Satu setengah tahun kemudian!!^^
Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah satu tahun aja. Stella rasa baru kemaren ia melahirkan, kini putranya sudah umur satun tahun. Waktu begitu sangat cepat, ia buka lembaran baru yang bersetatus sudah menjadi seorang Ibu. Menjalani hari-harinya dengan merawat putranya begitu sabar. Saat ini di sore hari yang cerah, Stella sedang melatih putranya berjalan di depan halaman rumah. Putranya sangat lucu gendut dan menggemaskan. Setiap pagi dan sore Stella selalu melatih Baby Reyent berjalan. Pagi sebelum berangkat bekerja ia mengajaknya jalan-jalan, biar anaknya bisa cepat berjalan. Sorenya jika hari minggu ia libur bekerja akan mengahabiskan waktunya bersama Reyent.
Ya Stella sudah bekerja kembali di sebuah 'Caffe J-Holic'. Setahun yang lalu waktu putranya masih umur delapan bulan ada lowongan kusus buat wanita. Stella langsung menaruh lamaran di Caffe itu. Tiga harinya ia langsung di terima karena ia memiliki pengalaman sebagai pelayan Restaurant. Stella sangat senang bisa bekerja kembali, cari nafkah buat anaknya yang bernama Reyent Bintang Nugroho. Stella tidak mau mengandalkan keluarga Bapak Ruslan terus, ia mau mandiri, ia harus cari uang sendiri buat anaknya, ia tidak mau terliat lemah, dan ia harus tetap semangat demi anaknya.
Jika Stella bekerja anaknya ia titipkan sama ibu Darmi, yang kebetulan tidak bekerja. Putranya sudah tidak minum ASI lagi, karena ASI Stella sudah tidak keluar. Jadi anaknya di beri Susu formula saja, sama makan cereals apa cemilan biscuits kusus untuk Baby.
"Ayo my Baby Reyent jalan tidak boleh malas ok!" Celetuk Wiki yang tiba-tiba bersuara. Entah kapan ia datangnya, seperti Jin saja yang tiba-tiba berceloteh.
Reyent yang di kejar sembari di kasih mainan sama Wiki, ketawa Kegirangan sambil teriak-teriak. Loncat-loncat ngejar Wiki ingin mengambil mainannya. Wiki sengaja mundur ingin mengerjani Reyent. Dan Reyent makin Kegirangan.
"Reyent!! Sini ayo mainannya ambil sini hemm nanti kalo berhasil Ante gendong."
Reyent makin cepat oncat-loncatnya, Wiki juga makin mundur sembari teriak-teriak. Karena Reyent tidak bisa mengejar tidak bisa mengambil mainannya. Reyent ngambek langsung nangis, mungkin kesel jengkel dan capek. Karena nggak bisa ngambil mainannya. Wiki tertawa kencang, sedangkan Stella hanya tersenyum sembari menggendong Reyent.
"Ehh sayang! Jagoan Bunda tidak boleh nangis nak, Reyent kan super hero lelaki yang hebat." Ucap Stella menenangkan putranya. Stella selalu bilang jika Reyent lelaki yang hebat, seperti super hero.
Wiki masih tertawa, lalu Stella menjitaknya. Itu lah Wiki selalu usil, selalu bikin nangis Putranya. Mungkin saking gemasnya sama anak Stella jadi ia selalu menggodanya. Hari pun sudah sore, jam menunjukkan pukul lima, waktunya Stella memandikan Reyent. Kini Stella sedang mendudukan Reyent kedalam bak yang berisi air hangat, yang sudah Ibu Darmi siapkan. Ibu Darmi begitu menyayangi Reyent, selalu membantu Stella jika kesulitan merawat Reyent. Stella megosok pugung Reyent dengan handuk kecil begitu lembut. Ia sembari menyanyikan lagu anak-anak. Reyent begitu tenang, mendengarkan nyanyian Bundanya.
"Reyent jagoan Bunda nanti jika besar ingin menjadi apa nak? Dokter apa polisi?" Ucap Stella mengajak putranya berbicara.
"Jadi Dokter saja ya, nanti biar bisa memeriksa Ante." Celetuk Wiki.
Reyent asik main air, sembari mengigiti mainannya. Stella hanya mendukung saja ingin menjadi apa anaknya jika sudah besar nanti. Stella berharap jangan sampai sifatnya meniru Ayahnya kelak. Muka boleh sama, asal sifat jangan sampai sama. Tidak baik sifat seperti Ayahnya. Setelah memandikan dan mengganti pakain putranya. Stella memberi Susu Formula dalam botol susu sembari dengerin cerita Wiki.
Stella memandangi wajah putranya, begitupun anaknya memandangi wajah Bundanya, tangannya sembari meraih hidung Stella.
"Stella gimana itu reaksi lo sama Doni yang gue kenalin tempo hari? Dia naksir sama lo!" Tanya Wiki.
Hening tidak ada respon
Stella masih tetap memandangi wajah putranya, mengabaikan pertanyaan Wiki. Memang tiga hari yang lalu Stella di kenalin sama Doni, sahabat kekasih Wiki yang bernama Yoga. Tapi ia biasa saja tidak ada respon apapun, tertarik pun tidak. Tetapi Doni pertama lihat Stella langsung tertarik. Stella memang cantik anggun dan pendiam, gadis yang sederhana tidak suka yang aneh-aneh.
Untuk saat ini ia tidak ingin memikirkan soal cowok, atau ingin memiliki seorang kekasih. Tidak! Ia tidak ada pikiran ingin memiliki kekasih dulu. Saat ini yang di pikirkan adalah Reyent putranya. Stella ingin hidup berdua saja dengan putranya, ia tidak ingin mikirin yang lainnya. Yang ia pikirkan hanya bekerja dan merawat Reyent sampai dewasa.
Stella tidak menghiraukan coletehan Wiki yang sering jodoh-jodohin dengan teman laki-lakinya. Entah kenapa? semenjak hadirnya Reyent putranya Stella tidak tertarik lagi dengan seorang laki-laki, ia sudah muak. Stella kadang mengingat seseorang yang selalu hadir dalam mimpinya akhir-akhir ini. Stella berharap lelaki itu datang mencarinya. Kenapa ia selalu mikirin orang itu? Orang itu tidak lain adalah Reynies Bastian Digantara. Ayah kandung Reyent Bintang Nugroho. Orang yang sudah bikin masa depan Stella hancur seperti ini. Jika ia mengetahui Stella melahirkan anak darah dagingnya apa lelaki itu akan mau bertanggung jawab? Apa reaksi Reyneis saat mengetahui Stella melahirkan anak dari benihnya?
"Woiii Stella gue ngoceh dari tadi lo malahan ngelamun mulu, kesambet rasain lo." Omel Wiki pada Stella yang dari tadi di cuekin.
Lamunan Stella buyar
"Untuk saat ini aku mau fokus merawat Reyent, aku tidak ingin mikirin soal cowok apa soal kekasih. Aku sudah tidak minat lagi." Ucap Stella yang langsung bikin Wiki menganga.
"What? Lo serius, tidak mau cari pendamping hidup lo? Itu Doni keren ganteng kaya juga, kenapa lo tidak mau sama dia?"
"Lagian kenapa sih kamu jodoh-jodohin aku terus, aku mau fokus kerja sama Reyent dulu! Lagian aku masih sedikit trauma sama lekaki. Perbuatan Aldy pun masih bekas disini." Ucap Stella sembari memegang dadanya yang masih terluka oleh Aldy atau pun Reyneis.
Stella memang masih trauma, ia tidak ingin berpacaran dulu atau ingin mengenal lelaki. Apa lagi ia sudah memiliki seorang putra. Jadi ia tidak mau jadi hinaan orang, tidak mau di bilang wanita rendahan. Cukup sekali ia seperti ini, tidak mau terulang lagi. Tapi ia selalu berharap Reyneis datang mencarinya. Ia juga tidak tau kenapa? Semenjak ia selalu mimpiin Reyneis, ia selalu mikirin Rey. Mungkinkah ia mulai ada rasa sama Rey? Apa ia mulai jatuh cinta sama Rey?
Tidak! Tidak mungkin, ia baru bertemu satu kali, jadi ia tidak mungkin jatuh cinta sama Rey. Stella tidak mau mikir yang tidak-tidak, ia ingin fokus bekerja dan fokus merawat Reyent itu saja. Stella akan selalu mengabaikan celotehan Wiki. Kejadian malam itu anggap saja sebuah kecelakaan.
Just forgotten for last.
♧☆♧☆♧
Seoul, Korea . . .
Saat ini Reyneis ada pemotretan di Korea. Bukan Rey yang mau di potret, tetapi ada sahabatnya yang ingin Wedding dan Prewed di korea. Reyneis yang jadi Fotografernya. Itu bisa menjadi pekerjaan sampingan Reyneis Bastian Digantara jika sedang tidak ada kegiatan. Dulu Rey asal foto-foto gambar yang mana pemandangan bagus dia potret dan di edit jadikan sebuah hiasan dinding. Cuma iseng-iseng saja ternyata orang pada tertarik sama pemotretan Reyneis. Jadi dia selalu di panggil jika ada pesta pernikahan atau acara lainnya.
Orang tua Reyneis pun bangga, walau Rey anak manja, playboy, nakal, tapi dia mau usaha buka Club, Caffe, memiliki DJ dan juga Pemotretan Prewedding. Kadang juga selalu dapat motor maupun mobil hasil dia balap. Walau itu selalu bikin jantung Mamanya mau copot. Mau di larangpun susah, karena itu sudah menjadi hobby dia sejak dulu. Jadi Mamanya cuma berdo'a saja, 'semoga putranya baik-baik saja jika sedang berbalap. Jangan sampai kecelakaan seperti dulu'.
Selesai pemotretan Rey termenung menatap langit. Status dia sekarang menjadi jomblo, karena dia sudah di putusin oleh Frisca.
Kini yang ada dalam otak Reynies hanya nama Stella. Rey sudah mencarinya di seluruh kota Jakarta. Namun, tetap tidak menemukannya. Pergi kemana Stella itu? Rey seperti orang gila mikirin Stella selama setahun setengah ini. Apa lagi Rey sering mimpiin Stella sedang menggendong seorang anak laki-laki kecil. Itu sering buat pikiran Rey Kacau. Rey ingat dulu dia tidak memakai pengaman saat melakukan dengan Stella. Apakah Stella hamil apa tidak? Itu yang selalu Rey pikirkan.
Di tambah lagi hubungannya dengan Frisca minta di akhiri. Rey jadi makin bersalah, makin kacau, Rey memijit pelipis matanya. Ia terlihat sangat frustasi.
Kenapa Frisca minta di akhiri hubungannya? Karena ia sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya Reyneis, ia lelah selalu di abaikan terus. Frisca sudah pasrah, sudah iklas jika ingin berpisah dengan Reyneis. Ia pun iklas karena sudah tidak perawan lagi. Semoga kelak ia mendapat jodoh pria yang baik, yang mau nerima dia apa adanya. Mungkin ia sama Reyneis tidak berjodoh, jadi ia ambil keputusan ingin berpisah saja itu mungkin lebih baik. Setelah berakhir hubungannya dengan Reyneis, Frisca pindah kampus dan pulang kerumah orang tuanya. Frisca tidak tau kalau di ikuti Kariri sahabat baiknya Reyneis.
Sudah lama Kariri punya perasaan sama Frisca. Kariri tidak masalah walau Frisca bekas sahabatnya sendiri. Dia akan menerima apa adanya. Dia akan mencintainya dengan tulus. Dua bulan kemudian Kariri ngungkapin semua isi hatinya, Frisca kaget apa yang Kariri ucapkan. Kariri memang lelaki yang baik, selama ini ia kenal Kariri tidak pernah menggandeng seorang perempuan seperti sahabatnya yang lain. Waktu itu ia tidak tau jika Kariri memilik perasaan terhadapnya. Jadi cuma mencintai dalam diam dan meliat Frisca tersenyum saja sudah bahagia. Cuma Frisca waktu itu tidak peka. Frisca berkaca-kaca mendengar cerita Kariri, ia terharu. Kenapa dulu ia tidak pacaran dengan Kariri saja. Andai dulu menjalin hubungan dengan Kariri mungkin tidak ada yang tersakiti.
Itu sudah lewat semoga kedepannya tidak ada yang tersakiti lagi, dan semoga hubungannya dengan Kariri baik-baik saja, langgeng terus sampai menuju ke altar.
Reyneis pun sudah tau kalau Frisca menjalin hubungan dengan Kariri. Rey tidak marah, tidak keberatan sama Kariri, sebelumnya Kariri sudah berbicara sama Reyneis. 'Jangan sakiti Frisca Rey, dia gadis yang baik, Gadis yang polos, jangan samakan dengan seperti mantan-mantan lo yang lain. Jika lo sudah tidak mencintai dia lagi. Biar gue yang akan mencintainya dengan tulus, membahagiakan dia. Walau dia bekas lo, gue tidak peduli, sudah lama gue mencintai Frisca dalam diam, namun gue mengalah demi lo, demi persahabatan kita. Hati gue sakit liat Frisca nangis terus olah sikap lo. Tapi gue pura-pura don't care. Namun gue perhatiin lo makin kesini mengacuhkan Frisca demi perempuan yang bernama Stella itu, wanita ONS lo dulu. Gue tau Rey lo berubah karena wanita itu. Jadi sekarang kalau lo sudah tidak mencintainya lagi, lepasin dia biar gue yang akan mencintainya dan membahagiakannya. Lo terus lah berjuang cari wanita yang bernama Stella itu. Gue lihat lo seperti orang stress karena frustasi'. Rey cuma diam mendengarkan ungkapan Kariri.
Seperti itulah dulu ucapan Kariri, jadi walau Kariri berhubungan sama Frisca persahabatannya tetap terjalin. Tapi Kariri pindah dari Apartmentnya Reyneis. Ia tinggal di apartementnya sendiri, itu permintaan Frisca. Kariri pun tetap bekerja di Clubnya Reyneis seperti biasa, seperti tidak ada masalah apapun.
"Kenapa sih lo kelihtan frustasi banget? Masih mikirin Stella?!" Ucap Dicky membuyarkan lamunan Rey.
Rey mengembuskan nafasnya. "Huuuffffss! Gue hanya penasaran saja sama itu cewek. Terus dia hamil apa tidak? Soalnya dulu gue tidak memakai pengaman. Dan gue juga sering mimpi dia sedang menggendong seorang anak laki-laki."
"Terus lo mau cari kemana lagi? Dia ngilang gitu saja! Oh ya minggu depan Adi ultah katanya mau kumpul di Cafee barunya nyokab lo. Di sini sudah kelar kan Prewednya?"
"Sudah, lusa kita kembali ke Jakarta. Lo senang-senang dulu sana. Gue mau nemuin Frisca dulu, mau bicara untuk yang terkhir kalinya." Ujar Rey yang langsung nyelonong pergi.
Frisca dan Kariri memang ikut ke Korea, Di suruh ikut sama Rey. Karena itu dulu permintaan Frisca ingin pergi ke Korea, tapi Rey belum menepati janjinya. Kebetulan sahabat SMA nya mau menikah dan Prewed di Korea. Sekalian ia mengajak Kariri dan Frisca. Frisca jika bertemu Rey biasa saja. Begitupun Rey.
Frisca sedang berfoto-foto sama Kariri. Tiba-tiba Rey menghampiri, memanggil Kariri. Rey ingin berbicara empat mata sama Frisca. Sebelum dia menemukan Stella. Sebelum hatinya bener-bener jatuh ke perempuan lain. Kini Kariri pergi memberi waktu buat mereka berdua berbicara. Rey menatap Frisca tanpa kedip, begitupun Frisca menatap wajah Rey. Frisca mengingat kenangannya dulu bersama Reyneis. Kedua matanya berkaca-kaca, ia mengingat masa-masa dulu saat bercanda.
"Maafin aku ya! Kalau selama ini kamu nggak pernah bahagia sama aku. Maaf kalau kamu sering kecewa dan terluka, tapi sekarang kamu sudah mendapatkan lelaki yang sangat baik, lelaki yang sangat mencintaimu. Kariri sahabat ku dari SMP. Aku tau sifat dia, aku percaya sama dia. Bahwa dia bisa membahagiakan kamu. Jangan sedih lagi, sekarang kamu bahagia kan sudah tercapai keinginan mu ingin pergi ke korea. Sekarang, hari ini, kemaren, lusa kamu sudah keliling di negeri Ginseng ini. Senyum dong jangan sedih gitu." Ungkap Rey panjang lebar.
Mata Frisca berkaca-kaca mendengar ungkapan Rey. Sebenarnya ia masih mencintainya, tapi ia sudah tau kalau Rey tidak mencintai dirinya lagi.
"Aku juga minta maaf ya Rey kalau aku sering bikin kamu kesal, nyebelin kadang aku bersikap seperti anak kecil aku minta maaf. Jangan hindari aku Rey meski kita sudah tidak ada hubungan lagi. Tapi aku tetap ingin bersahabat atau aku ingin kamu menganggapku sebagai adikmu Rey." Ucap Frisca lirih sembari terisak dan memeluk Rey. Rey pun membalas pelukan Frisca begitu erat.
"Ussstt sudah jangan menangis nanti jelek, lusa kita akan kembali ke Jakarta. Tapi kalau kamu masih ingin di sini tidak apa-apa, nikmati dulu sampai kamu puas okay! Tenang saja semua sudah ku serahin sama Kariri. Jadi kalau mau beli sesuatu apa mau makan yang kamu inginkan bilang saja sama Kariri." Ujar Rey sembari mencium kening Frisca. Frisca cuma menganggukkan kepalanya. Lalu kembali memeluk Rey, menumpahkan semua tangisannya di pelukan Rey.
Dicky dan Kariri merhatiin mereka berdua. Kariri lega melihat Rey sudah berubah. Tidak seperti dulu lagi, mau dengerin nasehatnya. Pacaran sama Frisca ini paling lama. Biasanya dia pacaran 2 bulan 4 bulan apa 2 minggu putus. Ini sama Frisca hampir satu tahun Rey hubungan sama Frisca.
"Gue nitip Frisca sama lo bro, jaga dia baik-baik. Lusa kita balik duluan, lo sama Frisca tetaplah disini. Tolong bawa Frisca keliling di Korea ini biar dia senang tidak sedih lagi. Ini harapan dia dulu ingin keliling di negeri Ginseng." Pesan Rey kepada Kariri.
"Sip bro jangan kawatir! Terima kasih lo sudah mendengar nasehat-nasehat gue. Semoga lo cepat menemukan Stella sehabis pulang dari sini. Dan tolong buka lembaran baru, jangan seperti dulu lagi." Ungkap Kariri. Lalu mereka berpelukan.
Kemudian Rey kembali ke hotel, sedangkan Dicky, Beni dan sahabatnya yang lain pada beres-beres, karena pemotretannya sudah selesai. Dan calon pengantinnya pun juga sudah kembali ke hotel ingin beristirahat.
☆♧☆♧☆
Indonesia, Jakarta!
Reynies sudah kembali ke Jakarta, saat ini Rey sedang berkumpul bersama sahabatnya di Caffe milik orang tuanya Rey. Mereka ingin memberi kejutan Adi karena ini hari ulang tahunnya. Adi belum tau, jika ini rencanya Dicky sama Beni. Adi ngak tau ada dimana saat ini. Lulu dan Fara masih benerin cake yang ia buat dari pagi tadi belum selesai juga. Dita sama Leni masih niup balon. Sedangkan teman yang lain pada sibuk masing-masing.
Di sebuah kiri dekat Rey dan sahabatnya ada seorang wanita yang berjalan terburu-buru setelah mendapatkan panggilan dari ibunya karena anaknya tiba-tiba demam.
Sedangkan Rey ingin pergi ketoilet untuk buang air kecil, Rey melangkah tanpa melihat sekelilingnya karena sedang sibuk dengan Smart phonenya hingga tanpa sengaja Rey menabrak tubuh seorang wanita. Wanita itu pun tidak fokus menatap sekeliling karena ia juga sibuk mengaduk-ngaduk isi dalam tasnya untuk mencari sesuatu. Dan karena sama-sama tidak saling melihat, kedua manusia tersebut saling bertabrakan. Rey langsung menahan tubuh wanita itu yang hampir terjatuh. Hingga mengabaikan benda pipih dari pegangannya.
"Maaf! Maaf! Maafkan saya, saya tidak sengaja, soalnya lagi buru-buru." Ucap seorang wanita itu sembari menundukkan kepalanya.
Sedangkan Rey membeku, menatap siapa wanita tersebut! Kedua netra Rey terbelalak, tubuhnya menegang setelah mengetahui wajah wanita itu.
"Stella." Gumam Rey pelan, namun masih di dengarnya. Kemudian wanita yang di sebut Stella itu mendongak melihat wajah Rey. Ia langsung membeku karena syok.
Deg
Reyneis, gumam Stella . . .
BERSAMBUNG.
It's Me Rera