Alvin menarik piring, aku menggedor tangan alvin, alvin melirik aku.
"kenapa?" tanyanya.
"lo mau di racun lagi?" ujar aku.
"racun?" tanya alvin tidak mengerti.
"lo bisa tidur berjam-jam gitu kalau bukan di racun apa lagi" ujar aku.
Alvin menghela nafas, "kalau gitu ambil positifnya, ga apa-apa kita makan nah biar tidur cepat dan besok kita coba lagi strategi tadi" ujar alvin.
Aku diam, benar juga, tapi apakah tidak ada efek lain? Ya sudah lagi tidak apa, tujuan aku agar cepat keluar dari sel ini.
Aku langsung mengambil piring, tanpa menjawab kalimat alvin. Alvin tersenyum langsung menyuap makannya, di lanjut dengan aku.
Alvin duluan menhambiskan makannya, langsung menyenderkan badnanya di tembok, "racunya sudah mulai naik" alvin langsung tertidur begitu saja.
Aku yang melihat alvin seperti itu langsung berhenti makan, masih ada setengah lagi, tapi aku sudah kenyang, jadi tidak aku habiskan.
Aku menyenderkan badan ketembok menunggu racunya naik, menatap ke langit-langit, menunggu.
Aku menutup mata perlahan, lalu terlelap.
***
Aku membuka mata dengan cepat, terengah-engah, melihat kesekeliling, aku langsung membangunkan alvin.
Alvin membuka matanya perlahan, "sudah pagi?"
"kayanya" jawabku.
Alvin mengambil ponsel di tas kecilnya, melihat jam, "ya sudah pagi"
"oke siap-siap yah" ujar aku.
Alvin mengangguk.
Kami berdua mengubah posisi duduk, agar nanti siap untuk melakakukan rencana yang sudah disusun kemarin.
Tidak menunggu lama, kami mendapatkan waktu yang sangat tepat, seseorang membuka pintu ruangan, Crek! Cewe yang membawa kereta makanan masuk.
Seperti biasa cewe itu berhenti di sel pertama dan memberikan makannya lalu berjalan menuju sel ke dua yaitu sel kami, aku dan alvin sudah siap dengan kelebihan kami aktiv.
Cewe itu mengambil kunci di sakunya, lalu membuka sel kami, saat cewe itu menurunkan makannya, alvin langsung menyentuh tangan cewe itu, alvin melirik ke aku, mengangguk.
Aku keluar mengambil kunci lalu mengeser cewe itu untuk masuk kedalam sel, alvin masih menyentuh tangannya cewe itu. kami sangat berhati-hati dan pelan-pelan untuk memasukan cewe ini.
"langsung!" seru aku.
Alvin melepaskan sentuhannya melangkah cepat menuju pintu lalu keluar, aku langsung menutup selnya, dan mengunci.
Cewe itu sedikit sadar dan membalikan badannya, wajahnya terlihat kaget, aku dan alvin masuk menatap cewe itu. Cewe itu menggeleng.
Aku dan alvin tidak memperdulikan itu, aku dan alvin langsung melakah menuju pintu ruangan.
"hati-hati!" seru cewe itu.
Aku dan alvin berhenti melangkah, terkejut, membalikan badan, aku hanya menatap wajahnya lalu kami melanjutkan keluar dari ruangan.
Crek! Bug! Aku dan alvin sudah di luar ruangan sel, kami berjalan melewati lorong menuju pusat bangunan, semakin dekat semakin terdengar suara ribut, seperti orang-orang berteriak.
"ada apa ini?" bisik alvin sambil melangkah pelan.
Aku menggeleng.
Aku dan alvin terus melangkah menuju pusat bangunan, saat sampai aku dan alvin melirik dari sela-sela pintu, melihat apa yang terjadi, aku dan alvin hampir saja teriak, terkejut sekali melihat pusat bangunan sudah berantakan.
Aku melihat seperti ada team lain yang melawan anak buah virgo, aku melihat virgo melarikan diri bersama anak buah lainnya.
"harusnya kita juga begitu" ujar alvin.
Aku menggeleng, "ikuti gua"
"kemana?" tanya alvin.
"ikut aja" ujar aku.
"kita ga bakal bantu yang lain?" tanya alvin.
"nanti aja, ikut gua" jawab aku.
Alvin diam tidak menjawab, melangkah mengikuti aku berjalan.
Aku terus mengikuti virgo dan anak buahnya kemana, pada akhirnya virgo diam di depan ruangan, aku mempercepat jalannya sampai anak buah virgo membukakan pintu virgo masuk aku menggengam tangan alvin aku langsung masuk kedalam ruangan virgo keadaan menghilang.
Ruangannya sangat besar dan banyak barang yang bagus, ini seperti bukan barang-barang murah.
Bug! Anak buahnya keluar dari ruangan, meinggalkan virgo sendirian di ruangan. Aku melihat virgo seperti ketakutan, mengigil.
"kenapa dia?" bisik alvin.
Aku menggeleng, "mungkin dia ketakutan dengan hal yang tadi"
"yang dilakukan team tadi?" tanya alvin.
Aku mengangguk.
Oh iya kenapa kita bisa masuk dengan ke ada menghilang, karena kami perlahan masuknya, sambil hati-hati dengan garis merah.
"selanjutnya gimana?" tanya alvin.
"lo sekarang yang di dekat pintu, kunci pintunya" ujar aku.
Alvin mengangguk.
"1.. 2.. 3.. kunci!" seru aku.
Kami terlihat, Clek! Alvin mengunci pintu, virgo langsung melirik ke arah aku dan alvin.
"kalian siapa?!" tanya virgo bergetar-getar.
"ah masa lupa" ujar alvin.
Virgo berdiri dari duduk, melangkah mundur perlahan, aku dan alvin melangkah maju.
"apa yang kalian ingin kan?" tanya virgo sambil megang kalungnya.
"gelang ke 6" jawab aku.
Virgo terkejut mendengar kalimat aku, dan sekarang virgo mundur terus-menerus.
"tidak bisa ini sangat berharga buat saya" jawab virgo.
"bukannya ada tiga?" tanya alvin.
Virgo mengangguk.
"nah berikan kepada kami 2" ujar aku.
Virgo menggeleng, "tidak bisa, nanti saya kena imbasnya"
"kami membutuhkannya" ujar aku.
"membutuhkan hanya untuk kalian!!!" seru virgo kalungnya bersinar hijau.
Tiba-tiba suara melangkah terdengar semakin keras, aku dan alvin langsung melangkah mendekati virgo dan menyentuhnya, BRUG!!! Suit! Kami menghilang, team itu mendobrak pintu ruangan.
Team itu melihat ke arah kanan dan kiri, virgo menendang aku, virgo terlepas dari sentuhan ku, dan virgo terlihat.
Team itu tersenyum mendekati virgo, aku dan alvin terdiam melihat virgo dan team itu.
"kita harus bantu yang lain" ujar alvin.
Aku mengangguk.
Aku dan alvin berlari menuju pintu, menerobos garis merah begitu saja, sirine di dalam bangunan menyala semua, dua dari anggota team itu menyadari ada kami.
Dua dari team itu melihat aku dan alvin berlari kerluar dari ruangan, aku menonaktfikan kelebihan, pecuma salah satu dari team itu juga bisa menghilang.
Aku berlari sebisa mungkin terus melawati lorong tadi semuanya sudah berantakan tidak teratur, berlari menuju ruangan sel.
Bug! Aku mendobrak pintu tiga alvin pintu dua. Aku cepat-cepat mengambil kunci lalu membuka sel zaki, aku suruh mereka cepat keluar dari sel.
Aku, zaki dan kevin keluar dari ruangan, tepat alvin pun keluar bersama nata dan luna.
Kami berdiri di depan ruangan sel, dua anggota team itu bertemu dengan kita, tapi tidak lama dua anggota itu berlari berbalik arah.
Aku terengah-engah berdiri diam sebentar. Mendekat ke alvin dan nata, aku menyuruh semuanya ikutin nata, kita akan kembali ke ruangan virgo.
Sudah dengan posisi biasa, Suit! Nata melesat berlari cepat, kali ini tanpa menghilang, itu percuma. Sirine bangunan ini sudah tidak menyala, akibat kehancuran dari team yang tadi.
"team 12" ujar nata.
Aku dan alvin mengangguk.
"mereka sama seperti kita memakai gelang ujian" ujar aku.
Nata menghela nafas.
Kami sampai di depan ruangan virgo, yang sudah hancur tidak teratur.