Kita semua dipaksa berjalan menuju sel yang ada di belakang bangunan aneh ini. Kami semua kebingungan jadi lebih baik sekarang pasrah.
Kami masuk ke dalam ruangan lagi, berpisah dengan yang lainnya, aku masuk bersama alvin, nata bersama luna dan zaki bersama kevin.
Grek! Anak buah virgo membukakan pintu sel dan memaksa aku dan alvin masuk, kami pun masuk dengan perlahan.
Grek! Mereka menutup pintu kembali kami hanya diam, bingung apa yang harus dilakukan sekarang.
"bagaimana ini?" bisik alvin.
Aku menggeleng.
"kayanya kelebihan kita ga ketahuan kalau di pake" ujar alvin.
"emang iya?" aku melirik ke alvin.
"pada saat kita sampai depan bangunan ini, apakah ada yang liat? Kayanya engga kan, nah saat kita terlihat, anak buah virgo sudah ada di belakang kita" ujar alvin.
Aku diam sebentar, "iya juga" Suit! Aku mengaktifkan kelebihan, terkejut, semua ruangan dipenuhi garis merah, sama seperti garis yang ada di asrama. Itu seperti alat pengaman.
Suit! Aku terlihat, "iya mereka engga bisa liat kita tapi liat sendiri" aku menyentuh pundak alvin.
Suit! Kami menghilang, alvin sangat terkejut, melihat garis merah penuh di ruangan ini.
"apaan ini" tanya alvin sambil melihat kesekeliling.
"lo ga pernah pake kelebihan di area asrama?" tanya aku.
Alvin masih melihat kesekeliling, menggeleng. Alvin menjauh dari ku, otomatis alvin terlihat, Suit! Aku terlihat, alvin mencoba untuk kelebihannya, Suit! Tangannya bercahaya hijau, alvin masih melihat kesekeliling, mungkin melihat garis merah lagi.
"gua gatau ada ginian, ini apa" tanya alvin.
"pengaman, kalau kita menyentuh garis merahnya, nanti ketahuan, pokoknya gitu lah, tapi di asrama engga sebanyak ini" ujar aku.
"ini banyak banget, mana bisa lewat" ujar alvin.
Suit! Alvin menonaktifkan kelebihannya, duduk di bawah.
Aku ikut duduk dibawah, disamping alvin.
"firasat gua benerkan, ahk!" seru alvin.
Aku menghela nafas.
***
Aku dan alvin sudah melamun dari beberapa menit yang lalu. Yang tadinya duduk, sekarang kami sudah menyenderkan badan di ujung tembok.
"nyerah?" tanya alvin.
Aku menggeleng.
"lo pikirin gimana cara keluar dari sini, gua juga" ujar aku.
Beberapa menit kami berfikir tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu utama, Bug! Dan menutup kembal, aku berusaha melihat, itu seorang cewe di ikat dua dan membawakan kereta makanan, saat dia mendekat aku kembali ke tempat asal.
Aku melihat cewe itu membuka sel lainnya dan menyodorkan makanan, perasaan aku liat tadi tidak ada orang, ahk penuh teka-teki.
Cewe itu menjalan lagi kereta makanannya maju ke arah kami, membuka kunci dan memasukan makanan dan menutup lagi.
"hey apa yang terjadi?" ujar aku.
Cewe itu seketika diam, tidak menjawab, sepertinya mendengar kalimatku.
"lo bagian dari akademi zodiaken?" tanyaku.
Cewe itu tetap diam, lama-lama cewe itu pun mengangguk.
"tidak bisa keluar dari sini?" tanya aku.
Cewe itu pun langsung membalikan kereta makannya dan tidak menjawab pertanyaan aku.
"hey!" seru aku.
Ahkk!
Alvin diam saja dari tadi mungkin bingung juga harus berbuat apa. Alvin menarik makannya dan langsung melahap.
Aku diam saja tidak menyentuh makanan itu menyenderkan kembali badan ke tembok. Semakin lama alvin menghabiskan makannya dengan lahap.
"laper?" tanya aku.
Alvin berhenti, "mikir butuh masukan makanan" ujarnya.
Aku tidak menjawab, aku bingung sama alvin, dari perjalanan sampai tadi sebelum ada makanan dia cemas ga karuan, saat ada makanan ilang aja semua itu, aku menghela nafas.
Alvin menghabiskan makannya, lalu menyenderkan badan ke tembok, "enak" ujarnya.
"ngantuk banget sekarang" ujar alvin.
"kan lo abis makan" jawabku.
Alvin tidak menjawab lagi dan menutup matanya terlelap begitu saja.
Ahk kenapa aku bisa berteman dengan orang seperti alvin, aku meraih makananku, ternyata perutku berbunyi, aku tidak bisa membohong.
Aku langsung memakannya.
Setelah aku selesai makan, aku juga menyenderkan badan di tembok, aku menguap, prosesnya cepat amat, sekarang aku juga ngantuk.
Tanpa aku sadari aku juga menutup mata dan terlelap.
***
Aku merasa mulai sadar, "han" seru alvin. Aku perlahan membuka mata, "kenapa?" duduk dari tidur.
Aku lupa sekarang aku dan alvin di dalam sel, bukan di kasur yang empuk di teater gem dan ini.
"pusing banget" ujar alvin mengusap-usap dahinya.
"kita terlalu lama tidurnya?" tanya aku.
"gua gatau" jawab alvin mengambil ponselnya dari dalam tas kecil alvin. Langsung menyalakan ponsel, "19.20?" ujar alvin.
"kaya ada sesuatu di dalam makannya, lama bengt tidurnya kita" ujar aku.
"ga beres" ujar alvin.
"lo udah ketemu gimana kita keluar dari sini?" tanya aku.
Alvin menggeleng.
"gua ada nih, tapi belom tentu berhasil" ujar aku.
Alvin mengangguk, "gimana?" tanya alvin.
Aku menyarankan untuk menunggu cewe yang membawa kereta makanan nah, saat cewe itu berhenti di depan sel kami alvin membuat tidak sadar cewe itu, seperti dia melakukannya saat mengambil gelang aku dan nata. Nah saat itu aku mengambil kuncinya, dan mengunci cewe ini di dalam sel kami.
Alvin terdiam menelan ludah, "itu ga gila?" tanya alvin.
"mungkin" ujar aku dengan wajah tidak pasti.
"oke kita coba" ujar alvin.
Tidak menunggu lama, cewe itu membuka pintu kamar dengan biasa dan mendorong kereta makanannya, berhenti di sel pertama.
"apakah semua sel ada orangnya?" bisik alvin.
"entahlah. Gua tadi liat kosong" jawab ku.
"sama" lanjut alvin.
Cewe itu selesai di sel pertama, mendorong kembali kereta makannya berhenti di depan sel kami, "siap yah" bisik aku.
Cewe itu mengambil kuncinya di dalam saku, dan memasukannya kedalam gembok sel kami, perlahan membuka, Crek! Saat cewe itu mengambil piring dari keretanya, tiba-tiba seseorang teriak, "Hey!, cepat kembali"
Cewe itu menengok, langsung melemparkan dua piring sekaligus, alvin yang sudah siap dengan kelebihannya, gagal cewe itu langsung menutup pintu dengan cepat.
"sialan" ujar aku.
Cewe itu berjalan cepat menuju pintu utama, "kerja yang becus" Plak! Laki-laki itu menampar dengan tidak bersalah.
Aku dan alvin terkejut melihat kejadian itu dari kejahuan.
Cewe itu hanya mengangguk cepat.
"hey!!!" teriak aku.
Laki-laki itu melirik, "kenapa?" sambil berjalan mendekat ke arah aku dan alvin.
Aku dan alvin ketakutan, tapi harus kelihatan tegas depan laki-laki itu.
"masih nyaman di akademi?" tanya laki-laki itu tertawa.
Aku dan alvin diam tidak membalas pertanyaan laki-laki itu.
"kalian tau… cewe tadi adalah bagian dari team yang kalah saat ujian, mereka yang kalah akan diam di luar akademi, ya walaupun hanya berhasil mendapatkan 3 gelang, itu membuat mereka kecewa" ujar laki-laki itu menjelaskan.
Aku dan alvin hanya diam tidak mengeluarkan kalimat apapun.
"nikmatin makan malamnya" ujar laki-laki itu melangkah keluar dari ruangan, Bug!.
"apa yang di maksud laki-laki itu?" tanya alvin.
"panjang"