"Hai Bro, what's up?" dua tangan terkepal menyatu saling menggenggam erat pertanda penghuni baru datang bergabung.
"Aline? Makin cantik aja. Hehehe..." Alan langsung duduk disebelah Rico yang masih asyik menikmati musik dari DJ terkenal.
"Thanks, lama gak bertemu. Siapa pacarmu sekarang Lan?" Rico tampak cuek dengan dua orang yang sedang berbicara dihadapannya.
"Pacar? Mana ada, hahaha. Kalau teman kencan, banyak." Rico tersenyum kecut melihat jawaban teman setia dugemnya ini.
Alan melirik Aline penasaran kenapa Rico datang ke diskotik bukannya berwajah ceria malah terkesan sangar menyeramkan. Seperti Singa yang mengincar mangsa didepan mata yang ingin diterkam. Aline hanya mengangkat kedua bahunya acuh sambil tetap menyesap minuman kuningnya.
Aline tahu apa yang membuat Rico kesal, apalagi kalau bukan peristiwa tadi sore. Entah apa yang terjadi antara Rico dan Arya, setiap bertemu tidak pernah ada hal baik terjadi. Sejak berpacaran dengan Rico 3 bulan yang lalu, Rico tidak pernah menceritakan teman-temannya.
"Kurang ajar Arya, dia berani mempermalukan ku didepan Dinda." Rico menggemeratakan rahangnya dan menggenggam kuat gelasnya nyaris pecah.
"Aku ke toilet dulu." Setengah mabuk Rico berjalan memecah kerumunan pengunjung yang masih asik berjoget.
"Kamu kenapa Ric? Kayaknya lagi kesel sama seseorang ya? Biasanya kamu ke diskotik paling rame paling heboh. Sekarang mendadak diam." Alan menyusul temannya dan merapihkan rambutnya dengan air kran.
"Arya. Dia kayaknya tahu tentang Siska." Rico meninju kuat-kuat dinding toilet disampingnya.
"Tahu bagaimana? Kalau Siska pernah hamil?"
"Ya, dia menyinggung soal itu tadi sore didepan Dinda. Kemungkinan besar Dinda sudah tahu kisah ku dengan Siska dimasa lalu." Rico menatap nanar cermin didepannya.
"Trus kamu mau apa sekarang? Ngasih pelajaran ke dokter muda itu?"
"Ngga dulu. Sekarang aku mau mengambil kesempatan yang dulu pernah aku sia-siakan." Seringai licik tampak dari bibir Rico.
-----
Seorang gadis berambut panjang baru saja turun dari angkot dan hendak berjalan menuju jembatan Trans Jakarta ketika tiba-tiba klakson mobil menghentikan langkahnya.
"Din, bareng yuk, kita searah kan?" Rico menurunkan kaca jendelanya dan memanggil perempuan yang sedang terburu-buru.
"Oh, ngga usah, makasih. Aku naik Trans Jakarta saja." Dinda segera memburu langkahnya karena bus yang ditunggu akan memasuki halte.
"Ish perempuan ini, susah sekali didekati." Gerutu sang Manager. Karena Dinda sudah hilang dari pandangan, Rico pun segera melaju mobilnya membelah jalanan raya yang masih terhitung sepi.
"Fyuhhh, gak akan deh aku naik mobilnya. Denger cerita Arya aku malah was-was lihat dia yang sekarang." Batin Dinda sambil mengipas-ngipas wajah cantiknya dengan telapak tangan karena keringat bercucuran saat berlari dan antri masuk bus.
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
4. Berikan aku GIFT jangan lupa yaa (๑˙❥˙๑)
IG: @anee_tavel