"Mami masih dijalan, sayang. Adam sama siapa dirumah?"
"Sama bik Ira. Bibi masak banyak makanan enak buat kita loh mam." Siska tersenyum simpul mendengar celotehan anak tampannya.
"Tunggu yaa, mami sebentar lagi sampai. Mami bawa banyak mainan buat Adam."
"Okay mam, take care yaa...."
"Thank you honey, mmuaahhh."
Sambil menutup panggilan telpon, Siska tersenyum bahagia mengelus-elus layar hpnya yang terpampang wallpaper foto dia dan anaknya saat Adam berulang tahun ke 10 bulan kemarin. Adam lah kekuatan hidupnya saat ini. Tak perlu siapa-siapa bahkan ayah ibunya yang sudah membuangnya, apalagi Rico cowok sialan dihati Siska.
-----
"Mami, aku kan sudah kembali ke Indonesia, boleh gak aku ke rumah kakek nenek?" Makan malam yang hanya dihadiri sepasang ibu dan anak dimeja sederhana namun tetap ada unsur mewah itu membuat anak berusia 10 tahun berasa sunyi sepi. Ia mendambakan rumah yang ramai dan riuh seperti keluarga teman-temannya saat berada di negeri Kanguru.
Siska meletakkan sendoknya perlahan sambil menghela napas.
"Adam sayang, bukan mami tidak mau ajak Adam kerumah kakek nenek. Tapi, mereka lagi gak ada dirumah saat ini. Katanya lagi liburan keluar kota." Duh, aku ngajarin anak kecil berbohong, maafin mami ya nak, batin Siska.
"Mami telpon kakek nenek saja. Tanya kapan mereka pulang."
"Iya nanti mami telpon kakek nenek yaa. Sekarang Adam habiskan makanannya. Sayang kalau gak dihabiskan." Pangeran ciliknya kini tidak cilik lagi karena sudah semakin banyak pertanyaan yang butuh jawaban segera tanpa harus mengajarkan arti kebohongan.
Apartemen mewah di lantai 15 itu Siska beli dengan menabung hasil jerih payahnya bekerja di negeri orang. Ia ingin tetap punya tempat tinggal sendiri kelak saat kembali ke Indonesia karena bagaimanapun disinilah keluarga dan teman-temannya berada. Tidak ada keluarga dan teman-temannya yang tahu Siska dan anaknya tinggal disana.
"Apakah aku harus kerumah mama papa? Biar bagaimanapun Adam adalah cucu mereka." Pikiran Siska menerawang jauh sambil membereskan peralatan bekas makannya. Bik Ira masih belum bisa 24 jam bantu-bantu dirumah. Jadi hanya datang pagi dan siang pulang. Siska merasa perlu asisten yang bisa bantu dirinya beberes rumah sekaligus menjaga anaknya dirumah. Pekerjaan barunya akan dimulai 1 minggu lagi jadi dia merasa berpacu dengan waktu.
-----
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Hari ini Arya tidak menjemput pujaan hatinya pulang kerja. Dinda menelpon akan tugas dinas luar ke Sukabumi dua hari. Pabrik disana akan kedatangan Quality Control dari pusat seminggu lagi jadi segala sesuatunya harus dipersiapkan jauh-jauh hari.
Baru saja Arya keluar lift tiba-tiba ada seorang perempuan mendadak muncul dihadapannya dari arah sebelah kiri.
"Malam dok, lembur dok?" Arya mengenali perempuan ini yang merupakan seorang resepsionis di rumah sakit tempat Arya bekerja. Gelagat tidak baik menguar dari diri perempuan itu.
"Ada apa ya? Kamu menghalangi jalan saya." Sikap dingin Arya tunjukkan ke semua karyawan dirumah sakit ini karena Arya bukan orang yang bisa basa-basi ke sembarang orang. Tapi, justru sikapnya itu yang membuat semua wanita jadi lebih penasaran ingin mengenal dirinya lebih jauh.
"Nama saya Irma. Saya bekerja dirumah sakit ini juga. Mungkin dokter sering lihat saya dibagian depan." Perempuan bernama Irma tersebut menatap Arya dengan intens sambil menunjukkan senyum termanis yang dimilikinya. "Dok, bolehkah saya menumpang pulang mobil dokter? Ini sudah malam sekali dan ke jalan raya lumayan jauh. Saya turun di halte dekat sini saja. Plisss." Kedua telapak tangan perempuan imut itu menyatu didepan dadanya membuat permohonan sambil meringis.
"Maaf....."
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
4. Berikan aku GIFT jangan lupa yaa (๑˙❥˙๑)
IG: @anee_tavel