Chereads / ANGKASA / Chapter 27 - Bagian 25

Chapter 27 - Bagian 25

"Jangan pulang sendirian didaerah sini." peringat dua pria yang pernah merampas uang Bintang dulu.

"Kenapa? Ada begal?" tanya Bintang polos. Ah, rupanya dua pria ini sudah berubah. Tampilannya pun tak seperti preman lagi.

"Bukan sih, tapi bisa saja kan ada penjahat ditempat sepi dan gelap ini. Apa mau diantar?" tawarnya ramah.

Bintang menggeleng, ia sungkan jika pulang dengan pria ala om-om ini ke rumah, kalau ibunya tau bisa remuk tulangnya. "Tidak terima kasih, saya pulang sendiri saja." Bintang pergi, tapi dua pria itu mengikuti langkah Bintang memastikan wanita yang punya tenaga kuat berkelahi selamat.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Eh, kok kemarin malam gue liat Bintang diantar sama dua om-om ya?" Pandu membuka topik ketika Angkasa dan Virgo baru saja duduk dikursi pojok kantin.

Virgo tercengang, Angkasa terkejut.

"Wah-wah? Habis ngapain malem-malem?" Virgo ngelantur, Angkasa masih tak percaya. Kemarin malam ia masih bekerja di kafe, bahkan Sergio mengajaknya ngobrol hingga lupa waktu. Bintang pukang sendiri?

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Angkasa cemas.

"Tentu, gue mengikuti Bintang sampai rumahnya, dan dua om-om itu mengntarkannya dengan selamat sentosa, mengantarkan rakyat Indonesia ke depan gerbang rumah tinggalnya."

"Syukur deh, tapi seblumnya Bintang gak di 'anu' kan sama dua om itu?" tanya Virgo ambigu, Angkasa melotot bisa tidak berpikiran positif dulu.

"Tentu gak, gue liat dari awalnya sih Bintang ramah kok. Udahlah jangan khawatir, masih perawan kok."

"Untung aja, semoga Bintang cuman buat aku saja." Angkasa bernafas lega.

Virgo memberikan caos di mangkuk baksonya pada Angkasa. "Maksud lo 'itunya' ?"

Bela dan Rangga langsung duduk bergabung dengan Virgo, Pandu dan Angkasa merasa kaget ketika Rangga dan Bela bergandengan tangan.

"Wuih, bau-bau PJ kan?" Virgo langsung senang ketika Rangga sembuh dan kini wajahnya mulai segar kembali.

"Kalian mau makan gratis? Pesan makanan dikantin sepuasnya." ucap Rangga dan ketiga temannya bersorak senang. Pandu membeli mi ayam tiga mangkuk, Angkasa membeli nasi goreng empat porsi, dan Virgo membeli siomay 20 ribu.

Dari arah jam 9, Niko mengetikkan pesan pada Farhan bahwa Rangga sudah sembuh dan keadaan kembali seperti semula. 'Gak segampang itu merasakan bahagia, kau tampak tak peduli ketika di sekelilingmu masih ada orang yang iri akan kebahagiaanmu.' batin Niko tersenyum licik.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Nih ibu bawa oleh-oleh buat kamu, gantungan kuncinya imut kan?"ย  Mala menyodorkan gantungan kunci sesuai keinginan Bintang.

"Oh ya, ini ibu juga beli kalung khusus buat kamu. Di pakai yah." Mala menyodorkan kalung berbandul love. "Coba kamu buka deh bandulnya." Mala semakin membuat Bintang penasaran.

Bintang terharu, terdapat fotonya dengan sang ibu dan dirinya yang pernah berada ditaman, Bintang memeluk ibunya erat. "Ah, ibh bisa aja buat kejutan." Bintang melepas pelukannya. "Wajahku imut banget yah disini," Bintang memandang fotonya yang sedang memakan es krim dan belepotan di sudut bibirnya.

"Sudah, sekarang kamu tidur yah. Pasti capek kanย  dari sekolah?" Mala mengantarkan Bintang ke kamarnya.

"Terima kasih bu, tapi jangan kemana-mana lagi, Bintang takut tinggal sendirian dirumah." ucap Bintang sendu ketika dirinya diselimuti oleh Mala.

"Maafin ibu, aku kira kamu masih seneng, kan ada Angkasa. Ibu janji, gak akan ikut rekreasi lagi dan bakalan nemenin kamu." Mala merasa bersalah, wajah Bintang sendu bercampur takut membuatnya tak tega meninggalkan Bintang demi kesenangan semata.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Fyyuh, berasa di surga. Tenaaaangg banget, gak terasa yah bentar lagi kelas 12." ucap Virgo yang kini duduk ditengah menikmati kipas angin kelas yang begitu sejuk.

"Iya, kalau lulus nanti jangan coret-coret seragam ya." nasehat Pandu. Virgo menatapnya bingung.

"Kenapa? Itu bukannya hal biasa dilakukan anak SMA? Lagian kapan lagi bisa seneg-seneng." Virgo menyanggah nasehat Pandu tak setuju. Bukannya seragam SMA tak akan dipakai lagi kan?

"Iya jangan aja, gimana yah. Seragam ini kita bayar dari uang orang tua kita, terus disini itu penuh kenangannya." ucap Pandu dramatis dan mengelus seragam putih abu-abunya.

Virgo menatapnya geli. "Ish kayak kurang belaian lo, makannya cari pacar bro." suruh Virgo jengah, hanya Pandu yang tak pernah nimbrung jika urusan cewek.

"Gak mau, pinter pelajaran boleh, tapi kalau cinta janganlah. Gak mau deh nyakitin anak orang. Apalagi buat dia nangis darah." ucap Pandu bergidik ngeri, ia mendapatkan nasehat jangan pacaran dari ayahnya yang terkenal playboy dulu.

"Kalau mau nikah jangan lupa undangannya yah." Virgo menepuk bahu Pandu.

"Jangan nikah buru-buru, kita kan masih muda belum siap jadi bapak yang baik buat anak-anak."

Virgo tertawa merasa terhibur. "Hahaha lo jadi bapak keliatan tua dong. Kadar ganteng lo gak ada nantinya."

"Gak masalah gue gak ganteng, tapi masih cinta kan?"

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ