Nyong meggebrak meja, kedatangannya yang berlari-lari membuat Rayhan, Bayu dan Angkasa kaget. Sampai bakso yang dikunyah Bayu keluar dari mulutnya dan mengenai pipi Rayhan.
"Lo kalau kaget biasa aja toh bakso lo mendarat di pipi mulus ganteng gue!" semprot Rayhan kesal. Bayu hanya menyengir dan kembali fokus dengan Nyong.
"Anak Rajawali nantangin kita!.." jeda sejenak, Nyong mengatur nafasnya. "Balapan! Kali ini taruhan nyawanya Angkasa!" ucap Nyong menggebu.
Angkasa bersikap santai, pasti balas dendam Farhan melalui anggota geng barunya. Padahal sekarang Farhan sudah tak terlihat lagi kehadirannya.
"Di jalan kenanga jam 9 malam. Kalau gak ikut balapan, Rajawali bakalan menyuruh pasukan Batalyon buat menyerang sekolah kita." ucap Nyong lagi. Angkasa berdecih, beraninya main keroyokan.
"Terima saja, lagipula Farhan kan di Madrid." ucap Angkasa santai. Nyong terbelalak, ia tak pernah tau tentang Farhan. "Lo tau darimana?" tanya Nyong penasaran.
"Gak penting, terima aja tantangannya."
"Tapi, apa lo yakin? Geng Rajawali itu suka curang sa, gue gak mau lo kenapa napa." Rayhan cemas, dulu ia pernah menerima tantangan ini tapi kecurangan Rajawali memanglah berbahaya, mulai start pun Rayhan harus melihat jalanan yang takutnya ada paku yang bertebaran. Atau tidak olinya harus dicek ulang demi keselamatan berkendara.
"Yakin, jangan cemasin keadaan gue. Masalah keamanan berkendara udah biasa kok, kalau mau dimulai kalian jagalah motor gue biar gak di apa-apain sama mereka."
"Oke, kita jaga kok." Rayhan menepuk bahu Angkasa bangga, cowok ini tak pernah takut apalagi menyerah sebelum sang musuh kalah.
🌸🌸🌸
"Angkasa kok terburu-buru ya?" tanya Pandu bingung. Angkasa langsung keluar kelas tanpa pamitan pada bu Ghina, bel puoang sekolah pun baru berbunyi 5 detik yang lalu.
Virgo juga penasaran, tapi itu bukan urusannya lagi, Angkasa bukan temannya dan biarlah cowok itu sibuk dengan urusannya sendiri tanpa bantuannya.
"Ngapain masih peduli sama Angkasa, udahlah jangan diurusin tuh anak." Virgo melangkah pergi meninggalkan Pandu yang masih terdiam di kelas.
"Jangan terlalu membenci seseorang, gue tau kalau lo masih gak suka sama perubahan Angkasa." Pandu menatap sendu bangku Angkasa. Selama pelajaran pula tak ada obrolan darinya, Virgo lebih banyak diam dan serius mengerjakan tugas.
🌸🌸🌸
"Akhirnya bisa dapat novel favorit gue. Baca yang mana yah?" gumam Bintang yang fokus melihat empat novel yang baru saja ia beli, Bintang tak melihat jalanan sehingga menabrak seseorang. Novel yang dibawa Bintang terjatuh berserakan di tanah.
"Aww. Kalau jalan liat-liat dong. Novel baru-baru jadi kotor kan." gerutu Bintang dan memunguti novel barunya yang sudah dibelai dengan debu jalanan.
Angkasa berdeham. "Maaf, karena anda yang salah. Jangan terlalu fokus pada novel baru anda sehingga tak melihat sekitarnya." Angkasa berlalu pergi, dari kejauhan Rayhan sudah menunggunya.
"Bukannya bantuin malah ceramahin." Bintang mengusap novelnya dengan kaos kotak-kotaknya, biarlah kotor yabg terpenting novelnya tak berdebu.
Rayhan yang melihat Angkasa pun takjub, masih sempat-sempatnya mengomeli Bintang. "Tolonginlah dia, jangan galak-galak sama cewek karena dia lebih menggunakan perasaan daripada kita yang memakai logika." nasihat Rayhan sok bijak.
"Persiapin diri lo sebelum balapan nanti." Rayhan merangkul bahu Angkasa, menuju markasnya untuk pelatihan balapan agar lebih baik lagi.
Bintang tau kalau yang menabraknya tadi Angkasa, ia menatap sedih ketika Angkasa sudah tak peduli lagi dengannya. 'Bahkan kamu juga tak peduli dengan sahabatmu ini.' batin Bintang sendu, ia berjalan dengan hati kecewa. Novel barunya tak akan bisa menyembuhkan rasa sakit hatinya, Angkasa kembalilah seperti dulu.
🌸🌸🌸
Bintang menatap langit bertabur cahaya-cahaya kecil, tak ada rembulan. Malam ini terasa gelap dan dingin. Ia duduk termenung, menatap lalu-lalang kendaraan padatnya kota Jakarta. Masih memikirkan Angkasa, perasaannya semakin tak enak, entah apa yang dilakukan mantan sahabatnya itu.
"Sa, semoga lo tetap baik-baik saja. Jangan membuat hati gue cemas." tanpa sadar air matanya menetes, Angkasa tak pernah membuatnya menangis. Tapi waktu begitu kejamnya merubah semua yang baik-baik saja menjadi kecewa karena perubahan secepat kedipan mata.
Pintu kamar Bintang terbuka, ia cepat-cepat menghapus air matanya.
"Kamu kok belum tidur? Jangan begadang, gak baik loh bagi kesehatan." Mala memperingatkan, ia menghampiri Bintang yang setiap harinya sedih.
Bintang terpegun, kata-kata itu terasa dejavu baginya. Angkasa pernah perhatian seperti ini.
"Bintang, kamu gak istirahat?"
"Hmm, masih ngantuk juga."
"Tidur sekarang itu gak baik bagi kesehatan. Bisa menyebabkan obesitas, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, mudah lupa, sulit berpikir dan berkosentrasi, mood mudah berubah, dan peningkatan resiko kanker."
'Kalau aku sakit, apa kamu akan peduli? Hanya dulu, kamu jagain kesehatan aku. Gak boleh ini-itu, tapi sekarang gak ada yang perhatian sama aku. Kalau aku mati, apa kamu akan pedulinya lebih sa?' batin Bintang sedih, air matanya tak terbendung lagi. Ia menangis sesenggukan dan Mala merangkulnya prihatin.
🌸🌸🌸