Chereads / Ilmu Bintang / Chapter 26 - Bab 26

Chapter 26 - Bab 26

Dum!!!!! Kelebihan aku dan virgo meledak sangat keras, aku dan virgo terlempar, aku sempat menutup kepala dengan lenganku.

Bug! Kami jatuh secara bersamaan, aku melihat virgo tidak bergerak sedikit pun, aku bergegas berdiri dan melangkah ke arahnya.

Aku merasakan lengan kiri dan pundak sudah mati rasa, rasa sakit sudah tidak terasa sakit, rasa sakit pun bingung.

Aku sudah berdiri di depan virgo, dia kelihatan kesakitan, kalung kelebihannya menyala sedikit, aku menundukan badanku.

Dari belakang maslah lagi akan tiba, team zaki, dan team 12 itu sedang berlari ke arah aku, tanpa aku memberi waktu lagi. Aku menyentuh kalung virgo.

"uhk! Uuhk! Jaga baik-baik" ujar virgo.

Aku tidak menjawab ujaran virgo, langsung menarik kalung virgo, Suis!!! Gelombang angin membentang ke semua, membuat pohon-pohon bergoyang dan zaki, team 12 dan lainnya, terjatuh.

Cahaya biru di lengan ku bercahaya terang, membuat angin sangat besar mengangkat aku, terbang sedikit, angin sejuk menerbangkan rambut dan bajuku.

Kalung terakhir itu terbang di hadapanku, membelah menjadi 3 gelang dan berubah menjadi gelang, aku mengambil 2 gelang, langsung aku masukan ke saku. 1 satu lagi aku genggam.

Team 12 dan team lainya langsung mendekat dan menghantam aku, tapi itu pecuma, cahaya ini masih membukus aku.

Aku tersenyum melihat semuanya berjalan dengan sangat baik, telah selesai ujian ini, kembali dengan nilai yang baik.

Aku mengkerutkan wajah, mencoba mengendalikan cahaya dari gelang ke 6 ini, Suit! Dum!!! Aku menelentangkan ke dua tanganku, berusaha mengendalikan.

Cahaya dan aku perlahan turun kebawah, cahaya itu sekarang membukus aku dengan putaran cahaya yang cepat.

"AHKKKK!!!" seru aku sambil mendorong kedua tangan, BUSH!! Membuat cahaya itu meledak, sekali lagi membuat angin yang sangat kencang dan membuat pohon bergoyang.

Aku meliaht yang lainnya sudah terjatuh ke tanah, semua menatap aku. Aku menghela nafas, aku benci momen ini.

Aku mengangkat tangan yang ada didalam nya ada 1 gelang lagi. Team 12 dan team satu lagi bergegas berdiri.

"ayo berikan atau lo akan mat-"

Tanpa mendengar kalimat itu aku melemparkan gelangnya ke tengan hutan, ayng menuh dengan pohon-pohonan.

Semuanya terkejut, "biar adil yah" ujar aku.

Mereka menatap aku sangat keji, bergegas berlari untuk menemukan gelang yang barusan aku lembar.

Team zaki, alvin dan nata bergegas berlari mendekati aku.

"Nih" ujar aku memberikan gelang ke 6 ke zaki.

Zaki mengambil gelangnya, "terima kasih"

Aku mengangguk, melirik ke arah virgo, aku sangat sedih, virgo sekarang berubah menjadi boneka yang mirip dengannya, aku mengambil boneka itu.

"mau apakan bonekanya?" tanya zaki.

Aku menggeleng, "kalian ada yang mau?" tanyaku ke arah nata dan luna.

Nata dan luna saling pandang, mereka diam sebntar, pada akhirnya, luna yang mengambil bonekannya.

"ayo cari tempat untuk istirahat, langit sudah mau gelap" ujar zaki.

Kami semua mengangguk bersama, kami berlari menuju ranting pohon yang sangat besar.

***

Aku sudah menyenderkan badan di ranting pohon yang besar sejak tadi, terus memikirkan kedepannya bagaimana? Sesudah selesai ujian kita harus apa lagi? Itu bukannya pertanyaan yang paling rumit?

Pertanyaan kamu mau kemanan nantinya? dan pertanyaan kalau udah selesai ujian ngapain? adalah pertanyaan yang sangat sulit dijawab, karena itu butuh waktu. tapi kadang orang bertanya harus dijawab dengan cepat.

Aku sangat lelah sekali, langit belom sepenuhnya gelap aku sudah menutup mata terlebih dahulu, maaf aku tidak kuat. Mendengarkan suara-suara alam yang sangat jarang ditemukan di akademi.

Menghela nafas panjang mencoba menyingkirkan suara-suara anak yang sedang berbincang-bincang, berfokus ke suara alam.

Sepertinya teman yang lain menganggap aku tertidur, mereka salah aku hanya menutup mata untuk mengistirahatkan mata yang sudah bekerja beberapa jam yang lalu.

Ngomongin alam aku dari dulu tidak pernah melihatnya, kecuali saat aku turun ke bumi dan menghancurkan alam, oh kamu tidak hanya itu, maaf, aku juga tidak sedikit membunuh orang.

Rasanya aku pura-pura menyukai alam, setelah mengingat kejadian aku dulu. Kejadian ini bisa di bilang adalah kelahiran kami. Oh iya menanyakan kelahiaran ke orang lain adalah hal yang tidak sopan.

Aku selalu bertanya-tanya apakah ada kehidupan diluar akademi? Dari ujian ini pertanyaan itu sedikit menjawab, jawabannya adalah ada, tapi aku membuat pertanyaan baru.

Sebelumnya aku minta maaf kalau aku selalu menanyakan hal yang kurang penting bagi kalian, tapi buat aku mungkin penting. Apa yang mereka lakukan diluar akademi? Apa itu aman?

Aku diam sebentar tidak membuat kalimat atau pertanyaan di pikiranku, aku menghela nafas panjang. aku rasa mataku sudah cukup baik, eh aku mau tanya lagi, sesudah lulus di akademi kami kemana?

Aku membuka mata perlahan, langit sudah sangat gelap dan orang-orang sudah berhenti berbicara, aku berdiri dan mengusap-usap baju yang kotor.

"hey!" seru ku.

Zaki menegongok lalu yang lainnya mengikuti, "ada apa?" tanya zaki.

"ehmm… gua minta waktu sebentar, waktu –"

"sendiri?" potong zaki.

Aku menganggukkan kepala.

Suit! aku menghilang, tidak melanjukan percakapan lagi. Gelang nata masih ada di aku, Suit! aku mengaktifkan, aku berlari cepat, wajah ku tersenyum lepas melihat sekeliling meski gelap.

Cahaya bulan menerangi sedikit ke aras pepohonan, jadi tidak begitu gelap banget. Aku rasa aku sudah agak jauh dari mereka, Tap! Aku berhenti melangkah melihat sekeliling dan berputar merentangkan tangan.

"AHKKKKK!!!! GUA BERHASIL!!!!" seru aku sangat puas berteriak tanpa tekanan.

Suit! aku terlihat, Suit! aku membalikan badan kebingungan, "AHK!!!" seru ku melihat gadis kecil di belakangku.

"maaf haha" ujar luna.

"ngapain ngikuitieenn?" tanya aku sudah kesal.

Luna tertawa, "ga boleh emang?"

Aku menghela nafas, melihat wajah luna dengan datar.

"lu ga cape abis tadi ngejar gelang ke 6 terus lari-lari kesini" tanya luna.

Aku duduk perlahan, "engga, karena tugas gua selesai"

Luna ikut duduk di sebelah aku, kami berdua menghadap ke arah bulan yang sedanng bertugas di malam hari.

Luna menghela nafas, "pu-puisi yang lo baca di teater gem dan ini. Untuk siapa?" tanya luna dengan ragu.

"Oke gua bohong kemarin, itu buat lo" ujar kau melirik ke wajahnya luna.

Wajah luna sekarang tidak ekspresi apapun, dia melihat ke depan lalu melihat wajahku, menelan ludah.

"ka-kalian.. suka sama –"

"yap sama lo" lanjut aku memotong kalimat luna.

Aku tau ini bukan momen yang baik buat aku bilang begini, tapi aku harus sudahi ini, aku engga bisa bertahan suka sama orang, walaupun nantinya gagal.

"k-kenapa bisa?" tanya luna menutup mulut dengan tangannya.

"kan gua udah bilang dari awal, lo kan di akademi banyak di kenal orang, termasuk gua tau lo" jawabku.

"t-tapi maaf han… gua sama lo hubungannya Cuma teman aja, gua ga mau kita lebih dari itu" ujar luna.

Aku diam sebentar, aku udah tau semua jawabannya hal yang sama yang pernah aku terima, kalimat itu selalu di keluarkan ketika aku jujur semuanya, jantungku mulai berdetak kencang.

Aku hanya mengangguk, berusaha menahan semuanya, "yap.. gua udah tau semuanya, kalimat itu akan keluar dari kalimat lo, gua berusaha mengakhiri semuanya"

"m-maaf" ujar luna menundukan kepalanya.

Aku minta maaf jika aku berbohong, dari awal mula kisah ini di buat, rasa ini sudah mulai ada tapi aku selalu berusaha untuk menghilangkannya, tapi semakin lama semakin kuat rasa ini, aku susah untuk menghilangkannya. Maaf aku berbohong kepada semuanya, dan teman dekatku.

Kami masih saling diam tidak berbicara. aku tidak berbicara kepada awan kisah aku barusan, tapi awan sudah menangis lebih dahulu, aku malu kepada awan, karena dia sangat respon dengan kisah barusan. semakin lama hujan membasahi aku dan luna.

Aku tanpa berbicara mengaktifkan kelebihan gelang ke 6 Suit! kelebihan itu membuat gelembung besar melindungi aku dan luna dari hujan.