Jam menunjukkan pukul 10 malam. Desia lelah luar biasa hari ini. Sejak pagi sebelum matahari terbit, dia sudah berangkat ke kampus yang jaraknya 2 jam perjalanan dari rumah. Hanya dua mata kuliah dan lanjut menuju kantor yang membolehkan dia bekerja masuk siang jam 12 hingga selesai jam 8an. Dan, jam 10 dia baru keluar dari kantor karena padatnya pekerjaan.
Motor matic yang dikendarai Desia melaju dijalan yang cukup hening, kendaraan sudah berkurang kepadatannya. Ketika melewati jalanan yang sepi, tiba-tiba beberapa orang menghadang ke tengah jalan. Beruntung motor yang dikendarai Desia berjalan kecepatan rata-rata sehingga tidak menabrak orang yang didepan.
"Hei, turun loe! Kalian ambil motornya. Buang orangnya ke selokan, kalau ngelawan, hajar saja!" BEGAL, 1 kata yang muncul di otak Desia. Apes bener hari ini, sampai malem pun kena begal. Orang yang komando sudah pasti pemimpinnya dan 5-6 orang yang mengelilingi Desia adalah anak buahnya.
Desia membuka helmnya. Rambut panjangnya yang di kuncir kuda langsung keluar tampak membuat para pelaku pembegalan terdiam beberapa saat. Desia turun dari motornya dengan tenang. Beruntung malam ini dia memakai sepatu kets dan celana jeans. High heel nya ditaruh di loker kantor dan Desia memang bukan tipe perempuan yang senang berpenampilan feminin seperti kedua kakaknya.
"Oh, jadi kalian yang namanya BEGAL. Merampok benda yang bukan haknya dan beraninya main keroyokan? Cih, kalau bukan banci, cuma cewek yang suka main keroyokan!"
"Wah, cewek bos. Cakep juga. Sayang kalau dibuang ke selokan. Kita 'garap' aja dulu bos, hahahaha." Salah seorang anak buah si bos begal mulai terpancing dengan penampilan calon korbannya malam ini.
Bos yang mereka takuti masih samar-samar wajahnya karena gelapnya malam tertutup rindangnya pohon pinus yang tumbuh lebat di kanan kiri jalan. Dan, bos tersebut berjalan perlahan mendekati calon korbannya. Hanya tinggal berjarak 5 meter, Desia sudah mengenali dengan jelas wajah bos yang mereka maksud. Tinggi menjulang perawakan mirip bintang film India yang di elu-elukan remaja perempuan juga para ibu-ibu muda sejagat dunia perdramaan, dengan tato naga di lengan kiri terlihat karena lelaki itu memakai kaos tanpa lengan, dan celana panjang jeans. Rambut hitamnya model hawk dengan anting ditindik di hidung dan telinga kanannya. Meskipun malam gelap, Desia bisa melihat kalau kulit pria itu berwarna coklat.
"Loe cari mati hah?!" Pria itu melebarkan matanya menatap Desia penuh maksud. "Jangan karena loe perempuan, gue akan berbelas kasihan."
"Coba saja kalau bisa!" Tantang Desia.
Pria itu menggerakkan lehernya kearah kumpulan anak buahnya, tanda bahwa pembegalan segera dimulai. Desia mundur beberapa langkah mencari ruang lebih luas. Okelah Des, buat mereka merasakan dinginnya ruang IGD, batin Desia.
Seorang pria mendekati Desia dengan kasar dan ingin meraih tangannya tapi Desia lebih dulu meraih tangan pria itu, memutarnya kebelakang, dan menendang lutut belakang pria itu hingga terjatuh. Bukan itu saja, perempuan bersabuk hitam yang pernah menyabet gelar juara 1 Kejuaraan Lomba Karate tingkat Nasional itu mengangkat tubuh pria itu dan melemparnya ke arah kerumunan teman-temannya. Sekali lempar, 3-4 orang terluka bersamaan karena kepala mereka saling beradu kencang. Kalau bicara logika, tidak akan masuk akal seorang perempuan berat hanya 45kg bisa mengangkat dan melempar pria dengan bobot sekitar 70kg lebih. Tapi itulah the power of kepepet versi Desia.
Sang bos melihat takjub perempuan perkasa itu. Sementara teman-teman begal yang lain maju mengeroyok Desia. Namun, kaki panjang Desia lebih dulu menendang dan tangannya meninju mereka tepat di masing-masing wajahnya. Tanpa ampun Desia melumpuhkan mereka semua hingga tidak bisa bangun berdiri. Ada yang patah lengannya, kakinya, tulang iganya, gigi copot, dan wajah biru lebam mendominasi. Tinggal sosok pemimpin mereka yang masih berdiri tenang.
"Well, kamu mau ikut juga masuk IGD?" Desia mengambil helmnya dan mengayun-ayunkannya ke arah si pemimpin perampokan malam ini."
Baru saja si pria tinggi menjulang itu membuat langkah pertama mendekati Desia, tiba-tiba sirine mobil polisi bunyinya memekakkan telinga.
Wajah pria itu menampakkan aura kekesalan luar biasa karena gagal beraksi malam ini ditambah lagi kekalahan telak oleh seorang perempuan. Pria itu langsung mengendarai motor besarnya secepat kilat.
"Heiiiii..." Teriak Desia
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
4. Berikan aku GIFT jangan lupa yaa (๑˙❥˙๑)
IG: @anee_tavel