"Alhamdulillah, baik pak." Tak mau balik bertanya yang akan memperpanjang percakapan, Desia langsung undur pamit dengan alasan ingin ke ATM Centre di dekat pintu keluar parkir.
"Kamu kenal kakaknya Ric?" Alan, teman Rico makan siang kali ini.
"Temen SMA dulu. Waktu sekolah culun banget. Dikepang dua dan penampilannya gak modis. Siapapun cowok pasti ilfil lihatnya, hahaha." Sambil menyuap nasi kedalam mulutnya, Rico mulai mengenang jaman putih abu-abu.
"Tapi sekarang, cantik luar biasa. Seperti ulat yang berubah jadi kupu-kupu. Kita bertemu lagi pas reunian beberapa hari yang lalu." Ada nada penyesalan didesahan nafas Rico saat bercerita.
"Nyesel loe yaa, hahaha" Goda Alan.
"Cewek itu makin lama makin pinter ngerawat diri jadi makin cantik, bro. Kalau cuma cantik, banyak cewek cantik, loe gak akan kehabisan stock dengan tampang dan harta loe." Alan mencoba menyemangati satu-satunya teman digedung itu.
"Entahlah..... semua wanita memang cantik. Tapi gak semua wanita punya hati yang cantik. Aku baru tahu setelah beberapa kali pacaran."
"Sekarang dia dimana? Masih mau mencari tahu?" Alan yang telah selesai makan duluan, kini sedang menikmati kopi hitamnya sambil sesekali mengedarkan pandangannya ke seisi kantin.
"Itu yang aku lagi cari tahu dari adiknya barusan. Tapi, sayangnya....sekarang cewek itu sudah punya pacar." Rico tersenyum getir ke Alan yang dibalas dengan tawa mengejek pria dihadapannya seperti prajurit yang kalah sebelum mulai perang.
"Baru pacar kaaaan.... belum menikah."
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab ＼(^o^)／
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
IG: @anee_tavel