelima gadis itu masih belum beranjak dari tempat yang mereka duduki selama pelajaran tadi. Selama mereka sekolah di sana, ke empat teman Ara tak pernah yang namanya absen dari kunjungan kantin.
"Ra," panggil Nesya yang ada di samping Ara.
"Hmm?" dehaman singkat menjadi jawaban atas panggilan itu.
"Lo emang udah pernah ketemu sama noh si bangsat?" tanyanya sembari menunjuk di mana Deon yang tengah duduk bersama sahabatnya.
"Gue belum pernah ketemu dia!" serunya tapi masih dalam mode lirih.
"Lah terus tadi ngapain si bangsat natap Lo terus ya," Nesya bertanya-tanya atas sikap Deon yang tak seperti biasanya. Tangannya menopang dagunya dengan gerak-gerik tengah memikirkan sesuatu.
Deon adalah lelaki yang tak peduli dengan keadaan di sekitarnya kecuali oleh orang-orang yang benar-benar ia kenali ataupun ia sayangi.
Mereka berdua kemudian melanjutkan kegiatan mereka untuk menyalin materi yang sudah tertulis di papan tulis. Tak lama kemudian Nesya terkejut karena tatkala dia menoleh ke arah Ara terpampanglah di sana seseorang karya Tuhan.
"Eh eh Ra!" panggil Nesya lagi kini dengan menepuk pundak Ara heboh.
"Apaan Nes?!" Ara sedikit jengkel kali ini karena Nesya yang terus mengganggu dirinya yang tengah menulis materi tadi.
"Itu liat deh ke sana,noleh ke kiri cepetan!" serunya heboh seperti telah mendapat penghargaan Oscar.
Dan - - -
.
.
.
.
.
Terpampanglah sebuah wajah berparas tampan di sebelah kirinya. Entah kapan wajah itu sudah ada di samping Ara. Dan kini Ara tengah melongo seperti anak kecil yang ingin memakan es krim.
'Astaga,kaget gue! Tapi kok ganteng ni cowok! ' batinnya mengerang karena melihat ciptaan Tuhan yang begitu indah yang kini ada di samping tubuhnya.
Cowok itu malah tersenyum tipis namun dominan wajahnya yang selalu terlihat datar. Mata lelaki itu menatap lekat paras cantik yang ada di hadapannya saat ini. Mereka seperti dua insan yang tengah jatuh cinta pada pandangan pertama.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
Ara masih betah dengan posisi yang begitu dekat ini. Matanya tak berkedip sedikit pun. Lelaki itu masih setia dengan tatapan yang menyapu seluruh wajah sempurna gadis yang ada di hadapannya ini.
"Eh bos! Lagi Ngapain? Jadi kantin kagak!" teriak Jay bertanya-tanya. Bocah itu selalu mengganggu suasana saja.
Ara dan Deon yang mendengar itu langsung beralih menatap ke arah lain. Malu karena kejadian tadi yang menimbulkan semburat merah di kedua pipi Ara.
Deon melambaikan tangannya menandakan 'duluan saja'. Keempat sahabatnya yang mengerti apa yang dimaksudkan sang leader hanya mengangguk dan pergi dari kelas untuk menuntaskan rasa lapar dalam perut mereka.
Ara masih menunduk menyembunyikan wajahnya. Deon masih saja ada di sana terus memandangi gerak-gerik gadis cantik yang ada di hadapannya.
Tangan Deon terulur menyentuh dagu gadis itu dan mendongakkan wajah gadis itu supaya menatap dirinya. Deon masih menatap wajah gadis itu yang kembali memerah. Tak lama dia melepaskannya dan menegakkan punggungnya dan berjalan mundur dan berbalik untuk berjalan menuju kantin.
"Astaga! Barusan ada adegan kayak di drakor aja ni," celetuk Anna yang menghampiri meja mereka berdua.
Jangan tanyakan bagaimana tanggapan Nesya yang ada di samping gadis itu. Dirinya tak habis pikir sudah bertahun-tahun mengenal Deon baru kali ini dirinya melihat perubahan pesat yang terjadi pada lelaki itu.
Ara masih saja diam,memorinya kembali menampilkan kejadian tadi yang masih terngiang-ngiang dalam otaknya. Kelakuan Deon memang banyak mempengaruhi kesehatan jantung gadis itu.
"Nggak biasanya Deon kayak gitu ke cewek," ucap Mea yang juga telah menghampiri meja Ara dan Nesya mereka juga telah melihat kejadian live tadi.
"Gila Deon mah emang!" tambah Iva yang heran melihat perubahan sikap seorang Deon Callum Brixton.
"Gue gak nyangka Deon bisa kayak begitu," ucap Nesya yang sudah sadar dari lamunannya.
"Udah yuk kantin!" ajak Ara kepada keempat teman barunya.
"Kuy!" seru Anna sembari menggandeng tangan Nesya dan Nesya menggandeng tangan Ara.
******************
Mereka berlima berjalan beriringan menuju kantin. Mereka memang sudah terlihat akrab walaupun belum lama bertemu. Akhirnya lima pasang kaki itu telah menapaki kantin yang penuh dengan jajanan. Mereka memilih tempat di ujung kiri kantin yang masih kosong saat itu.
"Mau pesen apaan bro?" tanya Mea yang masih berdiri di ujung meja.
"Gue bakso Mang Hadi sama es teh," jawab Iva yang sudah duduk di bangku kantin.
"Gue siomay sama es teh juga," tambah Anna.
"Lo mau apa Ra?" tanya Nesya yang ada di samping gadis itu.
"Hmm,apaan ya?,Ada mie ayam disini?" tanya balik Ara yang masih belum tahu hidangan apa saja yang ada di kantin SMA Canopus.
"Ada Pastinya!! Mie ayam Mbok Ima enak banget parah,Pokoknya Lo harus coba!" jelas Anna dengan semangat 45.
"Oke siap! Pesen mie ayam sama es jeruk," Ara akhirnya menentukan keputusan final.
"Mea gue temenin!" seru Nesya.
"Ayokk!" timpal Mea sembari menarik tangan Nesha.
Akhirnya tinggallah Ara,Anna,dan Iva yang masih setia memandangi ponsel mereka. Mereka sampai tak menyadari ada gerombolan cowok bar-bar yang mulai mendekati meja mereka.
Brakk
"Astantang! Paijem! Kaget gue astaga,bambank Lo!" teriak Anna yang sudah mencak-mencak dari bangkunya.
Plak
Refleks Anna menggampar lengan Jay yang telah mengagetkan dirinya,"Shh,perih bego!" umpatnya sembari mengusap lengannya yang mulai memerah.
"Nama gue Andreas Jayden Kaison bukan bambankk asal Lo tau," lanjutnya memprotes nama panggilan untuk dirinya.
Ctak!
"Lo sih! Main gebrak meja gue aja! Lo gak tau apa,ni jantung udah mau copot!" dirinya yang masih tak puas dengan gamparan maut itu menambah sebuah jitakan di atas kepala Jay.
"Lah! Cuma gitu doang ya elah! Lemah Lo ya!" seru Jay tak kalah heboh.
"Ihh! Bacot Lo mah!"
"Elo tu yang banyak ba-- " belum sempat ia meneruskan kalimatnya sudah terpotong oleh sang belahan jiwa Alsan.
"Udah Jay,kebablasan nanti," ujar Alsan menasehati.
Jay yang mendengar nasehat dari sang belahan jiwa langsung mendengus kesal.
Di lain sisi sang leader Deon tengah menghampiri Ara yang masih terduduk di bangkunya. Deon menyerahkan sesuatu seperti kertas yang ternyata kertas hasil ulangannya tadi pagi. Memang nasib kelas XII yang langsung berhubungan dengan penilaian harian.
Deon merebut bolpoin yang ada di saku salah satu siswa laki-laki yang tergolong rajin bernama Dio. Deon langsung menuliskan sesuatu di atas kertas itu.
bsk plg brng gue.
Deon langsung menyerahkan kertas itu di hadapan Ara yang masih menatap gerak-geriknya. Tak lupa ia telah melipat kertas itu. Ara yang mengerti maksud Deon dengan pelan mengambil kertas itu. Dengan pelan pula Ara membuka kertas itu dan membacanya, ia hanya mengernyitkan keningnya bingung.
Deon yang mengerti maksud gadis itu hanya memejamkan mata sekilas untuk menyalurkan kalimat 'tenang aja'. Ara hanya diam dan menatap punggung lebar yang telah membelakangi dirinya yang terus berjalan menjauh.
"Pesanan sudah datang," seru Nesya dan Mea bersamaan.
"Huaa pesanan guee,makasihh sayang kuuuuu,laper banget guee,"
Mereka menurunkan mangkok yang berisi bakso,mie ayam,dan piring berisi siomay. Anna langsung menyambar pesanannya yang berupa sepiring siomay. Anna langsung melahap siomay itu dan mengunyahnya secepat kilat. Mereka berempat menatap Anna yang begitu rakus terhadap sepiring siomay itu.
"Makan pelan-pelan na,nanti keselek," ujar Iva menasehati.
Anna yang mendengar itu hanya mengangguk mengiyakan karena mulutnya tengah mengunyah siomay yang sangat enak.
"Lo kelaparan pasti gara-gara adu cincong sama si Jay kan," tanya Iva yang menggelengkan kepalanya pelan.
"Emang tadi ada apaan?" tanya Mea ingin tahu.
"Iyaa,emang ada apaan?" tambah Nesya yang juga penuh dengan pertanyaan di dalam kepalanya.
"Tadi si cowok bar-bar mampir ke sini,terus si Jay biasalah tukang rusuh ngegebrak ni meja,terus Anna kaget deh dan mulai lah suatu perdebatan panas," jelas Iva panjang lebar.
"Oo,lah mereka ngapain kemari?" lanjut Nesya yang sudah kepo setengah mati.
"Ya gitu biasa cuma ngikutin si Deon yang nyamperin Ara," jawab Iva.
"Nyamperin Lo Ra?!" heboh Mea bertanya.
Ara yang mendengar itu menganggukkan kepalanya dan kembali melahap mie ayam miliknya.
Mea dan Nesya refleks memelototkan kedua mata mereka terkejut. Entah bagaimana reaksi mereka jika tahu bahwa Deon meminta Ara untuk pulang bersamanya.
"Parah si Deon,nge gas amat!" seru Nesya.
"Heem gile tu orang,gak biasanya dia ngedeketin cewek,yang ada para cewek yang kegatelan nempel terus ama dia," jelas Mea.
"Lo seriusan Ra? Nggak boong kan Lo?!" tanya Nesya yang hebohnya melebihi batas.
"Nggak Nes,beneran," jawab Ara sekilas dan mulai menyuapkan sesendok kuah dari mie ayamnya.
"Wahh Deon gercep banget parah!" sekarang gantian Mea yang heboh sendiri.
"Emang kayak gini luar biasa banget ya? " tanya Ara dengan nada polosnya.
"Ya iya lah bambankk dalam sejarah di SMA Canopus apalagi di geng The Wilders gak pernah ada yang namanya si Deon Callum Brixton itu deketin cewek Ra,astaga Lo beruntung banget," jelas Anna.
"The Wilders?" tanya Ara penasaran.
"Iya The Wilders geng perkumpulan anak-anak tadi,mereka kerjaannya ya biasalah kayak perkumpulan anak-anak yang lain,tawuran,mabuk,balapan liar dan lainnya,Lo harus hati-hati juga Ra,Deon itu leader di geng itu," mulailah Nesya membuka sesi presentasi.
Ara yang memahami penjelasan Nesya hanya mengangguk mengiyakan. Ara mulai melamun kembali membayangkan apa yang akan terjadi dengannya. Apa ia harus berjaga jarak dengan lelaki itu?
Kringgggg
Hingga akhirnya suara bel yang berbunyi yang berhasil membuyarkan lamunannya. Kini mereka mulai beranjak dari bangku yang tadi mereka duduki dan berjalan menuju kelas tak terkecuali Ara.
*****************